Selamat Jalan Fidel

Mantan Presiden sekaligus pemimpin revolusi Kuba, Fidel Castro tutup usia pada umur 90 tahun. Castro adalah pemimpin yang disegani oleh rakyat Kuba maupun negara lain. Dari catatan dihimpun Jurnal Asia, Selama kepemimpinanya, Kuba menjelma sebagai salah satu negara yang disegani karena sering menentang kekuasaan Amerika.

Bahkan, banyak cerita mengenai sosok pemimpin yang mengidolakan Bung Karno ini akibat kerap menjadi target pembunuhan oleh lawan politiknya. Ia telah memimpin Kuba hampir setengah abad sebelum memutuskan untuk menyerahkan kekuasaan pada saudara laki-lakinya yaitu Raul Castro tahun 2008.

Meski dicap sebagai seorang diktator, Fidel Castro punya pengaruh besar. Wafatnya Castro membuat sejumlah pelarian orang Kuba di Amerika Serikat sempat bersorak gembira. Pasalnya bagi sebagian orang Kuba di pelarian, Castro ialah sosok diktator.

Apapun pandangan kita terhadapnya Castro, tapi seorang yang mampu berkuasa tanpa jeda selama 57 tahun sampai napas terakhirnya, itu tidak gampang. Mungkin rekor kekuasaan terlama dalam sejarah kepemimpinan di abad ke-20 dan abad ke-21. Sejak berkuasa sampai nafas akhirnya, Kuba konsisten memposisikan diri sebagai musuh imperialisme.

Apalagi yang paling menarik dari Castro adalah sejarahnya merupakan catatan seorang pemimpin yang tidak pernah bergeser sejengkal pun dari prinsip-prinsip perjuangan yang dianutnya.
Castro tidak pernah tergoda mengadopsi sistem ekonomi liberal, seperti dilakukan oleh pemimpin dunia, yang awalnya anti imperialisme justru berbalik menjadi lebih imperialis dibanding imperialis asli.

Dan Kuba sepanjang sejarahnya tetap konsisten bersahabat dengan Rusia. Bahkan Amerika Serikat pun, di era Barack Obama, akhirnya menormalisasi hubungan diplomatik AS-Kuba pada 20 Juli 2015, yang kemudian ditandai dengan pembukaan kembali Kedubes Amerika di Havana, dan Kedubes Kuba di Amerika.

Di luar Kuba, tokoh-tokoh dunia menyatakan duka citanya atas meninggalnya Fidel Castro. Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyebut Fidel sebagai sosok yang tulus dan selalu bisa diandalkan oleh Rusia selaku negara sahabat Kuba.

Tidak semua orang melihat Fidel secara positif. Di Miami, AS, orang-orang Kuba yang tinggal di sana untuk menghindari rezim komunis justru menyambut berita kematian Fidel dengan penuh suka cita. Saudari Fidel yang bernama Juanita Castro dan sekarang tinggal di AS menyatakan kalau ia tidak akan menghadiri prosesi pemakaman Fidel. Menurut Juanita, Fidel sudah kehilangan rasa kemanusiaannya karena ia tidak segan-segan menggunakan cara kekerasan untuk menyingkirkan lawan politiknya.

Bahkan hampir seumur hidupnya Fidel Castro berkonflik dengan Amerika. Castro tetap mampu memberikan perlawanan terhadap AS. Tak kurang, sembilan Presiden AS dihadapinya mulai dari Dwight Eisenhower hingga Bill Clinton dan mundur dari Presiden Kuba saat George W Bush berkuasa di Amerika. Kini semua tinggal kenangan. Selamat Jalan Fidel Castro, sejarah telah membebaskanmu. (*)

Close Ads X
Close Ads X