Penghijauan Gedung Tinggi Kota

Oleh : Datuk Imam Marzuki

Bangunan Tinggi yang padat dipusat-pusat kota besar di dunia, telah mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan terutama peningkatan panas dan efek silau akibat dari pantulan permukaan dinding eksterior /fasade bangunan.

Lingkungan pusat kota menjadi sangat panas , akibat radiasi panas dari permukaan dinding bangunan yang sangat luas dibandingkan luas tanah permukaan di sekeliling bangunan. Salah satu cara untuk mengurangi radiasi panas tersebut, adalah dengan memberikan penghijauan pada setiap lantai bangunan tinggi, yang disebut sebagai penghijauan bidang vertical.

Perancangan dan perencanaan kota harus sudah memulai dengan membuat regulasi untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan pusat kota,sehingga memberikan kenyamanan fisik dan visual kepada manusia, terutama kota dengan iklim tropis lembab seperti di negara kita.

Para ahli perancang kota, arsitek dan perancang sosial telah lama menyadari masalah kakunya ini dan telah diupayakan dengan berbagai cara untuk melunakkan suasana termasuk menerapkan elemen pohon dan air dalam penataan kota-kota.

Mereka juga telah meneliti contoh-contoh kemajuan arsitektur zaman lampau termasuk arsitektur Islam di Iran dan Spanyol dalam menerapkan elemen landsekap pada pengaturan kota mereka.

Konsep kota dalam taman dikemukakan bagi mengimbangi kekakuan landskap kota agar keseluruhan kota tidak hanya dipenuhi oleh hutan beton saja tetapi dipenuhi juga oleh pohon-pohon kayu, bunga-bungaan dan rumput. Hasilnya ialah sebuah kota yang indah dengan lingkungan yang nyaman dan sesuai untuk dihuni oleh manusia.

Ada beberapa gedung pencakar langit yang berada di Kota Medan ini, misalnya: JW Marriott and B&G Tower merupakan sebuah gedung di kota Medan yang terdiri dari 28 lantai. Grand Swiss-Belhotel, terdiri dari 27 lantai.

Camridge City Square terdiri dari 26 lantai. Adi Mulai Hotel merupakan hotel bintang 4, jumlah lantai yang dimiliki oleh Adi Mulia Hotel adalah 18. Gedung Grand Aston ini terdiri dari 16 lantai.

Citi Internasional merupakan sebuah hotel berbintang 3 di kota Medan. Hotel ini terdiri dari 16 lantai dan berada pada posisi kedelapan sebagai gedung tertinggi di kota Medan.

Royal Residence terdiri dari 2 tower yang masing-masing memiliki 15 lantai. Dan banyak lagi gedung-gedung tinggi pencakar langit yang tidak bisa disebutkan.

Kota Medan terus mengalami perkembangan yang pesat untuk terus memantapnya posisinya sebagai salah satu kota yang paling metropolis di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan infrastruktur di kota Medan.

Selain infrastruktur, perkembangan pesat kota Medan juga dapat dilihat dari kehadiran gedung-gedung tinggi yang semakin menjamur di kota Medan. Medan memang merupakan salah satu kota di Indonesia yang paling pesat mengalami pertumbuhan gedung-gedung tinggi.

Hampir semua kota dipenuhi oleh struktur pencakarlangit. Keadaan yang sama juga dipenuhi oleh hutan beton yang kaku dan menimbulkan banyak masalah lingkungan fisik, tidak ketinggalan juga masalah sosial dan budaya.

Dari sudut pandang ekologi, hubungan manusia dan tumbuh-tumbuhan sangat erat sekali, keduanya saling memerlukan untuk keseimbangan dan kesinambungan ekosistem alam. Penghijauan secara horizontal ini sebenarnya dapat menyelesaikan sebagian dari masalah peningkatan panas.

Cuaca di Kota Medanri belakangan ini terasa sangat panas dan menyengat. Bahkan, cuaca begitu terik hingga membuat masyarakat urung melakukan aktivitas di luar rumah.

Konsep penghijauan vertikal ini membutuhkan teknik dan aturan yang melibatkan biaya yang agak tinggi untuk pelaksanaannya. Namunpun begitu, demi menjaga kualitas lingkungan, kita perlu mencipta serta menerapkan sesuatu yang berupaya memberi nilai kemanusiaan .

Penanaman pohon dan tumbuh-tumbuhan di atas tanah merupakan satu pendekatan yang bisa menghasilkan penghijauan yang dapat dinikmati secara terus oleh mereka yang berada di atas dan berdekatan dengan permukaan tanah.

Kota modern kini lebih banyak menyediakan bangunan tinggi sebagai tempat tinggal, berkerja dan berekreasi. Pengurangan kawasan keras dan bertambahnya kawasan hijau di kota telah sedikit-sebanyak mengurangi hawa panas dari matahari, di samping meningkatkan oksigen untuk pernafasan.

Kawasan hijau ini juga berupaya meningkatkan daya serapan air hujan dan dengan itu dapat mengurangi banjir . Pohon-pohon rindang juga menjadi peneduh manusia dan aktivitifitasnya serta peneduh pada sebagian dari bangunan.

Keoptimalan pohon-pohon untuk menjadi peneduh tergantung dari ketinggian batangnya. Dalam konteks bangunan tinggi, jelas kiranya kita juga perlu menanam dan menumbuhkan pohon dan tumbuh-tumbuhan pada bangunan ini.

Sama pada sebagian dinding luar, pada lantai atau pada atap agar keinginan menghijaukan permukaan bumi dapat dicapai sepenuhnya. Isu utama untuk memenuhi keperluan ini ialah bagaimana untuk menumbuhkan pohon diatas bangunan.

Hal ini perlukan para arsitek yang kreatif dan berwawasan lingkungan dalam merancang bangunan. Konsep penghijauan secara vertikal ini bukanlah satu masalah baru tetapi sesuatu yang sukar untuk dilaksanakan.

Dalam merancang suatu kawasan, kita umumnya hanya melihat secara horizontal atau dua dimensi saja. Tata guna lahan dihasilkan dengan membagi kawasan kepada zona-zona tertentu menurut keperluan seperti perumahan, industri atau komersial dan kawasan terbuka hijau.

Oleh karena itu, penambahan kawasan hijau di kota hanya untuk memenuhi keperluan aturan perancangan kota. Jarang sekali kita mengaitkan keperluan ruang terbuka dengan jumlah penduduk yang akan terpusat ke satu kawasan.

Sebagai contoh, dalam zona berkepadatan tinggi, perbandingan penduduk dengan kawasan hijau yang disediakan berdasarkan peraturan sebenarnya sangat kecil.

Terdapat dua masalah lingkungan yaitu: masalah peningkatan panas dan masalah silau pada bidang penglihatan merupakan. Dua masalah pokok yang terus muncul akibat pembangunan bangunan tinggi di lingkungan kota.

Penanaman pohon dan penghijauan kota merupakan salah satu aturan penyelesaian yang baik dan optimal . Pohon-pohon boleh ditanam menggunakan dua aturan berikut: Aturan penanaman pohon secara horizontal (pada permukaan tanah).

Aturan penanaman pohon secara vertikal (pada dinding eksterior). Jumlah penanaman pohon masih rendah dibandingkan dengan pemusnahan kawasan hijau untuk pembangunan. Penanaman pohon juga masih kurang memperhatikan usia pohon agar berfungsi secara optimal.

Kebanyakan penanaman pohon di kawasan perumahan baru hanya menitikberatkan kuantitas untuk meningkatkan daya tarik saja. Bukannya menanam pohon yang baik, dan berkualitas.

*) Penulis Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang

Close Ads X
Close Ads X