Penembakan Sadis Terulang

Jelang Imlek, aksi kriminal sadis terjadi di Medan. Hal ini menjadi PR bagi petugas kepolisian untuk mengungkap kejahatan tersebut. Pasalnya, dari rekap data kasus yang dhimpun Jurnal Asia, ternyata aksi penembakan di Kota Medan sudah ada tiga tak terungkap. Kali ini pun bertambah menjadi empat, bila tak terselesaikan.

Kasus dialami Kuna, sang pengusaha airsoft gun yang direnggut ajal pasca tubuhnya diterjang timah panas. Tindakan dua bandit tak dikenal memang tergolong nekat. Beraksi di tengah padatnya warga sedang menjalankan aktivitas pada Rabu (18/1) pagi kemarin.

Kita tentu tidak ingin Kota Medan yang tercinta ini menjadi tidak aman, gara-gara ulah segelintir oknum. Apalagi kejahatan menggunakan senjata api tentu menjadi pertanyaan cukup besar. Apakah peredaran senpi secara ilegal di Medan sudah semakin marak, atau memang kinerja kepolisian terus merosot untuk memerangi hal tersebut.

Polri sebagai penanggung jawab keamanan dituntut bekerja lebih keras lagi agar bisa memberikan rasa aman terhadap masyarakat. Butuh kebijakan khusus dalam mengatasi maraknya kejahatan jalanan ini. Salah satu kejahatan sadis terjadi kemarin pagi di kawasan Kesawan kemarin.

Kasus penembakan tersebut benar-benar meng­gugah hati kita betapa keamanan di Medan sudah sangat memprihatinkan. Siapa pun bisa menjadi korban kriminalitas tanpa ada perlindungan dari aparat hukum kita.

Para aparat keamanan tampaknya juga sudah kewalahan untuk bisa menghentikan maraknya kejahatan yang terjadi. Hampir setiap hari kejahatan terjadi di wilayah Kota Medan.

Karena itu tak bisa disalahkan juga jika akhirnya muncul kesan di masyarakat yang menilai Polri tidak bekerja serius. Polri seharusnya bisa berbuat lebih untuk melindungi masyarakat yang telah menggajinya dengan uang pajak. Ada sejumlah faktor mengapa kriminalitas makin sadis dan tak terkendali. Pertama, makin tingginya angka kemiskinan.

Kedua, rendahnya hukuman yang dijatuhkan pengadilan bagi para pelaku kejahatan dengan kekerasan ini. Tidak jarang, hakim hanya memvonisnya beberapa tahun. Akibatnya, banyak pelaku kejahatan menjadi residivis dan terus mengulangi kejahatannya. Bahkan, ketika keluar penjara, sering kali mereka malah bertambah jaringannya dan makin sadis.

Dan kejahatan menggunakan senjata api se­benarnya sudah bukan barang baru. Hal tersebut diduga sepertinya dibiarkan tumbuh subur. Itu dapat dilihat dari maraknya bisnis senjata ilegal yang sudah berlangsung lama dan kemudahan mendapatkan senjata.

Ini menjadi PR polisi, agar lebih tangkas dalam mencegah atau mengungkap kasus kejahatan.

(*)

Close Ads X
Close Ads X