“Pahlawan” Modern Bernama E-Commerce

Oleh : Sagita Purnomo

Krisis keuangan, kebijakan pemerintah yang tak pro rakyat dan pesatnya laju inflasi memberi pengaruh besar terhadap semakin lemahnya daya beli masyarakat Indonesia khususnya golongan menengah kebawah saat ini.

Sebagian besar masyarakat semakin ‘tercekik’ dengan tingginya harga barang barang pokok sementara penghasilan nyaris sama sekali tak mengalami peningkatan berarti. Guna mensiasati hal tresebut, barang barang dengan harga murah yang banyak dijual di dunia maya (E-Commerce) menjadi salah satu opsi terbaik masyarakat untuk membuat dapur tetap berasap.

Semakin banyaknya penguna internet dan smartphone, menjadi peluang besar bagi pelaku usaha dalam memasarkan produknya secara online. Melalui perantara internet, dapat mengatasi masalah jarak dan waktu yang selama ini menjadi kesulitan tersendiri dalam perdagangan dan transaksi.

Oleh karenanya, jual beli secara online saat ini tengah mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Bahkan meski daya beli masyaraklat saat ini tengah lesu, namun dengan adanya tawaran harga murh dari E-Commerce, seakan menjadi angin segar bagi dunia perniagaan. Transaksi E-Commerce justru mengalmi peningkatan pesat dari waktu kewaktu.

Saat pemerintah belum mampu memberi subsidi lebih atau mengendalikan harga suatu produk di pasar konvensional, E-Commerce hadir sebagai penolong dengan menghadirkan barang dengan harga terjangkau dan kualitas baik. Singkatnya E-Commerce telah menyelamatkan wajah pemerintah dan membantu masyarakat menengah kebawah memenui sebagian kebutuah hidupnya.

Dampak positif
Berdasarkan informasi yang penulis rangkum dari sejumlah media, menyebutkan bahwa pencabutan atau pengurangan sejumlah subsidi penting (minyak dan listrik) memberi dampak besar bagi berbagai aspek kehidupan, terutama bagai industri.

Akibat cost oprasional yang bertambah karena pencabutan subsidi, membuat pengusaha melakukan penghematan dengan memangkas tenaga kerja atau menaikan harga barang. Penurunan aktivitas perusahaan mempengaruhi lapangan kerja formal maupun informal.

Ditambah dengan regulasi peenurunan (penyesuaian upah buruh) yang disesuaikan dengan laju inflasi dan kebutuhan layak hidup, membuat daya beli masyarakat menengah kebawah terus melemah. Kondisi ini tentu sangat tidak menguntungkan bagi stabilitas perekonomian nasional.

Menanggapi hal tersebut, salah satu CEO E-Commerce terbesar di Indonesia, Achmad Zaky, mengatakan bahwa meski daya beli masyarakat tengah lesu, namun transaksi penjualan di E-commerce justru mengelami peningkatan. Ia menilai bahwa faktor perbandingan harga, kemudahan dalam berniaga dan bertransaksi menjadi kunci penting tingginya transaksi penjualan di E-Commerce.

“Kalau di Bukalapak sendiri naik tiga digit atau triple digit. Satu bulan transaksi di Bukalapak mencapai Rp 1 triliun, dengan transaksi per hari rata-rata 150.000. So far masih terus mengalami peningkatan terus sebagaimana jumlah pelapak yang saat ini sudah 1,7 juta. Kemudian contohnya, orang di ujung Sabang bisa jualan kopi langsung ke pembeli yang berada di apartemen mewah di Jakarta. Lima tahun lalu, tidak ada yang seperti itu. Jadi ada pergeseran perputaran ekonomi, karena di manapun orang sekarang bisa berjualan,” imbuhnya.(MedanBisnisdaily.com)

Lanjutnya, barang yang paling banyak dibeli di situs miliknya bukan hanya sebatas kebutuhan pokok, melainkan kebutuhan tambahan seperti produk fashion dan gadget. Meningkatnya tarnsaksi belanja online juga meberi dampak positif bagi jasa pengiriman barang.

Ini terlihat dari banyaknya bermunsulan perusahaan ekspedisi baru yang terus tumbuh dan menyerap tenaga kerja. Bukan hanya itu, E-commerce juga berkontribusi besar bagi roda perekonomian, setidaknya pada tahun 2016 lalu ternasaksi E-Commerce menembus angka US$30 miliar (setara Rp394 triliun).

Bayakngkan saja, jika pemerintah resmi memberlakukan pengenaan pajak bai E-Commerce, tentu sangat besar penerimaan negara (pajak) yang dapat dipungut dari sini.

Singkatnya E-Commerce ibarat pahlawan di era modren. Disatu sisi E-Commerce mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang berkualitas dengan harga terejangkau (sesuai daya beli) dan disisi lain E-Commerce telah menyelamatkan muka pemerintah karena belum mampu merealisasikan keinginan masyarakat tersebut.

Jika pemerintah tanggap dan sigap dalam membaca peluang ini, harusnya pemerintah dapat menjadi pelaku dan atau menghadirkan regulasi yang mempermudah perkembangan E-commerce untuk terus memenuhi kebutuhan masyarakat luas.

Ditengah lesuhnya daya beli dan ketatnya dunia persaingan usaha, keberadaan E-commerce mejadi sangat penting untuk terus menggerakan sekaligus menstabilkan roda perekonomian nasional. Semoga E-commerce terus berkembang dan berinovasi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang berkualitas dengan harga terjangkau.

*)Penulis adalah Alumni UMSU

Close Ads X
Close Ads X