Metode CGA, Peran Mahasiswa dalam Pemberantasan Narkoba

Oleh : Nisa Hajja Qadri Harahap

Permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia masih menjadi suatu polemik yang belum menemui solusi yang sesuai dengan ekspektasi.

Menempati posisi ke 3 untuk angka penyalahgunaan narkoba tertinggi di dunia di bawah Meksiko dan Kolombia dan menjadi negara dengan tingkat transaksi narkoba tertinggi di ASEAN menggambarkan bahwa Indonesia darurat narkoba.

Pemuda dan remaja yang merupakan generasi penerus bangsa justru menjadi subjek dari penyalahgunaan narkoba tersebut.

Sekitar 5,9 juta penduduk Indonesia adalah pecandu narkoba dan 14 ribu diantaranya adalah pemuda usia 12 – 21 tahun dengan rata – rata pemakaian awal narkoba pada usia 19 tahun. (sumber : BNN), Berdasarkan data tersebut, maka pemuda dan remaja menjadi sangat rentan terindikasi dengan narkoba.

Usia yang dimaksud merupakan usia sekolah, mulai sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Mudahnya akses untuk mendapatkan narkoba tersebut menjadi pemicu mudahnya pemuda terindikasi narkoba.

Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), rata – rata jenis narkoba yang pertama sekali dikonsumsi oleh pecandu adalah jenis ganja. Dengan harga yang cukup terjangkau tentu memudahkan pemasaran ganja di kalangan pemuda dan remaja.

Hal ini tentu sangat memilukan mengingat pemuda adalah generasi penerus bangsa yang digadang – gadangkan menjadi generasi emas Indonesia pada tahun 2045 tepat 100 tahun Indonesia merdeka.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka seluruh elemen masyarakat diharapkan dapat memberikan peran di dalam pemberantasan narkoba, tak terkecuali mahasiswa sebagai agent of change dituntut untuk berpartisipasi aktif dalam pemberantasan narkoba tersebut.

Yang menjadi pertanyaan adalah, peran seperti apa yang harus dilakukan oleh mahasiswa? Penulis beropini bahwa peran mahasiswa dalam pemberantasan narkoba dapat dilakukan dengan metode CGA (Care, Give and Action).

Yang pertama kali dilakukan oleh mahasiswa untuk memberantas narkoba adalah menumbuhkan rasa kepedulian akan masalah narkoba tersebut(care), kepedulian yang dimaksud adalah peduli terhadap korban dari narkoba tersebut.

Slogan “Jauhi Narkobanya bukan Korbannya” sangat cocok untuk diboomingkan, diharapkan dengan slogan tersebut dapat merubah pola fikir masyarakat terhadap korban dari pemakaian narkoba tersebut.

Setelah muncul rasa kepedulian (care )maka akan ada sebuah tindakan ataupun peran yang diberikan (give) sebagai wujud dari kepedulian tersebut. Bentuk dari rasa kepedulian (care) bisa ditunjukkan dengan melakukan pencegahan terhadap pemakaian narkoba terlebih dahulu tentunya di dalam keluarga, cara yang dapat dilakukan adalah memberikan nasihat tentunya dengan pendekatan kekeluargaan.

Untuk cakupan yang lebih luas seharusnya kita sebagai mahasiswa mampu melakukan seminar – seminar tentang bahaya narkoba di daerah masing – masing, dan membentuk serta mengkoordinir kelompok belajar atau kelompok minat remaja yang dapat membawa remaja kepada kegiatan positif sehingga waktu untuk melakukan kegiatan negatif seperti penyalahgunaan narkoba tidak tersisa.

Hal – hal di atas masih berbicara tentang teori semata, untuk mewujudkan itu semua, tentu sebagai mahasiswa harus ada aksi (action) yang dilakukan. Untuk mewujudkan teori teersebut menjadi aksi nyata, tentu diperlukan adanya persiapan dan pembkalan diri yang memadai.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah kita sebagai mahasiswa benar – benar bersih dari narkoba, artinya tidak menjadi konsumen barang haram tersebut. Kemudian perbanyaklah pengetahuan tentang bahaya narkoba untuk terus menambah bekal ketika memberikan seminar mengenai hal tersebut.

Kemudian sebagai mahasiswa, kita dapat membentuk tim pencegahan narkoba yang bertugas untuk melakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba di masyarakat terutama bagi para remaja.

Berdasarkan pembahasan di atas, diharapkan dengan metode Care, Give and Action (CGA) tersebut, mahasiswa dapat berkontribusi secara nyata terhadap pemberantasan narkoba dan dapat mengurangi angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia terutama dikalangan remaja untuk mewujudkan Indonesia emas 2045.

*)Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unimed

Close Ads X
Close Ads X