Menyongsong Pilgubsu

Hari ini rencananya KPU Sumut akan mengumumkan cagubsu yang lolos dari tahapan seleksi. Apakah ketiga pasangan yakni Djarot-Sihar, Edy-Ijeck ataupun JR-Ance tetap melaju seperti sebelumnya. Hari ini akan dipastikan.

Sekarang “aroma”-nya sudah semakin terasa dan “tim sukses” dari masing masing calon sudah mulai bergerilya mensosialisasikan visi/misi dan program unggulan dari calon kepala daerah yang didukungnya.

Timses juga tidak lupa menawarkan janji manis kepada masyarakat tentang “perubahan” dan “kesejahteraan” yang lebih baik. Bahkan tidak jarang beberapa dari mereka juga menawarkan “uang” atau bantuan lain yang sifatnya sementara seperti membagi-bagikan “sembako” dan lain sebagainya.

Pertanyaan bagi kita sekarang khususnya masyarakat mendapatkan manfaat jangka panjang yang nyata untuk kemajuan daerah kita ke depan?

Sebenarnya tidak ada yang mengharuskan kita memilih “siapapun” karena salah satu asas PILKADA itu adalah “bebas”, artinya tidak ada yang dapat mengarahkan, memaksa, menekan atau mengintimidasi kita untuk memilih pasangan tertentu dan itu dijamin oleh undang-undang.

Tetapi alangkah baiknya apabila kebebasan dan hak suara yang kita miliki itu kita gunakan sebaik mungkin untuk mendapatkan kemaslahatan bagi daerah kita masing-masing.

Dalam kamus politik “Tidak ada musuh abadi, yang ada adalah kepentingan abadi”. Itu juga berarti bahwa “sahabat abadi” juga tidak ada. Anda dibutuhkan hanya ketika diperlukan dan ketika Anda dianggap tidak dapat lagi berkontribusi kepada partai atau organisasi maka siap-siaplah untuk dicampakkan ke luar arena.

Kedengarannya “sangat kejam dan sadis” tetapi memang demikianlah kenyataan sesungguhnya. Justru karena itu selagi Anda masih dibutuhkan maka manfaatkanlah momen yang sangat singkat ini untuk mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya untuk daerah kita yang sifatnya jangka panjang.

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah “Siapakah yang harus kita pilih?” Apa saran atau nasehat politik terbaik untuk daerah-daerah terpencil dan terisolir?

Bersatulah…. dan jangan terpecah, walau apapun yang terjadi. Banyak suara lebih kuat dari satu atau dua suara. Mintalah bantuan nyata yang sifatnya jangka panjang, seperti pembangunan jalan, jembatan, sekolah, irigasi, dsb. di ‘awal” bukan nanti jika sudah menang. Mereka tidak akan mengingatnya lagi sama sekali.

Pilihlah pasangan yang mempunyai peluang paling kuat untuk menang karena mereka akan memimpin 5 tahun ke depan. Jika suara kita bulat atau mayoritas memilih pasangan yang kalah, bersiaplah menderita untuk 5 tahun ke depan akan di”terlantar”kan.

Lakukan komunikasi politik yang cerdas dan sederajat dengan timsesnya. Sekarang masyarakat adalah raja dan yang memegang kendali. (*)

Close Ads X
Close Ads X