Menjadikan Televisi Sebagai Media Pendidikan

Oleh : Hasrian Rudi Setiawan MPdI
Dalam mengajar seorang guru perlu menggunakan media. Dengan media, informasi pembelajaran akan mudah tersampaikan kepada peserta didik. Saat ini media yang paling sering digunakan adalah televisi. Namun, siaran televisi sendiri kelihatannya lebih mengedepankan fungsi hiburan bagi masyarakat dibandingkan dengan memberikan informasi pendidikan.

Hal ini mungkin karena pengelola stasiun televisi kurang menyadari akan tanggung jawab mereka akan dunia pendidikan. Padahal apa pun yang disiarkan televisi, sadar atau tidak, akan senantiasa menyosialisasikan nilai-nilai sosial-budaya tertentu dan berdampak pada penonton.

Sebahagian orang bahkan menuduh penyimpangan social yang terjadi ditengah-tengah kehidupan masyarakat adalah akibat siaran dari televisi yang tidak mendidik. Padahal saat ini banyak juga tayangan televisi yang sifatnya mendidik, namun terkadang tergantung persepsi dan sudut pandang penonton dalam menilai suatu tayangan televisi.

Misalnya: suatu stasiun televisi ingin mengkampanyekan pemberantasan HIV/AIDS dengan sosialisasi penggunaan kondom, tentunya ini merupakan niat baik, namun terkadang ada sebahagian masyarakat menuduh bahwa siaran televisi mendorong praktik seks bebas melalui pemanfaatan kondom (dampak buruk).

Karena itu, dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Joseph Klapper, bahwa penyebab kekerasan di masyarakat adalah faktor structural, yaitu kesenjangan sosial-ekonomis, lingkungan, dan sebagainya. Sedangkan tayangan kekerasan televisi, bukanlah penyebab terjadinya kekerasan di masyarakat, melainkan sebagai salah satu faktor yang memperkuat atau mengukuhkan nilai kekerasan yang sudah ada.

Dari penelitian tersebut kita mendapatkan gambaran bahwa, tidak semua tindakan kejahatan dan kekerasan disebabkan oleh siaran televisi, namun televisi merupakan faktor yang memperkuat atau mengukuhkan nilai kekerasan yang sudah ada. Kelihatanya terkadang penonton tidak banyak dapat menyerap pelajaran yang dapat diambil dari suatu tayangan televisi, yang panyak penonton ambil adalah sisi hiburannya.

Semestinya sebagai penonton kita harus dapat memilah dan memilih antara nilai positif mana yang perlu diinternalisasi untuk kemudian diadopsi dan nilai negatif mana yang perlu diabaikan dari suatu siaran televisi.

Dalam menjalankan fungsi pendidikan siaran televisi tidak mungkin dijalankan dengan cara yang linier. Jika hal tersebut dilakukan tentunya siaran televisi juga akan kelihatan membosankan. Dan akhirnya akan ditinggalkan penonton. Pada siaran televisi nilai-nilai pendidikan disampaikan dengan penampilan pesan-pesan, karakter pemeran dan lain sebagainya. Misalnya ada peran orang baik, jujur dan sebagainya dan adapula peran orang jahat.

Dengan demikian, siaran televise terbukti dapat memberikan pesan-pesan pendidikan dan dapat mempengaruhi pen­di­dikan seorang anak. Seperti berpengaruh pada sikap se­seorang, kreativitas, motivasi, pandangan hidup, gaya hidup, dan juga orientasi masyarakat.

Dengan demikian, salah satu bentuk pendayagunaan tegnologi komunikasi adalah media televisi. Namun demikian pula dalam menggunakan media televisi seorang anak harus diarahkan pada tindakan yang positif.
*)Penulis Dosen FAI UMSU

Close Ads X
Close Ads X