Menanti Festival Danau Toba

Oleh : Ester Hervina Sihombing

Ada saja tantangan untuk memper­kenalkan danau toba. Diundurnya Festival Danau Toba tahun 2017 salah satunya. Festival Danau Toba tahun 2017 seharusnya dilaksanakan tanggal 6-9 September 2017. Diundur menjadi tanggal 6-9 Desember 2017.

Banyak spekulasi terkait pengunduran tersebut. Ada yang mengatakan terkait pendanaan. Ada yang mengatakan karena birokrasi yang terlalu berbelit-belit. Terlepas dari ragam spekulasi, idealnya Festival Danau Toba dilaksanakan tepat waktu.

Event ini penting sebagai bagian menjadikan danau toba destinasi wisata dunia. Pihak penyelenggara dalam hal ini pemerintah kabupaten dan provinsi harus serius. Jika memang tidak bisa membagi waktu, baiknya diserahkan kepada pihak lain semisal swasta.

Dengan demikian pelaksanaan dapat berjalan profesional dan tidak lagi terjadi penundaan waktu.

Festival Danau Toba dulunya bernama Pesta Danau Toba. Pesta Danau Toba mulai dilaksanakan tahun 1980. Awalnya merupakan event penduduk lokal sebagai ungkapan syukur masyarakat yang bermukin disekitar danau toba. Pada tahun 2013 nama Pesta Danau Toba berubah menjadi Festival Danau Toba.

Berdasarkan sejarah ini jelas Festival Danau Toba memiliki nilai yang sangat besar. Sejak Presiden Joko Widodo menjadikan Danau Toba salah satu objek wisata yang akan dibangun, pemerintah kabupaten di sekitar danau toba dan pemerintah provinsi Sumatera Utara juga tak terlepas dari danau toba.

Danau Toba menjadi destinasi wisata dunia, pemerintah kabupaten dan provinsi juga akan terimbas dari segi peningkatan pendapatan. Tidak alasan untuk tidak serius dalam menangani event Festival Danau Toba.

Bahkan Festival Danau Toba harus dibuat meriah sehingga bermakna bagi semua. Kemeriahan event Festival Danau Toba harus menjadi salah satu momentum memperkenalkan danau toba baru kepada dunia.

Upaya untuk memperkenalkan danau toba harus fokus, tidak bisa setengah-setengah. Event Festival Danau Toba membutuhkan keseriusan. Semua elemen terkait harus serius dan fokus. Danau Toba tidak akan bangkit jika hanya dikerjakan oleh segelintir pihak.

Segala rencana yang telah disusun harus dikerjakan dengan sinergitas. Dengan demikian, optimistis Danau Toba bangkit dan menjadi destinasi pariwisata dunia seperti yang dicita-citakan.

Kembali menegaskan jika bangkitnya pariwisata Danau Toba akan membawa perubahan yang signifikan terhadap kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, khususnya yang tinggal disekitar Danau Toba.

Jangan menyia-nyiakan momentum yang ada didepan mata untuk mewujudkan impian tersebut. Pemerintah pusat yang serius melakukan pembenahan, harus didukung dengan keseriusan pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi Sumatera Utara.

Menyerahkan Ke Swasta

Salah satu bentuk keseriusan dan fokus dalam melaksanakan kegiatan yakni acara dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Disinilah kelemahan panitia penyelenggara Festival Danau Toba 2017. Jika dilihat sejarahnya, beberapa kali pelaksanaan event Festival Danau Toba waktunya mundur dari yang telah ditentukan.

Seharusnya sudah dapat dievaluasi sejak lama. Apabila panitia penyelenggara dalam hal ini pemerintah kabupaten yang didukung oleh pemerintahan provinsi Sumatera Utara tidak mampu untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang ditentukan, baiknya diserahkan ke pihak lain, semisal pihak swasta.

Tinggal dipikirkan bagaimana mekanisme pelaksanaannya, sehingga ketika dilaksanakan oleh pihak swasta, event Festival Danau Toba berkualitas.

Mekanisme pemilihan dapat dilakukan melalui proses lelang seperti pelaksanaan proyek-proyek pemerintah. Panitia Penyelenggara cukup mengumumkan pembukaan penawaran, melakukan seleksi mana yang paling berkualitas. Pemenang bukan mereka yang melakukan penawaran terendah.

Harus diperhatikan pula kualitas dan profesionalisme kerjanya. Dengan demikian panitia penyelenggara dalam hal ini pemerintah kabupaten dan provinsi dapat berkonsentrasi dengan kegiatan-kegiatan pemerintahan.

Bahkan pemerintah kabupaten dan provinsi dapat berkolaborasi untuk memunculkan ide-ide baru yang akan dilaksanakan oleh pihak swasta yang telah diberikan tanggung jawab.

Dengan demikian pelaksanaan Festival Danau Toba akan lebih semarak, berkualitas, dan berkesan. Sinergi swasta dengan pemerintah dipastikan mampu memberikan hasil yang memuaskan.

Monaco Of Asia

Monaco Of Asia istilah yang sedang menjadi trend dikaitkan merubah danau toba menjadi destinasi wisata dunia. Danau toba akan dijadikan indah bak negara monaco. Pemerintah menggelontorkan banyak dana guna mewujudkan program tersebut.

Danau toba memang mengandung keindahan dan sarat akan nilai kebudayaan yang tinggi. Jika ingin melakukan perubahan sehingga terwujud keindahan yang luar biasa, maka segala proses harus dilakukan secara serius dan transparan.

Masyarakat juga harus mendukung dengan tidak melakukan bentuk-bentuk usaha yang mengurangi keindahan danau toba, atau melakukan kegiatan yang memperlambat proses pembangunan. Penundaan event Festival Danau Toba merupakan salah satu hal yang memperlambat proses tersebut.

Mewujudkan Monaco Of Asia di danau toba jangan sampai berhenti di tengah jalan. Banyak pihak yang akan dirugikan. Keindahan dan keunikan yang dimiliki danau toba akan mengundang kedatangan para wisatawan baik nasional maupun mancanegara.

Secara psikologis, para pelancong akan menyukai sesuatu objek yang memiliki daya tarik yang belum ada ditempat yang lain. Oleh sebab itu, keindahan-keindahan yang dimiliki danau toba harus terus dibangun dan diperkenalkan.

Danau Toba menjadi Monaco Of Asia merupakan harapan kita bersama. Danau Toba yang baru, akan menambah aset provinsi Sumatera Utara dan Indonesia secara global. Sukses Mempersiapkan Festival Danau Toba yang semarah, berkualitas, berkesan, dan profesional.

*) Penulis Tenaga Pengajar di Politeknik Unggul LP3M Medan

Close Ads X
Close Ads X