Melirik Peluang Bisnis Dalam Pendidikan

Oleh : Lidia SPdI
Segala sesuatu dapat dibisniskan, termasuk dalam bidang pendidikan. Saat ini sedang trend bisnis pendidikan dalam bentuk pelatihan, seminar, bimbingan belajar (bimbel) dan lain sebagainya. Terkadang kita tidak dapat membayangkan pelatihan, seminar yang cuma beberapa jam saja namun biayanya terkadang cukup mahal sampai jutaan, dengan modal diiming-imingi perubahan, revolusi dan sebagainya bisnis ini terbukti cerah dan digemari.

Buktinya terkaadang bnayak orang berminat mengikuti pelatihan ini. Kemudian bisnis ini juga dikemas dengan meng­hadirkan narasumber yang dengan kepiawaiannya dapat memainkan peran emosi peserta, body languange, pengalaman hidup dan garansi setelah mengikuti pelatihan membuat daya dobrak bagi diri peserta yang tadinya tidak mungkin, menjadi mungkin, tidak bisa menjadi bisa, tidak ada menjadi ada, diam menjadi bergerak. Dan terkadang bekal ilmu yang di dapat dari hasil seminar dan pelatihan yang disampaikan oleh nara sumber akan dapat melekat, dikenang bahkan dapat menginspirasi para peserta.

Bisnis dalam bidang pen­dididkan, termasuk juga seminar dan pelatihan merupakan bisnis dalam bidang jasa. Hal ini karena, guru (tutor, dosen, narasumber) memberikan kontribusi ilmunya untuk diajarkan kepada audiens. Bidang pendidikan adalah salah satu lahan empuk dan subur untuk dijadikan bisnis. Karena sebagaimana yang disebutkan oleh pakar bisnis, bahwa ada dua bidang bisnis yang tidak adak pernah mati, yaitu: bidang pendidikan, kesehatan, pertanian dan bidang perekonomian. Dalam bidang pendidikan, se­seo­rang tentunya sangat butuh dengan pendidikan.

Karena, orang takut bodoh, sebab jika bodoh maka akan berakibat miskin. Kemudian dalam bidang kesehatan, ten­tunya orang tidak mau sakit, maka apabila sakit maka akan segera mengobati penyakitnya demi mendapatkan kesembuhan. Be­gi­tupula dengan bidang per­tanian, setiap orang pasti butuh makan. Karena itu perlu ada orang yang mengurusi masalah pertanian.

Bisnis dalam bidang pendidikan memerlukan modal yang mahal dan bersifat jangka panjang. Dan untuk melihat berhasil atau tidaknya berbisnis dalam bidang pendidikan tidak bisa ditentukan oleh bilangan tahun, karena orang tentunya perlu bukti. Bayangkan, untuk bisnis sekolah tingkat SD saja, paling tidak indicator harus berkualitasnya sekolah tersebut, dan sebuah sekolah dikatakan berkualitas tentunya harus dilihat dari kemampuan dan lulu­sannya.

Berati berasil atau tidaknya berbisnis dalam bidang pendidikan harus menunggu waktu selama enam tahun untuk mendapat kepercayaan dari masyarakat. Bisnis dalam bidang pendidikan yang harus dijaga adalah kepercayaan masyarakat. Sebab, jika sebuah lembaga pendidikan telah dipercaya masyarakat, maka lembaga pen­didikan tersebut tidak perlu pusing-pusing mencari siswa, tapi orang tua lah yang akan berbondong-bondong me­ma­sukkan anaknya pada lem­baga pendidikan tersebut.

Saat ini kelihatanya bisnis dalam bidang pendidikan makin menjamur dan tumbuh subur. Dengan berbagai ragam menu kompetensi yang diunggulkan seperti full english, label Plus, lebel IT (Islam terpadu), kurikulum Cambridge, dan lain sebagainya. Hal ini apakah salah ketika menjadikan sekolah sebagai lembaga pendidikan seperti perusahaan, profit oriented.

Hal ini tentunya tidaklah salah. Namun yang harus dibenahi label-label sekolah seperti itu ada image yang mengatakan bahwa sekolah-sekolah tersebut hanya untuk kalangan berduit, borjuis bukan untuk orang miskin. Memang benar, kualitas dan fasilitas harus sebanding dengan harga dan kemampuan. Namun, jika pendidikan mem­buat pengelompokkan, kastanisasi kehidupan bukanya ini menghilangkan roh dari pendididkan tersebut.

Jika di perhatikan berbisnis dalam bidang pendidikan tidak pernah akan rugi. Karena, andaikata jika sekolah yang anda bangun berjalan lima tahun bubar di­karenakan tidak adanya siswa baru yang mendaftar. Itu tidak akan membuat pemiliki sekolah atau yayasan rugi, malah akan tetap untung. Caranya jual saja property sekolah atau sekolah tersebut, pastinya setiap tahunya harga property bangunan, bah­kan lahan tanah sekolah ter­sebut dari tahun ketahun akan semangkin mahal.

Kemudian, satu hal yang perlu diingat, bisnis dalam bidang pendidikan menelorkan banyak turunan. Seperti, bisnis jual beli buku, ATK, catering, jemputan bagi siswa, bimbingan belajar bagi siswa, dan lain sebagainya.

Bahkan kelihatanya saat ini lembaga pendidikan sering dijadikan tempat bagi promosi sebuah produk. Dengan berkedok sponsorship dan ker­jasama produk makanan, kesehatan, olahraga, bimbel, telah menjadikan sekolah se­bagai tempat tujuan promosi. Hal ini sangatlah menguntungkan dan menambah pundi-pundi pen­dapatan. Karena itu, bisnis dalam bidang pendidikan tidak akan membuat kerugian, malah akan mendapatkan keuntungan.
*)Penulis Alumni FAI UMSU & Guru Brigjend Katamso.

t

Close Ads X
Close Ads X