Medsos dan Pilgubsu

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara (Sumut) memperpanjang jadwal pendaftaran Duta Netizen hingga tanggal 21 April mendatang. Duta netizen ini nantinya bersama KPU mensosialisasikan kepada warganet maupun masyarakat luas mengenai tahapan Pilgubsu.

Sosialisasi di media sosial juga harus digencarkan sebab para pemilih pemula dan pemilih pemuda yang ada di Sumut pada umumnya telah memiliki telepon pintar. Duta netizen yang terpilih nanti bertanggung jawab untuk menjadi rekan KPU dalam menyebarluaskan informasi terkait proses pelaksanaan Pilgubsu.

Duta netizen ini nantinya akan melaksanakan sosialisasi di media sosial dengan konten yang semenarik mungkin.

Semestinya media sosial memang menjadi tempat bersosialisasi. Sayangnya memang terkadang media sosial terseret ke dalam situasi yang bahkan jauh dari nilai-nilai sosial, dan nilai kemanusiaan.

Perbedaan pandangan politik acap dijadikan pembenaran untuk menjadikan sementara kalangan yang dipandang lemah untuk menjadi tumbal.

Bukan hal asing jika konten berbau hasutan dan fitnah terasa kian leluasa saja. Ya, kalau itu terasa sebagai sebuah dosa yang pernah Anda lakukan, saya juga bisa jadi pernah sengaja atau tak sengaja turut melakukannya.

Idealnya, perbedaan pandangan politik bukanlah sebuah masalah. Politik memang membenarkan perbedaan, lantaran memang ranah tersebut menjadi wadah untuk bermacam ragam pikiran, idealisme, prinsip, dan sudut pandang.

Menjadi masalah hanya jika karena alasan politik lalu memilih untuk menjadikan banyak hal sebagai tumbal, sebagai korban, sebagai umpan.

Narasi-narasi dibangun cukup menjelaskan itu. Jika kita amati, bagaimana di sana, semata-mata demi kepentingan politik, agama pun dibentur-benturkan. Demi kepentingan kelompok, persoalan suku pun terseret-seret.

Ada kelelahan bagi sebagian pengguna media sosial melihat keributan dan pertikaian yang bermunculan hampir tanpa jeda di sana. Mereka menyukai obrolan-obrolan yang menggembirakan, membawa kesejukan.

Ya, mereka merindukan cerita-cerita seperti itu. Sekaligus sebagai gambaran tentang sebuah realitas yang tak lagi meributkan perbedaan sebagai hal yang harus disikapi dengan permusuhan.

Di cuitan kecil itu saja, mereka bercerita selayaknya sahabat-sahabat yang sudah saling mengenal, berbagi tentang pengalaman mereka. Mereka mengekspresikan kerinduan mereka pada kedamaian.

Salam Pilgubsu Damai. (*)

Close Ads X
Close Ads X