Lima Kekuatan Spiritual

Oleh : Pdt. D.M. Peter Lim, S.Ag, MBA M.Sc

“Penglihat yang telah melenyapkan kebodohan, dialah Sang Buddha, Sang Sugata, yang telah terbebas dari jeratan Mara si jahat, Ia membimbing orang banyak ke keselamatan. Saya bersujud kepada Buddha nan mulia, pelindung dan pemimpin dunia… Berkat kekuatan ini semoga anda mendapat kejayaan dan semua bahaya lenyap adanya.

Dharma bagaikan bendera Sang Guru, menunjukkan jalan kesucian pada dunia, penyelamat para pelaksana Dharma dan bila dilaksanakan dengan baik akan mengarah pada kebahagiaan dan kedamaian.

Aku bersujud kepada Dharma nan mulia, pelenyap kebodohan dan penakluk kobaran api nafsu… Berkat kekuatan ini semoga anda mendapatkan kejayaan dan semua bahaya lenyap adanya. Dharma Duta pengikut Sang Sugata, penakluk kejahatan dan noda dalam dunia ini.

Mereka sendiri dapat ketenangan, kedamaian dan tanpa ikatan. Setelah mereka mengetahui Dharma yang maha sempurna dibabarkan, aku bersujud kepada Sangha nan mulia, yang mencapai kesempurnaan dengan sila dan ajaran Sang Buddha… Berkat kekuatan ini semoga anda mendapat kejayaan dan semua bahaya lenyap adanya…”, Namaskarasiddhi Gatha.

“Duhai para Bhikkhu, terdapat lima kekuatan yang bisa menjamin kebahagiaan. Apakah lima kekuatan itu….? Lima kekuatan itu adalah kekuatan keyakinan, semangat, kesadaran, samadhi dan kebijaksanaan”. Bala Sutta.

1. Saddha Bala: Kekuatan Keyakinan. Buddha dhamma, haruslah dibuktikan dan bukan sekedar dipercaya saja. Dengan adanya pembuktian ini, maka akan timbul suatu keyakinan, yang kokoh dan teguh. Keyakinan yang seharusnya dimiliki adalah keyakinan akan sifat-sifat luhur Sang Bhagava Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna, sempurna pengetahuan serta tindak tanduk–Nya, sempurna menempuh Sang Jalan (Nibbana), pengenal semua alam, pembimbing manusia Yang Tiada Taranya, guru para Dewa dan manusia, Yang sadar (bangun) dan Yang Layak dimuliakan.

2. Viriaya Bala: Kekuatan Semangat. Dalam segala aspek dari kehidupan ini, “semangat” memegang peranan yang cukup vital. Tanpa adanya “semangat”, apapun yang dikerjakan tidak akan optimal hasilnya. Tanpa adanya “semangat”, gairah hidup akan menurun. Tanpa adanya “semangat”, kebahagiaan juga akan susah diraih. Semangat yang harus dikembangkan adalah semangat untuk menghindari akusala karma (perbuatan jahat) dan semangat berbuat kusala karma (perbuatan baik). Sabda Buddha : “Deva na issanti – Parisaparakkhamassa : Upaya orang yang pantang mundur (semangat tidaklah dapat dihalangi bahkan oleh Devata”.

3. Vinnana Bala : Kekuatan Kesadaran. Mereka yang sadar, tekun melatih diri siang dan malam, bathinnya akan selalu cenderung ke Nibbana (Semua kekotoran bathin akan musnah). Orang yang sadar, akan selalu memiliki hiri (rasa malu berbuat jahat) dan ottappa (rasa takut akan akibat dari perbuatan jahat). Sabda Buddha : “Appamatta na mitanti – Pamattha yatha mata : Orang yang waspada (sadar) tidak akan mati. Orang yang ceroboh tak ubahnya seperti orang yang telah mati”.

4. Samadhi Bala : Kekuatan Samadhi (Konsentrasi). Samadhi (meditasi) adalah pemusatan pikiran pada suatu objek (sasaran) dan bukanlah mengosongkan pikiran. Sabda Buddha : “Demikianlah dia (Bhikkhu) menjauhkan diri dari keinginan nafsu indriya dan berdiam dalam Jhana pertama yakni suatu keadaan batin yang bergembira ( piti ) dan berbahagia (sukkha), yang masih disertai dengan vitakka dan vicara. Selanjutnya dalam keadaan bathin seimbang yang disertai dengan perhatian murni dan jelas, tubuhnya diliputi dengan perasaan bahagia dan dikatakan oleh para Ariya sebagai “Kebahagiaan yang dimiliki oleh mereka yang batinnya seimbang dan penuh perhatian murni” dan ia memasuki serta berdiam dalam jhana ketiga. Kemudian dengan menyingkirkan perasaan senang dan tidak senang yang dirasakaan sebelumnya, ia memasuki dan berdiam dalam Jhana keempat yakni suatu keadaan yang benar-benar seimbang, yang memiliki perhatian murni (sati parisuddhi), bebas dari perasaan bahagia dan tidak bahagia”.

5. Panna Bala: Kekuatan Kebijaksanaan. Sabda Buddha : “Bertemu dengan orang yang bijaksana diibaratkan sebagai bertemu dengan orang yang menunjukkan harta karun, yang suka menunjukkan jalan kebenaran. Karena itu hendaknya selalu bergaul dengan orang bijaksana. Sungguh baik dan takkan rugi bergaul dengan orang bijak bestari”. Orang bijak, pikiran, tutur kata maupun tindakan badan jasmaninya, tidak menimbulkan penderitaan bagi makhluk lain.

Sabda Buddha : “Pannajivim jivitamahu settham : Hidup dengan kebijaksaan adalah yang terluhur” Sabbe satta sabba dukkha pamuccantu – Sabbe satta bhavantu sukhitata : Semoga semua makhluk terbebaskan dari derita dan semoga semuanya senantiasa berbahagia….Sadhu….Sadhu…..Sadhu….

Close Ads X
Close Ads X