Lestarilah Air

Kemarin, tanggal 22 Maret 2017 adalah Hari Air Sedunia (World Water Day). Momentum tersebut pengingat bahwa kita harus mensyukuri salah satu anugerah Tuhan yang tidak ternilai harganya yaitu air bersih yang aman untuk diminum, mandi, mencuci, dan keperluan lainnya.

Di Indonesia sendiri, World Water Day biasanya dirayakan oleh komunitas pecinta alam atau aktivis lingkungan. Acara ini jarang diketahui oleh masyarakat umum, mungkin karena mereka belum tahu karena minimnya kampanye, atau mungkin mereka terlalu apatis dan sudah merasa nyaman dengan kondisinya, sedangkan masih banyak daerah lain yang sedang mengalami krisis air.

Hari air dijadikan hari pengingat akan urgensi kesadaran akan krisis air secara global. Di belahan bumi yang lain, seperti di India dan negara-negara kawasan Afrika, masih banyak saudara-saudara kita yang kesulitan mendapatkan akses terhadap air bersih dan masih ada lagi yang terpaksa harus mengkonsumsi air yang terkontaminasi oleh feces (kotoran manusia).

Dari data dihimpun penulis menyebutkan bahwa kampanye tahun ini bermaksud untuk mengajak kita untuk memanfaatkan air limbah secara lebih efektif. Bagaimana cara membuang lebih sedikit air? Banyak sebagian dari kita yang belum memanfaatkan secara optimal sumber daya air, terlebih di negara Indonesia yang pasokan airnya cukup melimpah. Namun, alangkah bijaksananya jika kita mulai menjaga keberlangsungan sumber daya ini supaya bisa dimanfaatkan oleh anak cucu kita.

Seperti lima langkah sederhana untuk melakukan efisiensi air. Mematikan keran air (wastafel) ketika kita sedang menggosok gigi. Mematikan keran air ketika kita mencuci atau membersihkan sayuran. Memasukkan sampah, minyak, kotoran, dan limbah makanan langsung ke tempat sampah, bukan membuangnya ke dalam air. Semakin kotor air limbah, maka akan semakin mahal biaya yang digunakan untuk mendaur ulang (mengembalikannya menjadi air layak minum). Menyimpan air bekas mencuci sayuran atau air limbah dapur untuk menyiram tanaman. Memanfaatkan air bekas mencuci piring atau baju untuk mencuci sepeda atau mobil.

Beruntunglah kita yang hidup di zona “nyaman”, di mana kebutuhan apa pun mudah diperoleh. Namun hal yang terpenting adalah bagaimana cara kita untuk menghargai perjuangan mereka yang hidup di daerah yang mengalami kesulitan, seperti krisis air. Hematlah penggunaan air bersih mulai dari sekarang.(*)

Close Ads X
Close Ads X