Kebajikan

Oleh : Pdt. D.M. Peter Lim, S.Ag, MBA, M.Sc

“Kebencian membawa kemalangan besar, kebencian menggoyahkan dan merusak batin; bahaya mengerikan inilah, yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang dengan sia-sia, seseorang tidak dapat melihat kebajikan tidak dapat melihat segalanya seperti apa adanya. Hanya kebutaan dan kegelapan yang terjadi bila seorang dikendalikan oleh kebencian”. Itivuttaka: 84.

Apa yang diperbuat, itulah yang akan dirasakan atau dialami. Jika kita senantiasa senang dan suka berbuat baik, maka kebahagiaan dan kesuksesan hiduplah yang akan diraih. Sebaliknya, yang selalu senang dan suka berbuat jahat, maka penderitaanlah yang akan dirasakannya.

Didasarkan oleh hal ini, kita hanya butuh satu hal yaitu kebajikan agar kehidupan kita senantiasa sukses dan bahagia. Kebajikan itu, adalah cikal bakal dari timbulnya kebahagiaan. Orang yang senantiasa berjalan di jalur dhamma (kebenaran), hidupnya akan senantiasa dipenuhi dengan kebajikan-kebajikan sehingga kekayaan, kekuasaan, kerupawanan, kepintaran, dll akan selalu berada disisinya.

“Seperti air mendinginkan yang baik dan jahat, dan membersihkan semua noda dan debu. Demikian pula hendaknya engkau mengembangkan pikiran cinta-kasih pada kawan maupun lawan, dan dengan mencapai kesempurnaan cinta-kasih, engkau akan mencapai pencerahan sempurna”. Jataka Nidanakatha 168 – 169.

Orang baik, Pertama: Jika kekayaan yang dia miliki, maka kekayaan itu selain dimanfaatkan untuk dirinya dan keluarganya, juga dimanfaatkan untuk kebahagiaan dan kesejahteraan bagi umat manusia. Dengan demikian, kekayaannya tidak akan pernah berkurang dan malahan bertambah, karena sesuai dengan konsep hukum karma, ada yang ditanam, maka akan ada pula yang dipetik. Jika senang dan suka berdana (Beramal/memberi), maka akan selalu dilimpahi dengan rezeki atau keberuntungan.

“Dari tiga hal kita dapat mengenal seorang bijaksana, apa yang tiga itu? Dia bisa melihat kekurangannya. Bila dia melihat kekurangannya dia mencoba memperbaikinya. Dan bila seseorang mengakui kekurangannya, dia akan memaafkannya sebagai mana mestinya”. Anguttara Nikaya I: 103.

Kedua : Jika kekuasaan yang dia miliki, maka kekuasaan itu hanya dimanfaatkan untuk kelancaran operasional yang selain bermanfaat, tapi juga tidak merugikan siapapun juga. Baginya, kekuasaan itu bukanlah alat untuk pemuasan nafsu indera, tapi sebagai sarana dan pra-sarana untuk meraih tujuan yang telah ditentukan.

“Sebenarnya, orang-orang yang baik adalah mereka yang senantiasa berterima-kasih dan bersyukur”. Vinaya, IV: 56.

Dia akan selalu mensyukuri apapun yang telah dia miliki dan selain rendah hati, dia juga tidak akan pernah arogan. Ketiga : Jika kerupawan yang dia miliki, maka kerupawanan itu tidak akan pernah dia manfaatkan untuk menggoda atau menghancurkan kehidupan orang lain. Dia akan selalu menjaga sila (Moralitas) nya. Kalau telah berkeluarga, dia akan selalu jujur dan setia dengan keluarganya.

Baginya, kejujuran dan kesetiaan itu, adalah harga mati yang tidak bisa di tawar-tawar. “Apabila suami dan isteri bertekad untuk saling menyayangi pada kehidupan ini dan pada kehidupan mendatang, dan keduanya sepadan dalam keyakinan, sepadan dalam moral, sepadan dalam kemurahan hati dan sepadan dalam kebijaksanaan, maka mereka akan saling menyayangi dalam kehidupan ini, pula pada kehidupan mendatang” Anguttara Nikaya II : 59.

Keempat : Jika kepintaran yang dia miliki, maka kepintaran itu hanya dimanfaatkan untuk kebaikan, baik dikala senang maupun susah. Karena, dia sangat menyadari bahwa apapun yang dia perbuat, cepat maupun lambat dan pasti akan kembali kepada dirinya sendiri. Jika kebajikan yang diperbuat, bisa dipastikan bahwa kebajikan pula yang akan dia raih atau rasakan. Demikian pula sebaliknya, kejahatan itu adalah cikal bakal dari timbulnya penderitaan yang berlarut-larut. “Ketika Tathagata atau Siswa – siswa Tathagata hidup di dunia ini, yang dilakukan adalah demi kebaikan seluruhnya, demi kebahagiaan, demi kebajikan, demi keberuntungan dan kebahagiaan para dewa dan manusia”. Anguttara Nikaya II: 146.

Semoga, baik dikala senang maupun susah, kita selalu senang dan suka berbuat baik selama-lamanya. Sabbe satta sabba dukkha pamuccantu – sabbe satta bhavantu sukhitata : semoga semua makhluk terbebaskan dari derita dan semoga semuanya senantiasa berbahagia, sadhu,…sadhu,…sadhu..

Close Ads X
Close Ads X