Implementasi Ramadhan

Oleh : Munawir Pasaribu, MA (Dosen FAI UMSU)

Sebelum puasa ramadhan ber­akhir, sebaiknya mengevaluasi ibadah puasa yang telah dikerjakan. Sehingga setelah bulan suci ramadhan berakhir maka implementasi takwa menjadi panduan seorang muslim dalam menjalankan kehidupan didunia.

Quraish shihab berpendapat bahwa hakiki utama berpuasa yakni membangkitkan kesadaran dalam beribadah.  Kesadaran atau keikhlasan dalam beramal adalah salah satu puncak bermunajat kepada Allah.

Kita beribadah karena mengharapkan ridha Allah SWT, bukan karena perlu dihormati.  Dalam hal ini perlu kita catat penegasan Quraish yang mengutip Sabda Rasulullah SAW: “Banyak orang yang berpuasa, tetapi  tidak memperoleh dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga”.

Puasa merupakan ibadah antara Allah dengan dirinya, maka tidak ada yang lebih mengetahui selain Allah dan dirinya. Kalau pun ia mau bersembunyi untuk makan dan minum maka ia tidak akan dapat bersembunyi dari Allah.

Setiap setiap orang yang sedang berpuasa tentu ada keinginan untuk makan dan minum, tetapi itulah tugas kita untuk menahannya sampai batas yang telah ditentukan. Agar puasanya tidak hanya menahan lapar dan dahaga saja, maka berpuasa ramadhan berdasarkan iman dan mengharapkan kebaikan dari Allah.

Dari abu hurairah Nabi Muhammad bersabda barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760. Masih separuh waktu puasa ramadhan ini kita kembali menginngkat niat tulus karena Allah.

Agar puasa kita penuh berkah dan bermanfaat mari kita tinggkat puasa dengan iman dan keikhlasan. Fastabiqul khairat

Close Ads X
Close Ads X