Idul Fitri Wisuda Universitas Ramadhan

Oleh : Hasrian Rudi Setiawan, M.Pd.I

Lebaran merupakan moment yang paling banyak dinantikan oleh setiap muslim. Kita dapat melihat antusias sebagian besar masyarakat muslim Indonesia khususnya dalam menyambut hari kemenangan (idul fitri) tersebut.

Berbagai macam persiapan yang dibuat untuk menyambut kedatangan hari kemenangan tersebut, mulai dari pakaian yang serba baru, aneka makanan yang serba ada, sampai dengan mempersiapkan keindahan tempat tinggal.

Namun, pernahkan berfikir terhadap makna dibalik perayaan idul fitri tersebut, dan sisi positif apa yang dapat diambil dalam momentum tersebut. Hal ini kiranya perlu direnungkan bersama.

Bulan Ramadhan disebut juga dengan syahrut tarbiyah (bulan pendidikan). Orang-orang yang telah menjalankan ibadah Ramadhan selama sebulan penuh, maka pada bulan syawal mereka akan diwisuda dalam sebuah perayaan yang disebut dengan perayaan idul fitri.

Dalam merayakan idul fitri bukan hanya sekedar kegembiraan yang harus ditunjukkan, tetapi juga bagaimana seharusnya seorang muslim yang telah lulus dan diwisuda pada universitas Ramadhan tersebut dapat menunjukkan kualitas diri pasca pendidikan yang ia telah tempuh pada madrasah Ramadhan selama sebulan penuh.

Diharapkan luluran dari universitas Ramadhan mulai dari tanggal 1 Syawal harus mampu, menguatkan keimanan, memperbaiki hubungan dengan Allah lewat ibadah, dan memperbaiki hubungan dengan sesama manusia dalam bentuk amal saleh, akhlak terpuji, dan silaturahim.

Dengan demikian lulusan dari universitas Ramadhan harus dapat menjadi pribadi yang bertakwa dengan indikator dapat menjalin hubungan baik dengan Allah dan hubungan baik dengan sesama manusia.

Kesenjangan sosial terkadang sering menjadi masalah dalam lingkungan masyarakat. Bahkan kesenjangan sosial yang terjadi dapat mengakibatkan permusuhan diantara sesama manusia.

Manusia adalah makhluk sosial, yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Misalnya, orang kaya pasti membutuhkan orang miskin, demikian juga sebaliknya orang miskin juga butuh dengan orang kaya.

Ibadah Ramadhan telah mengajarkan untuk saling berbagi dengan sesama manusia, lewat pembiasaan untuk berinfak dan bershadaqah didalamnya. Bahkan di akhir Ramadhan atau pada hari raya Idul Fitri setiap muslim yang memiliki kelebihan makan diwajibkan untuk membayar zakat fitrah, sebagai wujud partisipasi dalam mengentaskan kemiskinan dan penderitaan yang dialami oleh sebagian saudara kita yang mungkin kurang beruntug secara material.

Tujuan utama zakat fitrah ini tidaklah sekadar membersihkan harta kita yang menjadi hak orang lain, tapi juga mengingatkan kita agar terus berjuang dalam mengentaskan kemiskinan yang ada.

Kemudian, zakat fitrah yang dibagikan kepada fakir miskin harus dapat mengingat­kan kepada kita bahwa ibadah kepada Allah Swt harus dapat melahirkan sikap dan perilaku kemanusiaan yang peduli terhadap nasib sesama.

Sebab, pada prinsipnya ketaatan kepada Allah tidaklah akan sempurna dan tidak dapat bermakna, manakala tidak diintegrasikan dengan kesalehan sosial. Bahkan Rasulullah Saw menyebutkan dalam sebuah hadits akan pentingnya mengintegrasikan antara ibadah ritual dengan ibadah sosial.

Hal ini sebagaimana hadits nabi, yang artinya: “Wahai umat manusia, tunaikanlah zakat harta-mu. Ketahuilah, barang siapa tidak menu naikan zakat, maka shalatnya tidak sempurna. Ketahuilah, barang siapa tidak sempurna shalatnya, berarti tidak sempurna agamanya, tidak sempurna puasa nya, dan tidak sempurna jihadnya.” (HR Muslim).

Bahkan dalam Alquran juga disebutkan bahwa seorang muslim tidak akan mencapai kepada kepada kebajikan yang sempurna sebelum mampu menafkahkan harta yang dicintainya: hal ini sebagaimana firman Allah Swt, yang artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.” (Ali Imran: 92).

Dengan demikian, idul fitri merupakan sebuah wisuda bagi setiap hamba Allah yang telah keluar dalam pendidikan Ramadhan. Tentunya setiap lulusan dari sekolah atau universitas manapun dituntut untuk mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya.

Demikian juga dengan lulusan Ramadhan tentunya juga dituntut untuk dapat mengimplementasikan amalan dan kebiasaan yang telah dikerjakan selama bulan Ramadhan pada sebelas bulan berikutnya. Semoga pendidikan Ramadhan yang telah dilalui dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

*)Penulis Dosen FAI UMSU.

Close Ads X
Close Ads X