Hari Pahlawan sebagai Cerminan Semangat Muda

Oleh : Ayu Kermita Ramadhani Harahap
Peringan Hari pahlawan dilakukan setiap tahunnya. Setiap daerah memiliki tradisi tersendiri untuk moment yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Hari Pahlawan yang diperingati tiap 10 November, punya banyak makna bagi anaknya. Meski kisah heroik mereka udah berakhir puluhan bahkan ratusan tahun silam, muda-mudi angkat bicara soal makna hari pahlawan.

Peringatan Hari Pahlawan dapat dijadikan sebagai cermin atau refleksi tentang pengorbanan, keteladanan, dan keteguhan untuk menggapai harapan masa depan dengan terus bekerja dan bekerja dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan sejahtera sebagai cita-cita perjuangan bangsa yang termuat dalam sila kelima Pancasila yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, juga sebagai momentum dalam rangka menumbuh-kembangkan nilai-nilai persatuan, kepahlawanan, keperintisan, kepemimpinan dan kesetiakawanan sosial.

Semangat para pahlawan masih melekat hingga kini bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi para pemuda. Semangat nasionalisme tidak akan pudar sampai kapanpun walau para pahlawannya sudah tiada, akan dikenang hingga kapanpun.

Makanya hari pahlawan adalah moment yang paling ditunggu-tunggu bagi rakyat Indonesia, karena semakin banyak mengenang para pahlawan dan terus mempelajari semangat pahlawan maka semangat tersebut akan mengalir ditubuh kita. Segala yang telah dilakukan para pahlawan terdahulu harus menjadi penyemat bagi semua pihak yang hidup sekarang ini, terutama para generasi muda untuk mengisi pembangunan.

Para pahlawan telah berkorban nyawa untuk kemerdekaan, harus terus menjadi panutan bagi kita semua sepanjang masa, terutama bagi para generasi muda. Jangan sampai luntur semangat kepahlawanan dan terus berjuang demi kemajuan bangsa dan negara.

Langkah besar pendiri bangsa seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Wahid Hasyim, dan Mohammad Yamin yang terhimpun dalam Panitia Sembilan BPUPKI. Para pahlawan itu telah mewariskan lima norma dan nilai yang kemudian menjadi Pancasila sebagai dasar negara, ideologi pemersatu bangsa, juga sebagai spirit kegotongroyongan dalam bermasyarakat dan bernegara.

Semangat pahlawan sudah dikibarkan, kini semangat kaum muda harus melebihi semangat para pahlawan. Oleh karena itu, nilai kepahlawanan sejatinya tidak akan pernah usang atau lekang dimakan jaman karena pada setiap waktu dapat diimplementasikan dan direvitalisasi dari generasi ke generasi sepanjang masa sesuai perkembangan jaman.

Selain itu, hari pahlawan diperingati sebagai salah satu bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan dan pejuang untuk mewujudkan kemerdekaan dan menjaga tetap utuhnya negara kesatuan Republik Indonesia

Berbincang soal kepahlawa­nan In­donesia, maka tidak lepas dari peran kepemimpinan pemu­da dimasa-masa pergerakan kemerdekaan Indonesia. Mo­mentum pertempuran 10 No­vember 1945 se­akan men­jadi simbolisasi faktual bagaimana para Pemuda turut serta secara masif dalam kisah perjuangan bangsa yang memakan banyak korban, darah dan airmata, ini semakin menjadi bukti bahwa Pemuda pada saat itu tampil menjadi pemimpin-pemimpin dalam memperjuangan kemer­deka­­­an bangsa disetiap pelosok tanah air.

Membahas kisah heroik ke­pe­mimpi­nan muda maka kita se­mua ber­sepakat kalau Jenderal Sudirman merupakan contoh pembuktian sahih kepemimpinan anak muda ketika itu dalam mengawal perjuangan kemerdekaan dengan se­gala macam kehebatan strategi perang dan militer nya. Bang­sa ini patut berbangga memiliki anak muda hebat se­per­­ti Sudirman, kemampuan kemimpinan dalam bidang mili­ter dan seni tempur Sudirman mungkin menyamai kehebatan dan kemasyhuran Alexander the Great dari Macedonia ataupun Napoleon Bonaparte.

Dari sekian kisah yang di ceritakan para saksi maupun cerita-cerita fiksi termasuk pula kisah-kisah misterius yang sulit diterima akal sehat oleh kita tentang kehebatan Sudirman, tetap benang merah yang mengemuka adalah Bangsa ini punya kisah heroik kepemimpinan muda yang luar biasa dalam diri Sudirman yang tidak dimiliki bangsa-bangsa lain.

Adapun pendapan Ilmi Rizqa Adillia, mahasiswi UPI Serang yang dikutip dari berita salah satu media, bahwa hari pahlawan jangan cuma sekedar diperingatin. Menurutnya, usaha dalam meneruskan perjuangan yang udah pahlawan adalah yang lebih penting untuk sekarang ini. “Bukan berarti kita kudu perang pake bambu runcing kayak zaman dulu. Tapi lebih kepada nerusin pembangunan di lingkungan kita. Malah kita tuh harus bisa ngejaga kedamaian. Ini juga kan satu penghormatan terhadap pahlawan yang udah gugur,”

Sebagai remaja, Ilmi punya pesan kepada anak muda agar saling meningkatkan rasa solidaritas. Kata Ilmi, dari apa yang pernah diajarkan padanya, solidaritas para pahlawan itu sangat tinggi sehingga persatuan dan kesatuan zaman dulu cukup kuat. “Selagi kita masih muda, kita saling support aja satu sama lainnya.

Tapi yang penting saling menghormati di antara kita,” Maka dari itu sebagai muda-mudi harus terus kibarkan semangat nasionalisme, terus mengenang dan memperingati hari pahlawan sepanjang tahun. Menjaga perdamaian sesama masyarakat Indonesia dan bersama-sama mengusi para penjajah. Bersatu, saling bekerjasama maka negara akan damai dan tentram.

Ada lagi kisah seorang Bung Tomo saat menyampaikan pidato untuk menyemangatkan masyarakat surabaya untuk melayan penjaja. Masih ingat dibenak masyarakat Indonesia hingga kini pidato bung Tomo. Bahkan di buku sejarah sekolah dasar sudah ada, makanya sedari kecil sudah diajarkan makna hari pahlawan. Berikut penggalan pidato yang mengingatkan kita pada sosok bung Tomo.

Selama banteng-banteng Indonesia masih mempoenjai darah merah jang dapat membikin setjarik kain poetih mendjadi merah & poetih, maka selama itoe tidak akan kita maoe menjerah kepada siapapoen djuga! Kita toendjoekkan bahwa kita adalah benar-benar orang jang ingin merdeka. Dan oentoek kita, saoedara-saoedara, lebih baik kita hantjur leboer daripada tidak merdeka. Sembojan kita tetap: MERDEKA atau MATI.

Begitulah bung Tomo meneriakkan kata MERDEKA yang hingga kini masih melekat dan menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi bangsa. Kita masih bisa mendengar bagaimana bung Tomo meneriakkan pidatonya untuk menyemangati arek-arek Suroboyo yang gagah berani menentang penjajah pada pertempuran. Semangat bung Tomo telah berkibar seiring merdekanya Indonesia.
*) Penulis adalah Alumni _FISIP UMSU

Mudi

Close Ads X
Close Ads X