Garam pun Dikorupsi

Korupsi memang menggurita di Indonesia. Tingginya angka korupsi di Indonesia telah menyebabkan semua sistem dan sendi kehidupan bernegara rusak karena praktik korupsi telah berlangsung secara merata dan membuat larut hampir semua elite politik.

Jika dibiarkan terus berlangsung dan tanpa tindakan tegas, korupsi akan menggagalkan demokrasi dan membuat negara dalam bahaya kehancuran.

Tak peduli, meski ini Bulan Ramadhan tetap saja ada yang tertangkap karena kasus praktik haram tersebut. Kali ini Direktur Utama PT Garam yang kena batunya.

Garam memang sudah menjadi kebutuhan utama di negeri ini. Bahkan sampai-sampai pemerintah harus mengimpor garam untuk mencukupi kebutuhan yang ada di Indonesia. Sayangnya, porsi sedikit untuk petani dan masyarakat tetap saja diselewengkan oleh pejabat tak bertanggungjawab dan ingin uang masuk kantong pribadi.

Tak tanggung-tanggung tujuh puluh ribuan ton digelapkan dan negara harus menanggung rugi miliaran rupiah karena ulahnya tersebut. Jangan lihat dari harga sebungkus garam yang paling dibanderol cuma Rp1000. Tapi kalikan dengan jumlah yang dikorupsi sang pejabat, mencapai puluhan ribu ton.

Korupsi memang senantiasa melibatkan lebih dari satu orang; setiap bentuknya adalah suatu pengkhianatan kepercayaan; dan jelas perbuatan korupsi melanggar norma-norma dalam tatanan masyarakat.

Sungguh tragis jika anak cucu, menantu dan kemenakan para koruptor itu menganggap tindakan jahat itu benar serta layak ditiru karena bisa dilakukan pada bulan puasa.

Hal ini menjadi bukti bahwa para koruptor telah berhasil meracuni generasi penerus. Dalam kondisi genting seperti ini, korupsi memang layak dibasmi.

Rakyat mendambakan para pejabat baik di pusat maupun daerah yang paham dan memiliki disiplin. Bukan saja menahan diri dari kecenderungan memperkaya diri, tapi juga pada setiap langkah kebijakan yang diambil harus sanggup mempuasakan segala hal di lembaga ataupun pribadinya yang tidak menguntungkan kepentingan rakyat banyak.

Semua ini demi rakyat Indonesia yang belum kunjung mencicipi makmur dan rasa keadilan. Sebagai orang yang beradab, mereka dituntut untuk menempatkan harga diri jauh di atas harta benda. Semoga saja! (*)

Close Ads X
Close Ads X