Full Day School Dicabut

Pemerintah akhirnya mencabut aturan full day school, Senin (19/6). Hal ini dilakukan setelah banyaknya menuai kontroversi di tengah-tengah masyarakat. Sebelumnya, Program Full Day School merupakan wacana baru yang dikemukan dalam dunia pendidikan oleh Kemdikbud yang baru bapak Muhajir Efendy.

Wacana ini sangat kencang diperbincangkan oleh masyarakat, terkhusus orang yang bergelut di dunia pendidikan. Bagaimana tidak, pendidikan merupakan hal yang sangat sentral bagi keberlansungan suatu bangsa. Segala kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan itu sangat mempengaruhi keberlangsungan tatanan kehidupan kedepannya.

Program Full Day School ini sebuah solusi pendidikan ataukah justru menjadi masalah baru?. Pertanyaan ini menjadi pertanyaan yang akan bermunculan disetiap perbincangan masalah pendidikan.

Bahkan asumsi-asumsi bermunculan sangat banyak. Terus bagaimana dengan siswa nantinya? Tidakkah ia menjadi orang yang stres karena diformat menjadi seperti robot yang harus belajar satu hari full?

Ya, Full Day School bukanlah sebuah program pendidikan yang sehari full berada disekolah namun ini merupakan konsep dimana sekolah menjadi rumah kedua bagi peserta didik.

Hal ini bertujuan agar siswa nantinya tidak terjebak pada kegiatan yang kurang bermanfaat seperti ke warnet main game, keluyuran ke mall, dan bahkan sesuatu yang sangat menyimpang seperti tawuran antar siswa.

Namun, coba kita lihat dari sudut pandang kesiapan di lapangan menerimah konsep ini. Apakah infrastruktur sudah mumpuni? Tidak semua sekolah yang ada di Indonesia memilki infrastruktur yang layak, apalagi ketika kegiatan ektrakurikuler menjadi pelajaran tambahan.

Realitas sekolah di pedalaman, kegiatan ektrakurikuler sangat minim. Kebanyakan siswa setelah selesai sekolah mereka membantu orang tuanya di kebun, di sawah, dan di rumah. Ini juga harus menjadi pertimbangan yang matang dalam penerapan konsep ini.

Hal ini masih perlu pengkajian lebih mendalam mengenai penerapannya. Namun, saya sangat mengapresiasi kemdikbud bapak Muhajir Efendy yang sangat progres dalam melakukan gebrakan baru dalam dunia pendidikan.

Dan tidak bisa dipungkiri pendidikan Indonesia sangat perlu sebuah pembaharuan untuk membentuk generasi yang tercerahkan yang lahir dari gagasan yang mencerahkan. (*)

Close Ads X
Close Ads X