Damailah Indonesiaku

Hari ini demo 4 November dipastikan berlang­sung habis Jumatan. Banyak spekulasi dalam aksi hari ini. Sebagian mereka yang menolak dan sebagian lagi mendukung. Satu sisi beberapa tokoh dan pengamat khawatir bahwa aksi tersebut adalah awal dari perpecahan bangsa dan mengingatkan agar publik tidak terprovokasi.

Dalam konteks Indonesia sebagai bangsa yang besar dan sangat atau paling hitrogen (majemuk) di dunia, memang telah di uji beberapa kali atas isu perpecahan dengan memanfaatkan banyak cara. Namun kita patut bersyukur sampai saat ini Indonesia belum juga dapat dipecah belah lantaran kuatnya persatuan bangsa Indonesia yang menurut Profesor Franz Magnis Suseno adalah persatuan kita berasal dari perjalanan panjang sejarah bangsa ini.

Walaupun katanya masih harus tetap di emong atau dijaga layaknya bayi. Lebih lanjut, kuatnya persatuan kebangsaan kita sesungguhnya berakar dari kesadaran berbangsa kita sendiri yang “mendahului” berdirinya negara ini.

Sebagai satu ilustrasi sederhana Sumpah Pemuda yang berisikan manifesto kebangsaan para pemuda yang menegaskan Satu Bangsa, Satu Tanah Air dan Satu Bahasa itu dideklarasikan pada 1928, jauh hari sebelum Indonesia diproklamirkan oleh Soekarno dan Hatta, pada 17 agustus 1945.

Oleh sebab itu besar keyakinan kita, meskipun terjadi banyak ujian dan krisis sosial maupun politik di negara ini, selama kesadaran berbangsa itu masih mengakar kuat dalam benak memori dan kultur bermasyarakat kita maka selama itu pula bangsa dan negara kita tidak akan pernah dapat dipecah-belah.

Akhirnya kita semua berharap aksi nanti tidak berakhir pada perpecahan dan kehancuran bangsa ini. Oleh sebab itu bagi seluruh demonstran yang ikut aksi agar kiranya tertib dan mematu­hi seluruh ketetuan peraturan perundangan-undangan. Dan tidak terprovokasi oleh segelintir kemungkinan penyusup atau orang yang dengan segaja memanfaatkan aksi ini untuk “chaos” dan menimbulkan fiksi konflik horisontal di masyarakat.

Harapan kita semua elemen bangsa di Indonesia agar kiranya tetap menjagah komitmen Ke-Indonesia-annya dan dapat memastikan aksi nanti tetap pada koridornya yakni menuntut rasa keadilan dengan santun dan damai atas dugaan penistaan agama.

Dengan begitu kita doakan bersama semoga negeri kita Indonesia ini menjadi negeri idaman. Dan aksi massa 4 november 2016 yang dilakukan diharapkan berjalan dengan damai, santun dan tertib. Sementara sebagai jalan tengah penyelesaian kasus dugaan penistaan agama itu kita percayakan pada penegakan hukum dan semoga bisa memberikan rasa keadilan bagi kita semua. (*)

Close Ads X
Close Ads X