Bonus untuk Prestasi

Angka 10 milyar rupiah tentu bukan jumlah kecil. Terlebih bagi seorang olahragawan di tanah air. Jumlah inilah yang didapat oleh Tontowi dan Liliana karena berhasil meraih medali emas bulutangkis di ajang olimpiade Rio.

Angka rupiah itu dapat bermakna banyak. Selain rangsangan dan penghargaan makin hebat bagi atlet berprestasi, juga tuntutan peningkatan kualitas pembinaan jangka panjang pada semua cabang olahraga, serta terutama motivasi dan disiplin tinggi setiap olahragawan untuk mencapai titik puncak dalam berprestasi di tingkat dunia.

Capaian, kebanggaan dan tentu siapapun berharap, peran Pemerintah melalui Kemenpora, swasta, organisasi olahraga, atlet dan masyarakat luas makin tinggi dan makin besar. Semua itu untuk negeri ini, sehingga mampu keluar dari keterkungkungan capaian dan standar prestasi sekadar di tingkat Asean.

Raihan medali di Bulutangkis dan Angkat Besi, harus mampu menjadi lokomotif yang menarik gerbong prestasi olahraga pada cabang lain saat ini dan pada masa mendatang. Penambahan sarana-prasarana olahraga prestasi yang memadai, makin intensif dan meluasnya pembibitan dan pembinaan cabang-cabang olehraga yang unggulan kepada generasi muda -terlebih juga kepada bibit atlet usia dini- menjadi keharusan jangka pendek dan panjang. Dan lebih dari itu, semangat juang yang dilandasi kebanggaan dan rasa nasionalisme yang tinggi harus terus dipupuk.

Perjuangan lantas kalah dalam pertandingan merupakan hal biasa, namun bila perlawanan dilakukan dengan gigih dan mati-matian niscaya memberi harapan yang menggembirakan. Kalaupun kalah tentu kalah dengan terhormat. Namun bila tanpa semangat, dan seolah menjadi kalah sebelum permainan usai, rasanya sangat memprihatinkan.

Kembali ke soal angka 10 miliar, kiranya tahun inipun ada atlet kita berhasil meraihnya. Dan sekali lagi kegigihan, semangat pantang menyerah, dan daya juang serta rasa nasionalisme yang tinggi dapat dipergunakan sebagai cambuk untuk menjadi sang juara.

Pembenahan total pada berbagai elemen yang mempengaruhi prestasi atlet menjadi keniscayaan. Kini para orangtua perlu lebih bersemangat mendorong dan memfasilitasi anak-anak mereka di dunia olahraga. Kini para pendidik dan terlebih organisasi olahraga dituntut lebih bersemangat menggembleng atlet-atlet mereka untuk berkompetisi meraih prestasi tinggi.

Tak berlebihan kiranya jika kita berharap dari tahun ke tahun prestasi para atlet terus meningkat. Masyarakat olehraga dan swasta makin partisipatif. Prestasi itu bukan hanya pada tingkat Asean dan Asia, namun juga tingkat dunia: ajang Olimpiade. Mudah-mudahan suatu ketika kelak hal itu menjadi kenyataan. (*)

Close Ads X
Close Ads X