Bela Tipe Kinestetik

Oleh : Hasrian Rudi Setiawan MPdI
Setiap orang memiliki tipe belajar tersendiri, diantaranya ada yang memiliki tipe belajar kinestetik. Tipe belajar kinestetik merupakan tipe gaya belajar yang cenderung mudah menerima dan mengolah informasi melalui serangkaian aktivitas yang menggerakkan sebagian atau seluruh anggota tubuh dan mempraktekkan hal-hal yang dipelajari.

Tipe gaya belajar seseorang seseorang secara spesifik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Pertama, gerakan badan (Movement), yaitu orang yang memiliki tipe belajar kinestetik yang mudah belajar dengan cara penyampaian melalui gerakan tu­buh, berjalan-jalan, membolak-balik tubuh, bergoyang, terampil, dan lain-lain. Kedua, Gerakan tangan (Touch), yaitu orang yang memiliki tipe belajar kinestetik yang mudah belajar dengan ca­ra penyampaian mela­lui peng­gunaan jari, perabaan dan sentuhan tubuh.

Apabila siswa atau anak anda termasuk pembelajar kinestetik, pastinya belajar duduk di dalam kelas pastinya akan membuat mereka bosan. Tipikal anak yang memilik gaya belajar ini sering disalah artikan sebagai anak ADHD (attension deficit hyperactivity disorder).

Tipikal anak yang memiliki gaya belajar ki­nestetik adalah mereka yang tidak bisa duduk diam, membaca, dan mendengarkan penjelasan guru di kelas. Jika dipaksakan akan membuat anak/siswa menjadi stress dan mem­buat anak melakukan beberapa kegiatan seperi berulang-ulang ijin keluar kelas, ke toile, bahkan anak akan dapat menggangu teman yang lainnya ketika be­lajar dengan membuat kejailan. Beberapa hal tersebut seringkali disalaharyikan oleh guru bahkan dianggap sebagai ganguan per­hatian.

Bagi guru yang merupakan pendidik dilingkungan sekolah sangat penting untuk mengeta­­hui stra­tegi dan metode pengajaran ba­gi siswa yang memiliki gaya be­lajar kinestetik ini. Dalam be­berapa hal memang setiap anak dapat dibilang sebagai pem­belajar kinestetik. Hal ini karena mereka sebenarnya ingin terlibat langsung dalam kegiatan belajar dengan konsep dan ide baru.

Seiring dengan ber­jalanya waktu sebagian anak mulain mengadopsi gaya belajar yang lain seperti gaya belajar audio maupun visual, namun sebagian anak yang lain tetap mempertahankan gaya belajarnya.

Ada beberapa kriteria siswa yang memiliki kemampuan gaya belajar ki­nestetik, dian­taranya adalah: berbicara de­ngan perlahan, Menanggapi perhatian fisik, banyak gerak fisik, berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain, belajar melalui praktek lang­sung atau manipulasi, meng­hapalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung, menggunakan jari untuk menun­juk kata yang dibaca ketika sedang membaca, tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama, sulit membaca peta kecuali pernah ke tempat tersebut, pada umumnya tulisannya jelek, menyukai ke­giatan atau permainan yang menyibukkan (secara fisik), dan banyak menggunakan isyarat tubuh.

Ada beberapa hal yang da­pat dilakukan oleh guru un­tuk merangsang minat siswa yang memiliki gaya belajar tipe kinetetik ini, diantaranya adalah: Pertama, buat scenario pembelajan dengan bermain peran. Pastinya setiap anak suka dengan bermain peran.

Misalnya dalam belajar pendi­dikan agama Islam materi mu­nakahat (pernikahan), maka siswa disuru memerankan dalam melakukan ijab qabul. Contoh lain misalnya ketika guru ingin mengajarkan sejarah, maka sebahagian siswa memerankan sebagai penjajah dan sebagian lagi menjadi tokoh pejuang kemerdekaan dan sebagainya. Biasanya yang guru bisa lakukan untuk anak yang memiliki tipe gaya belajar kinestetik ini adalah dengan menerapkan metode pembelajaran role playing, si­mulasi atau sosiodrama.

Kedua, Membangun model. Agar menjadikan anak yang memiliki gaya belajar kinestetik menjadi kreatif, guru dapat me­ngintruksikan siswanya un­­tuk membaut suatu karya seni yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang diajarkan. Pertimbangan tersebut merupa­kan suatu investasi dalam me­ngem­bangkan pembelajaran bagi siswa. Ketiga, Menjelajahi lingkungan.

Sesekali guru mem­­buat agenda mengunjungi tempat tertentu yang terdapat kegiatan pembelajaran disana, misalnya membawa siswa ke kebun binatang, membawa sis­wa ke tempat bersejarah atau ke pabrik pembuatan barang-barang kerajinan tangan. Dari tempat tersebut siswa dapat belajar untuk mengenal dan membuat sesuatu kerajinan tangan. Metode yang dapat digunakan oleh guru dalam mengajar siswa adalah dengan metode karyawisata.

Dengan demikian, sebagai langkah awal sebenarnya yang harus diperhatikan khususnya oelh orang tua, jika memiliki anak yang memiliki gaya belajar tipe kinestetik adalah menyekolahkan anak yang menganut system active learning dimana siswa dapat banyak terlibat langsung dalam proses belajar, hal ini agar kemampuannya dapat berkembang secara maksimal, ke­mudian guru dalam me­nga­­jar anak yang memiliki tipe gaya belajar kinestetik ini harus menggunakan alat pe­raga, menggunakan media pem­belajaran atau memabwa siswa untuk melakukan eks­perimen di laboraturium.

Kemu­dian guru hendaknya harus lebih sering melibatkan anak yang memiliki gaya belajar kinestetik untuk beraktifitas bergerak seperti membersihkan papan tulis, membantu guru untuk membagikan buku-buku pelajaran. Selain itu, walaupun anak memiliki gaya belajar kinestetik, seorang guru harus dapat mengasah kemampuan lain siswanya seperti auditorial dan visual siswanya.
*)Penulis Dosen FAI UMSU.

Close Ads X
Close Ads X