70 Tahun Pemprovsu, (Harus) Mengubah Paradigma Dilayani Menjadi Melayani

Oleh : James P. Pardede

Sumatera Utara (Sumut) sesungguhnya memiliki kekayaan dan keindahan alam yang sangat menakjubkan, memiki ragam suku dan budaya, potensi sumber daya manusia serta kekayaan lainnya.

Tinggal bagaimana kita memoles dan mengelolanya menjadi sebuah potensi yang bisa diandalkan tanpa mengesampingkan potensi lainnya. Dengan kekayaan dan keindahan alam yang ada, tak berlebihan rasanya jika impian masyarakat Sumut memiliki destinasi wisata andalan bisa terwujud jika kita benar-benar komitmen untuk mengembangkannya.

Salah satu potensi wisata andalan Sumut adalah Danau Toba, yang bersinggungan dengan 7 kabupaten (Samosir, Toba Samoris, Karo, Dairi, Simalungun, Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan). Beberapa dari kawasan ini telah disepakati menjadi pusat pengembangan kawasan destinasi prioritas pembangunan nasional.

Namun, dalam pembangunannya butuh dukungan dari pemerintah daerah maupun masyarakat sekitar Danau Toba. Kendati memiliki keindahan alam yang elok dipandang mata, namun kondisi lingkungan dan air tawarnya masih jorok dan bau. Hal itu dipengaruhi masih banyaknya keramba milik masyarakat dan swasta, serta sampah yang mencemari air danau.

Kebiasaan buruk membuang sampah semabarangan harus segera direvolusi. Mental masyarakat harus segera direvolusi. Tata krama orang-orang yang memiliki peran dalam mengelola kawasan ini harus diubah. Ke depan masyarakatnya harus mengedepankan sikap ramah dan murah senyum (smile) dalam menghadapi wisatawan.

“Infrastruktur jalan sudah terealisasi dengan dibangunnya ruas tol Medan-Tebing Tinggi, Medan-Binjai serta pembenahan Bandara Silangit yang memudahkan wisatawan datang ke kawasan wisata ini. Tinggal bagaimana kita memaksimalkannya agar semua program dan rencana pengembangan kawasan wisata ini bisa terwujud,” kata Gubernur Sumatera Utara H.T Erry Nuradi dalam sebuah kesempatan.

Potensi lainnya yang tak kalah penting adalah keragaman suku dan budaya serta sumber daya manusia yang kelak bisa mengelola seluruh kekayaan alam Sumatere Utara. Dalam kurun waktu masa kepemimpinan Gubernur Sumatera Utara H T Erry Nuradi, persoalan-persoalan yang dihadapi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sangat banyak dan mendesak mendapat penanganan secara cepat, terutama terkait dengan masalah sumber daya manusianya.

Pentingnya pengembangan sumber daya manusia sangat erat kaitannya dengan semua program yang dicanangkan pemerintah. Tanpa SDM yang handal dan berdaya saing, bagaimana mungkin kita bisa mewujudkan program-program yang telah disepakati bersama. Pemprovsu dalam membangun SDM dilingkungan pemerintahan harus mengubah paradigma yang selama ini harus dilayani, sekarang misinya berbeda menjadi melayani.

Apratur Sipil Negara (ASN) yang bekerja harus menjadi pelayan masyarakat dengan sikap profesonal dan mengedepankan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Sikap ini yang perlu diubah terutama dalam konteks hari ulang tahun (HUT) Pemprovsu yang ke-70. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan Pemprovsu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat berlangsung dengan sukses.

Misalnya, terkait dengan pengembangan SDM dan pemberian kesempatan bagi SDM yang ada untuk mendapatkan pekerjaan, Pemprovsu melalui Dinas Tenaga Kerja telah menggelar acara Bursa Kerja dan mendapat penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) karena menghadirkan 500 perusahaan pada pameran Bursa Kerja Pemerintah Provinsi Sumatera Utara 2017 yang berlangsung di Lapangan Lanud Soewondo Polonia Medan, 5-6 Desember 2017.

Penghargaan

Masih terkait dengan masalah pengembangan SDM, yaitu pengembangan budaya literasi di Sumatera Utara. Lewat acara ini Pemerintah Provinsi Sumatera Utara semakin mempertegas keberadaannya sebagai provinsi literasi dan berhasil memecahkan 3 rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dan serttifikat rekor MURI yang diterima Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi.

Penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) ini untuk kategori pengguna Big Book terbanyak di Indonesia dalam rangka puncak acara Festival Literasi Sumatera Utara dengan pelatihan penggunaan Big Book yang dihadiri 1.486 peserta, terdiri dari berbagai kalangan seperti guru, mahasiswa, siswa, komunitas, dan masyarakat di halaman gedung Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Pemprov Sumut.

Penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) juga diperoleh untuk acara penandatanganan kerjasama oleh 700 Kepala SMK di Sumut dengan pimpinan perusahaan dihadapan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi secara serentak.

Masih berhubungan dengan masalah SDM, Gubernur Sumarera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi juga menerima Penghargaan Aditya Karya Mahatva Yodha Awards 2017 dengan Kategori Pembina Utama Terbaik Karang Taruna dari Menteri Sosial (Mensos) RI Idrus Marham pada Rakernas Karang Taruna di Bali pada tanggal 25 Januari 2018.

Ada juga penghargaan APE Anugerah Parahita Ekapraya (APE) 2016 di istana Wakil Presiden, Jakarta, Desember 2016 lalu. Pada malam anugerah penghargaan ini hadir Wapres HM Jusuf Kalla, Menteri PPPA Yohana Yembise, Menteri KLH Siti Nurbaya, sejumlah gubernur dan bupati/walikota se-Indonesia serta undangan. Anugerah Parahita Ekapraya merupakan penghargaan bergensi dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI.

Penghargaan ini bisa diraih karena Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) dinilai berhasil membangun bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di daerahnya.

Tidak hanya peduli dengan masalah pengembangan SDM, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bersama stakeholder juga berkomitmen untuk masalah keselamatan kerja di berbagai perusahaan. Atas kepedulian ini, Pemprovsu mendapat penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diserahkan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri pada penganugerahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Award. Penghargaan ini merupakan tahun ke lima berturut-turut diterima Sumut sejak 2013.

Hampir semua sekolah saat ini berfokus pada pembenahan SDM yang tidak hanya memiliki daya saing tapi juga berkarakter. Berbicara tentang daya saing, salah satu pondasinya adalah pembentukan akhlak dan budi pekerti sumber daya manusianya. Ketika budi pekerti dan akhlaknya sudah terbentuk, maka akan lebih mudah untuk mengarahkannya.

Tantangan kita ke depan adalah bagaimana membentuk SDM yang berkarakter dan mampu mengendalikan diri agar tidak terjerumus ke dunia kelam narkoba. Pemrovsu sesungguhnya sangat gencar dalam melakukan sosialisasi terkait hal ini.

Menurut Gubernur Sumatera Utara H T Erry Nuradi remaja masjid, pemuda gereja, serta organisasi pemuda lainnya juga sangat berperan dalam menghempang berbagai upaya yang dapat merusak moral dan akhlak generasi muda.

“Remaja Masjid misalnya memiliki peran strategis dalam menghempang berbagai bentuk rongongan budaya negatif di lingkungan masyarakat. Remaja Masjid juga memiliki tanggungjawab dalam mengawal aqidah umat. Kita harus melakukan deteksi dini terhadap berbagai ancaman, termasuk upaya pihak tertentu untuk merusak moral generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa,” tegas Gubsu dalam satu kesempatan.

Siapa pun pasti mengakui, bahwa Pemprovsu bisa berjalan sesuai dengan harapan karena ada pemimpinnya. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau melayani, bukan dilayani. Ungkapan ini yang diterapkan Sumut dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya. Sumut harus terus berbenah dan melakukan terobosan-terobosan, termasuk menggali potensi yang ada seperti kawasan wisata dan pembangunan sektor lainnya termasuk industri dan usaha kecil menengah.

*) Penulis adalah guru CCA di Sekolah Nanyang Zhi Hui Medan

Close Ads X
Close Ads X