Tegar Sihite Incar Medali di Ajang Nasional

Medan – Medan dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki bibit tinju potensial yang melimpah. Tak sedikit petinju asal kota Medan, ataupun Sumatera Utara, yang sukses mengukir prestasi di pentas nasional maupun internasional.

Tegar Sihite pun menjadi salah satu bibit petinju potensial asal Medan yang siap unjuk gigi. petarung masa depan Medan ini tengah mempersiapkan diri untuk mengincar medali di cabor tinju di ajang Popnas yang diselenggarakan di Semarang, September mendatang.

Petinju yang dilahirkan di Medan, 25 Agustus 2001 ini mulai mengenal tinju pada Januari 2016 bergabung dengan sasana Bona Parte BC Medan. Namun, dirinya bertekad bergabung untuk menimba ilmu tinju di PPLP Sumut, dengan percaya diri mengikuti seleksi atlet dan dinyatakan lolos.

Mei 2016, pelajar SMA Negeri 15 Medan merasakan aura yang berbeda di PPLP Sumut dibandingkan dengan sasana tempatnya berlatih. Di bawah arahan pelatih Binsar Simamora dan Saut F Naibaho, anak sulung dari dua bersaudara ini terus berpacu untuk latihan untuk menuaikan prestasi. Hasilnya, berhasil mendulang emas di arena Porkot Medan 2016 membawa Kecamatan Medan Denai. Debutnya semakin diperhitungkan setelah sukses meraih emas di Piala Gubsu 2016.

Darah tinju yang mengalir dari anak pasangan Torang Sihite dan Herlina Napitupulu merupakan keturunan dari tulangnya (paman-red). Empat tulangnya, Parlin Napitupulu, Humisar Napitupulu, Rudi Napitupulu dan Jimmi Napitupulu merupakan petinju andalan Medan yang telah sukses meraih prestasi tingkat nasional.

Mulanya petinju yang beralamat Jalan Trikora II Kecamatan Medan Denai tidak berminat untuk menekuni olahraga keras ini. Untuk mengisi kekosongan waktu, dirinya melakoni sebagai pesepakbola di SSB Kenari Utama pada tahun 2013.

Merasa jenuh dengan sepakbola pengidola Judika ini beralih menjadi karateka di Dojo Perumnas Mandala tahun 2015. Kedua cabang olahraga yang telah ditekuninya belum mampu untuk menuaikan prestasi.

“Mulanya memang tidak berminat untuk menekuni olahraga tinju karena keluarga hampir semua petinju. Saya mencoba untuk beda dengan keluarga dengan mencari olahraga lainnya. Sepakbola saya tekuni dengan menimba ilmu di SSB Kenari Utama. Tidak ada prestasi, lalu beralih ke cabang olahraga bela diri karate, namun tidak menemukan jati diri untuk menuaikan prestasi,” ujar pengidola Vasyl Loman Chenko ini di Medan, Kamis (16/2).

Petinju yang dilahirkan 16 tahun silam ini menuturkan, setelah tidak menemukan prestasi di kedua cabang olahraga tersebut, beralih ke tinju dengan bergabung di Sasana Bona Parte BC Medan. “Ternyata ilmu bela diri tinju yang diperoleh di sasana dengan cepat dipahami. Mungkin ini karena saya merupakan keturunan dari keluarga petinju,” paparnya.

Ia menambahkan dunia tinju memang menjanjikan untuk menuaikan prestasi. Apalagi semakin termotivasi untuk mengikuti jejak tulang maupun petinju sasana Bona Parte Indri German Hutagaol dan Rico Bambang Lubis yang merupakan petinju PON IX Jabar.

“Prestasi harus terus diraih, tentunya mengincar medali diarena Popnas di Semarang. Popnas merupakan pertama laga tingkat nasional. Kesempatan emas ini tidak akan disiakan-siakan untuk merasakan kehebatan petinju daerah lain. Tentunya dengan misi memberikan yang terbaik bagi Sumut” , pungkas Tegas, yang terus tegar memandang arena Popnas.
(bambang nl)

Close Ads X
Close Ads X