Selamat Datang Kembali, Sharapova!

Jakarta – Semua mata akan tertuju di Stuttgart Jerman tengah pekan ini. Si cantik mantan petenis nomor satu dunia, Maria Sharapova, akan kembali ke atas lapangan.

Petenis Rusia itu dijadwalkan melakoni laga kompetitif pertamanya usai diskors selama 15 bulan akibat gagal tes doping di Australia Terbuka 2016 lalu. Sharapova terbukti mengonsumsi Meldonium, zat yang masuk daftar terlarang.

Di Stuttgart, Sharapova mendapatkan wild card, karena pertimbangan Porsche, selaku sponsor turnamen yang juga sponsor si atlet. Dia akan tampil perdana pada Rabu (26/4) melawan petenis veteran Italia, Roberta Vinci di babak pertama.

Absennya Sharapova tidak dipungkiri memang begitu dirindukan. Selain pukulan-pukulannya yang dahsyat, wajah cantik Sharapova selalu mendapat perhatian khusus. Apalagi, dunia tenis sudah kehilangan petenis manis lainnya, Ana Ivanovic, yang Desember lalu mengumumkan pensiun dini.

“Saya sudah siap untuk mendapatkan gelar juara. Saya sudah berlatih bersama tim, dan saya akan menjalani semaksimal mungkin,” kata Sharapova.

Menarik untuk dinantikan bagaimana reaksi sesama petenis ataupun publik kepada Sharapova. Sejak kabar Sharapova gagal doping, kritik menerpanya. Apalagi dengan banyaknya wild card yang dengan mudahnya diberikan kepada petenis yang baru saja genap berusia 30 tahun itu. Vinci termasuk salah satu petenis yang menentangnya.

“Saya tidak setuju dengan wild card di sini dan tentang wild card di Roma dan turnamen-turnamen lainnya,” kata Vinci. “Dia jelas membuat kesalahan, tapi dia sudah membayarnya dan kupikir dia bisa kembali bermain, tapi tanpa wild card.”

Sementara itu, petenis asal Polandia, Agnieszka Radwanska juga mengeluarkan pendapatnya yang sama. Jika Sharapova berhasil mengalahkan Vinci, maka lawan selanjutnya adalah Radwanska. “Fasilitas wildcard seharusnya diberikan kepada mereka yang peringkatnya turun karena sakit atau cedera. Menurut saya Sharapova harus memperbaiki peringkatnya tanpa wildcard,” tambah Radwanska.

Suara lebih keras bahkan dilayangkan petenis Denmark Caroline Wozniacki. “Jelas aturan dipelintir untuk siapapun yang menginginkannya. Kupikir memang semua orang pantas dapat kesempatan kedua, tapi di saat yang bersamaan, kurasa ketika seorang pemain diskor karena doping, dia seharusnya mulai dari bawah dan berjuang,” katanya.

Stuttgart bukan hanya menjadi satu-satunya turnamen di mana Sharapova mendapatkan “undangan”. Sharapova telah dipastikan mengantongi wild card lain di Madrid dan Roma Terbuka, dan dia masih mengincar wild card di grand slam Prancis Terbuka.

Di turnamen Stuttgrat Terbuka, Sharapova telah menjadi juara tiga kali, 2012, 2013, dan 2014. Sharapova mendapat hukuman karena menggunakan dopping ketika berlaga di Australia Open 2016 lalu.

Petenis putra nomor satu dunia Andy Murray secara terang-terangan telah mengritik Sharapova, sekaligus kebijakan turnamen-turnamen yang memberi dia wild card.

“Kupikir Anda memang sudah seharusnya bekerja untuk kembali seperti sebelumnya,” ceplos Murray, Maret lalu. “Bagaimanapun, sebagian besar turnamen akan melakukan apapun yang mereka pikir yang terbaik untuk event mereka. Kalau mereka mengira memiliki peserta dengan nama-nama besar akan menjual lebih banyak tiket, maka mereka akan melakukannya.”

Entah apakah masih ada respek yang sama untuk Sharapova. Petenis yang berkali-kali dinobatkan sebagai atlet perempuan berpenghasilan terbesar itu tidak menolong dirinya sendiri dengan tetap menyalahkan ITF, yang gagal memberinya informasi soal zat terlarang.

“Di ITF, mereka seharusnya memastikan atlet diberitahu tentang aturan doping yang baru. Aku bertanggung jawab atas kesalahanku, tapi ada orang lain yang seharusnya bertindak. Dan mereka ada di ITF,” sungut Sharapova, belum lama ini.

Namun, bagaimanapun juga, kembalinya Sharapova akan tetap positif untuk olahraga itu sendiri terutama untuk persaingan tenis putri yang akan ditinggal Serena Williams sementara waktu. Selamat datang kembali, Maria Sharapova! (dc-vv)

Close Ads X
Close Ads X