Seandainya Messi Orang Chile

Buenos Aires – Mantan pemain tim nasional Chile, Ivan Zamorano, menganggap Lionel Messi kurang dihargai publik Argentina. Zamorano yakin pemain sekelas Messi sudah dibuatkan patung jika berasal dari Chile.

Messi menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk Argentina dengan torehan 57 gol. Raihan tersebut membuat pemain berusia 29 tahun ini melewati catatan 54 gol milik Gabriel Batistuta.

Namun pencapaian Messi dinilai belum cukup oleh penggemar sepakbola di Argentina. Mereka berharap Messi mampu membawa La Albiceleste memenangi gelar internasional, seperti yang ia lakukan di Barcelona.

“Jika Lionel Messi adalah orang Cile, patungnya akan dibuat di seluruh negeri dan dia akan merasa lelah karena diberi penghormatan terus menerus,” ujar Zamorano.

“Orang-orang Argentina tidak melihat perbedaan Messi di Barcelona dan timnas. Ketika bermain bersama Barcelona, dia memiliki Neymar, Luis Suarez, Andres Iniesta dan Sergio Busquets yang mendukungnya. Menurut saya, mereka harus menghargai pemain terbaik di dunia. Messi memainkan 70 hingga 80 pertandingan setiap tahun dan dia masih membela timnas Argentina.”

Saat ini, Messi tengah bersiap membela Argentina dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Amerika Selatan menghadapi Chile di Estadio Monumental Antonio Vespucio Liberti Buenos Aires, Jumat (24/3) pagi WIB.

Pertandingan ini merupakan pertandingan ke 13 kualifikasi Piala Dunia 2018 zona CONMEBOL. Sampai pekan ke 12 kemarin, Chile berhasil menempati peringkat ke empat klasemen sementara dengan raihan 20 poin, sementara Argentina berada di peringkat lima dengan raihan 19 poin.

Kemenangan pada laga ini akan menjamin posisi mereka di empat besar, sehingga kedua tim akan melakukan segala cara untuk memenangkan laga ini.

Jika menilik rekor pertemuan kedua tim, Argentina tercatat lebih unggul daripada Chile. Tim Tango tercatat memenangkan 4 dari 6 pertemuan terakhir mereka melawan La Roja di semua kompetisi.

Namun 2 pertandingan yang berhasil dimenangkan Chile terjadi pada Final Copa America 2015 dan Final Copa America Cetenario sehingga Argentina memiliki dendam yang mendalam kepada anak asuh Juan Antonio Pizzi tersebut.

Namun jelang laga ini performa Argentina berada dalam level yang tidak stabil. Mereka tercatat hanya menang satu kali di lima pertandingan terakhir mereka di semua kompetisi. Kondisi ini berbeda dengan tim lawan, Chile yang tidak terkalahkan di lima pertandingan terakhir mereka di semua kompetisi. Untuk itu Argentina harus bekerja ekstra keras untuk memenangkan pertandingan ini.

Jelang laga ini, pelatih Timnas Argentina Eduardo Bauza tidak memiliki masalah cedera yang berarti dalam skuatnya. Namun ia tidak bisa diperkuat oleh striker mudanya, Paulo Dybala yang mengalami cedera beberapa waktu yang lalu.

Bauza sendiri diprediksi akan menurunkan skema 4-2-3-1 dengan Gonzalo Higuain sebagai ujung tombaknya. Higuain nantinya akan dibantu oleh pergerakan Angel Di Maria, Ever Banega, dan Lionel Messi di sektor gelandang serang. Di lini pertahanan Bauza kemungkinan akan menduetkan Ramiro Funes Mori dan Nicolas Otamendi untuk menjaga Sergio Romero selaku palang pintu terakhir mereka.

Di kubu tim tamu, pelatih Juan Antonio Pizzi dikabarkan bisa menurunkan skuat terbaiknya pada laga ini. Alexis Sanchez yang sebelumnya dikabarkan menderita cedera disebut sudah cukup fit untuk bermain pada laga penting melawan Argentina ini.

Pizzi kemungkinan besar akan memainkan skema 4-3-3 pada laga ini, di mana Eduardo Vargas akan diplot sebagai ujung tombak pada laga ini, di mana Alexis Sanchez dan Nicholas Castillo akan membantu serangan dari sektor sayap.

Di lini tengah Pizzi kemungkinan akan memainkan Trio Arturo Vidal, Marcelo Diaz, dan Pablo Hernandez sebagai pengatur aliran bola, sementara Claudio Bravo akan kembali dipercaya mengawal gawang La Roja pada laga ini.

Bertindak sebagai tuan rumah, Argentina lebih diunggulkan untuk memenangkan laga ini mengingat mereka memiliki rekor pertemuan yang baik kontra Chile. Namun kubu La Roja diprediksi akan menyulitkan permainan tim Tango dengan performa mereka yang konsisten belakangan ini.

Sinar Meredup
Messi selalu menjadi andalan Barcelona untuk membongkar pertahanan lawan. Messi diberi peran yang cukup bebas di lini depan, Messi bukan saja bisa memberikan banyak gol, tetapi juga mampu menyediakan banyak assist untuk rekan-rekannya.

Peran Messi di lini depan Barca memang bukan cuma sebagai finisher, ia juga kerap memulai permainan. Luis Suarez dan Neymar mampu menjadi rekan yang sangat bagus bagi Messi. Tak heran jika kemudian Messi bisa bersinar di lini depan Barca.

Ceritanya jadi berbeda jika membicarakan kinerja Messi bersama timnas Argentina. Messi seperti sulit meraih sukses dan menunjukkan permainan apik bersama negaranya, terlebih jika bandingannya adalah di Barcelona.

Menurut mantan pemain timnas Argentina, Ricardo Bochini, Messi sulit bersinar di Argentina karena faktor rekan-rekan setimnya. Saat bermain di Argentina, Messi dinilai tidak mendapatkan dukungan sebaik di Barca.

“Bagi Messi, ada yang tidak membantunya di timnas, dan itu adalah pelatih. Dia selalu sendirian di depan, menunggu bola. Dia tidak dibantu pemain lain yang membuka lapangan. Di Barca, dia banyak mendapatkan bantuan itu, tapi di Argentina, bantuan itu sangat buruk,” terang Bochini.

Bochini menyebut beberapa nama pemain yang memberikan bantuan penting kepada Messi di Barcelona. Ada nama-nama seperti Neymar, Luis Suarez, Andres Iniesta, Xavi, Dani Alves dan Jordi Alba yang dalam beberapa tahun terakhir.

(blc-bn)

Close Ads X
Close Ads X