Presiden Minta OCA Promosikan Asian Games 2018

Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kiri) berjabat tangan dengan Presiden Dewan Olimpiade Asia (OCA) Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah (ketiga kiri) disaksikan (dari kiri) Menko PMK Puan Maharani, Menpora Imam Nahrawi, Ketua Umum Indonesia Asian Games Organizing Committee (Inasgoc) Erick Thohir dan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin seusai menggelar pertemuan di Kantor Inasgoc Jakarta, Minggu (15/10). Pertemuan itu dalam rangka penandatanganan amandemen kotrak antara pemerintah, Inasgoc sertaOCA terkait penyelenggaraan Asian Games ke-18 di Jakarta dan Palembang pada 2018 mendatang. ANTARA FOTO/ Wahyu Putro A/aww/17.

Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, meminta Dewan Olimpiade Asia (OCA) ikut mempromosikan Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta dan Palembang ke dunia internasional. Hal ini disampaikan Jokowi saat menerima Presiden OCA, Sheikh Fahad Al-Sabah di Istana Presiden, Senin (16/10).

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, serta Ketua INASGOC Erick Thohir. Pertemuan ini membahas persiapan Asian Games yang dinilai Ahmad Al Fahad sudah berada di jalur yang benar.

“Presiden menyampaikan Indonesia bersungguh-sungguh mempersiapkan diri sebagai tuan rumah, dicanangkan Indonesia dapat sukses sebagai penyelenggara, diikuti sukses prestasi, dan administrasi,” kata Puan setelah pertemuan, seperti dikutip situs resmi Kemenpora.

“Kami meminta Presiden OCA bisa mempromosikan Asian Games 2018 ke dunia internasional karena beliau sering bepergiaan dan bertemu dengan dunia internasional.”

Sementara itu, Ahmad Al Fahad merasa yakin Indonesia akan sukses menghelat pesta olahraga terbesar di Asia tersebut. Dia juga mengatakan akan datang lagi tahun depan untuk menyaksikan test event 10 cabang olahraga yang dihelat pada Januari hingga Februari.

“Dengan melihat progres persiapan yang sudah berada di jalur yang benar, saya optimistis Indonesia akan sukses menghelat Asian Games 2018. Saya akan promosikan Indonesia dan datang lagi tahun depan,” ujarnya.

OCA sendiri membuka pintu selebar-lebarnya bagi tuan rumah untuk mengubah nomor event yang akan dipertandingkan di Asian Games 2018. Namun, untuk jumlah cabang dan nomornya harus tetap sama.

“Kami berkomitmen dengan nomor tersebut, tapi kami fleksibel untuk mengubah nomor eventnya. Yang terpenting adalah jumlah eventnya tidak berubah, seperti yang kita putuskan. Karena ini menunjukkan komitmen kami dengan panitia koordinasi,” kata Sheikh Ahmed Al-Fahad Al-Ahmed Al-Sabah.

“Kami fleksibel untuk berubah dari olahraga ke olahraga, dan ini adalah bagian dari agenda International Olympic Committee 2020 juga. Untuk itu, saya percaya hari ini kita telah menjalaninya dengan baik dalam pertemuan tadi. Termasuk menggeser beberapa cabor untuk memenuhi kebutuhan panitia penyelenggara.”

Sebelum pertemuan digelar, Menpora Imam Nahrawi telah mengirimkan surat kepada Sheikh Ahmed Al-Fahad Al-Ahmed Al-Sabah terkait kemungkinan menambah 11 nomor dari tiga cabang olahraga, yaitu panahan, panjat tebing, dan taekwondo pada 9 Oktober 2017.

OCA bersama Panitia Penyelenggara Asian Games (INASGOC) juga sepakat untuk menambah pasal-pasal yang ada di dalam kontrak, terutama terkait penggunaan dana sponsorship.

Perubahan yang dimaksud adalah terkait aturan sebelumnya bahwa dana dari sponsor yang dibagi dua, 50-50 antara OCA dan INASGOC, baru bisa dicairkan sehari setelah upacara pembukaan pada 18 Agustus 2018. Kini dengan adendum baru, dana sponsor bisa dicairkan dari jauh-jauh hari.

“Atas nama OCA saya mengucapkan terima kasih saya kepada Jusuf Kalla, karena sejak dia menjadi penanggung jawab Asian Games, telah banyak solusi yang dilakukan,” kata Sheikh Ahmed Al-Fahad Al-Ahmed Al-Sabah.

Hemat 20-30 Juta Dollar AS
Sementara itu, Erick Thohir selaku Ketua INASGOC mengatakan, selain perubahan HCC terkait penggunaan dana sponsorship yang bisa dilakukan lebih cepat, perubahan lain berkaitan dengan penghematan dana yang dikeluarkan tuan rumah.

“Di host city contract terdahulu sponsor itu ada dua macam yakni cash dan barang. Misalnya seperti yang kita tandatangani hari ini dengan 361 ada cash dan ada baju. Bajunya, dulu karena dihitung merupakan cost penyelenggaraan dan bisa mengurangi uang penyelenggaraan, maka OCA meminta 50 persen harus jadi cash. Dengan perjanjian yang baru, maka 100 persen itu milik Indonesia. Ini bisa membantu penghematan atau cash flow hingga 20-30 juta US dolar,” beber Erick.

Sebagai gambaran, anggaran yang tersedia dari pemerintah untuk Asian Games sebesar Rp4,5 triliun. Sementara kebutuhan penyelenggara Rp5,6 triliun. Masih ada kekurangan Rp1,1 triliun. (blc-dc)

Tinggalkan Balasan

Close Ads X
Close Ads X