Mentalitas Jadi Masalah

Turin – AC Milan hanya mampu bermain imbang 2-2 Olimpico Grande Torino pada lanjutan Serie A, Selasa (17/1) dinihari WIB. Padahal, pada pertandingan melawan Torino tersebut, Milan sempat tertinggal dua gol terlebih dahulu dari tuan rumah.

Gol masing-masing dari Andrea Bertolacci dan Carlos Bacca memastikan Rossoneri mendapatka satu poin. Kini, Milan pun kembali ke peringkat lima klasemen, unggul satu poin dan masih memiliki satu pertandingan simpanan daripada Internazionale.

Milan bisa dibilang cukup beruntung pada pertandingan ini. Pasalnya, Torino bisa saja unggul tiga gol sebelum jeda. Eksekusi penalti Adem Ljajic dengan tenang diantisipasi oleh Gianluigi Donnarumma dan tetap membuat Milan berkesempatan mendapatkan sesuatu dari pertandingan itu.

“Harusnya aku yang mengambil penalti itu, namun Ljajic nampak siap untuk mengeksekusinya. Sayangnya, kiper tidak bergerak dan menyelamatkannya,” ungkap pencetak gol pertama Torino, Andrea Belotti, pasca pertandingan.

Satu hal yang patut disorot dari kedua tim ini adalah mentalitas yang mereka tunjukkan. Torino gagal menunjukkan dominasi mereka di babak kedua sehingga membuka peluang Milan untuk mencetak gol dan mendapatkan poin.

Begitu pula Milan yang cenderung lambat panas dan gagal menguasai jalannya pertandingan, seperti laga yang sudah-sudah. Faktor inilah yang menjadi pendukung kuat hasil seri yang dicatatkan oleh kedua tim.

Torino bermain dengan tempo lebih cepat di awal dan pantas untuk unggul. Kami meningkatkan tempo di babak kedua dan pantas untuk mendapatkan hasil seri,” ungkap Vincenzo Montella.

“Rencana kami adalah bermain 75 sampai 90 menit seperti ini. Jika kami bisa melakukannya dalam 20 menit, kami bisa melakukannya sepanjang pertandingan. Ini adalah isu mentalitas, kami perlahan akan menuju kesana dan aku yakin kami bisa mencapainya.”

Senada dengan Montella, Sinisa Mihajlovic pun turut menyoroti mentalitas yang ditunjukkan oleh timnya, bahkan menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi. “Seri di pertandingan seperti ini sangatlah kejam.

Selama 20 menit di babak kedua kami seperti hilang “Aku bertanya pada diriku mengapa kami bermain lebih kedalam di babak kedua. Kami mundur ke belakang, kebobolan dua gol lalu kembali terbangun. Ini adalah isu mentalitas tim kami,” tandasnya.

Milan dan Torino sendiri bisa dibilang sebagai dua tim yang cukup mengejutkan sejauh ini. Penampilan keduanya dibawah pelatih baru memang melebihi ekspektasi yang diberikan publik.

Milan kini kembali perlahan mengembalikan status mereka sebagai tim raksasa Italia sementara Torino melanjutkan tren mereka musim lalu–dengan gaya berbeda–sebagai tim yang kini bersaing untuk satu tempat di Eropa. Oleh karena itu, tentu wajar apabila pertandingan keduanya berakhir imbang dan terjadi cukup banyak gol di dalamnya.
(ssc)

Close Ads X
Close Ads X