Menang Harga Mati

Moskow | Jurnal Asia

Portugal akan memainkan partai keduanya di Grup B Piala Dunia 2018 melawan Maroko di Luzhniki Stadium Moskow, Rabu (20/6) malam WIB. Duel ini adalah kesempatan untuk Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan meraih poin penuh.
Setelah pada pertandingan sebelumnya, mereka harus bersusah payah mencuri satu poin dari tim unggulan yakni Spanyol. Portugal dan Spanyol yang langsung bertemu di laga pertama Grup B, harus berbagi poin dengan skor imbang 3-3, di mana Cristiano Ronaldo mencatatkan hattrick pertamanya di Piala Dunia.

Secara kasat mata, Portugal lebih diunggulkan, mulai dari sejarah tim hingga bertaburnya bintang di tubuh Timnas Portugal. Sebut saja Rui Patricio (Sporting Lisbon), Pepe (Besiktas), Raphael Guerreiro (Borussia Dortmund), Andre Silva (AC Milan), Bernardo Silva (Manchester City), Ricardo Quaresma (Besiktas), hingga mega bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo.

Meski secara materi dan kualitas pemain lebih diunggulkan, namun ini sama sekali bukan pertemuan mudah bagi Selecao. Namun kabar baik untuk para penggemar adalah, mereka memiliki pelatih kepala Fernando Santos di bangku cadangan. Ia menanamkan disiplin yang mengesankan ke dalam tim nasional Yunani, sebelum memimpin Portugal meraih trofi Euro dua tahun lalu di Prancis.

Fernando Santos tentu tahu bagaimana memotivasi para pemainnya menjelang pertandingan putaran kedua yang sangat penting itu.

Santos mengaku tidak merasakan tekanan selama melatih Timnas Portugal. Hasil imbang 3-3 melawan Spanyol di laga perdana Piala Dunia 2018 dipuji sebagai salah satu hasil terbaik dalam sejarah 88 tahun kompetisi.

“Saya tidak pernah merasakan tekanan dari seseorang yang sumber penghasilannya hanya sepak bola,” ucapnya. “Tekanan itu hanya untuk alat memasak. Saya terlalu tua untuk mengkhawatirkan tentang itu.”

Sementara Maroko dihadapkan dengan pilihan sulit, yakni menang atau pulang kampung. Sebab, mereka saat ini berada di dasar klaesemen dengan poin 0. Karena, pada laga perdana, Maroko harus mengakui ketangguhan Iran dan kalah 0-1.

Maroko yang mendominasi jalannya laga dan menekan pertahanan Iran hampir 90 menit penuh, malah harus kalah berkat gol bunuh diri dari bek mereka, Aziz Bouhaddouz pada menit ke-95. Andai kalah, Maroko sudah jelas akan angkat koper. Apalagi, pertandingan terakhir meraka akan berhadapan dengan Spanyol.

Pelatih Herve Renard memiliki tantangan yang jauh lebih sulit setelah Atlas Lions kalah di laga pedana. Hasil itu menyebabkan Maroko hanya memiliki peluang super tipis untuk melaju ke babak 16 besar.

Maroko akan mengandalkan winger Amine Harit untuk mendobrak pertahanan tim lawan. Apalagi dirinya memiliki nilai 7.13 dari situs lawan statistik whoscored. Sehingga bisa memberikan ancaman berbahaya bagi tim lawan ke depannya.

Kedua tim hanya bertemu satu kali di masa lalu. Menariknya, laga itu juga terjadi di Piala Dunia 1986 ketika Maroko meraih kemenangan mengejutkan 3-1 di babak penyisihan grup. Atlas Lions menduduki puncak grup saat itu dengan empat poin, sementara Selecao das Quinas berakhir di dasar klasemen dengan dua hasil seri dalam dua laga sisanya.
(bnc-gbc-scw-adp)

Close Ads X
Close Ads X