Kudeta!

Madrid – Lionel Messi memberikan luka berlipat-lipat untuk Real Madrid. Tak cuma dua golnya yang membuatnya jadi antagonis untuk publik Santiago Bernabeu.

Barcelona terus menghidupkan asa meraih gelar juara La Liga. Barca sukses mengalahkan Real Madrid 3-2, dalam laga sengit yang diwarnai kartu merah Sergio Ramos. Hasil ini membuat Barca mengambil-alih posisi Madrid di puncak klasemen sementara.

Bermain di Santiago Bernabeu, Senin (24/4) dinihari WIB, Lionel Messi menginspirasi kemenangan Barca dengan mencetak dua gol di masing-masing babak. Madrid sendiri bermain dengan 10 orang sejak babak kedua.

Madrid sempat memimpin lebih dulu lewat gol Casemiro di menit ke-28. Namun lima menit kemudian Messi berhasil menyamakan skor menjadi 1-1. Gol itu sekaligus mengakhiri puasa golnya di laga El Clasico sejak Maret 2014.

Di babak kedua Barcelona sempat membuat isi Santiago Bernabeu terdiam lewat gol Ivan Rakitic di menit ke-73, disusul kartu merah Ramos di menit ke-77. Akan tetapi, ketimpangan jumlah pemain tak bikin Madrid kendur. Gol penyeimbang lahir di menit ke-85 lewat James Rodriguez.

Saat itulah momen dramatis terjadi. Messi mencetak gol di menit ke-91, mengantarkan Blaugrana meraih kemenangan lewat gol keduanya untuk Barca di laga ini.

Gol Messi itu sekaligus membuat para pemain Madrid terpukul. Marcelo dan Mateo Kovacic terlihat menjatuhkan diri ke lapangan karena kecewa. Sementara itu, Cristiano Ronaldo yang tak mencetak gol tampak tak percaya.

Messi jelas jadi antagonis untuk publik Santiago Bernabeu. Tak cuma dua golnya, yang salah satunya menjadi penentu di masa injury time, dia juga memberikan luka lain. Kartu merah Ramos tak terlepas dari perannya, di mana dia jadi korban tekel dua kaki bek Madrid itu. Selain itu, ada pula perayaan golnya di masa injury time.

Messi, yang kini sudah mencetak gol ke-500, merayakannya dengan membuka kausnya dan memamerkan di hadapan pendukung tuan rumah. Sontak aksinya itu mendapat respon negatif. Fans Madrid yang kesal mengacungkan jari tengah. Namun, Messi tetap tenang memanjatkan syukur kepada Tuhan. Wasit pada prosesnya menghadiahi kartu kuning, karena perayaan melepas kaus itu.

Dengan kemenangan ini, Barca menggusur rivalnya itu untuk menduduki puncak klasemen dengan perolehan 75 poin dalam 33 pertandingan. Madrid kedua dengan angka yang sama, dan masih memiliki satu pertandingan di tangan.

Hasil ini juga sekaligus membuat persaingan di pentas La Liga semakin seru. Atletico Madrid, yang sehari sebelumnya menuai tiga angka, memiliki kesempatan memburu Barcelona dan Real Madrid.

Usai laga, pelatih Madrid, Zinedine Zidane, mengakui jika Madrid adalah lawan yang bisa membuat anak asuhnya menderita.

“Hasil dari laga ini adalah kami mendapat banyak peluang untuk mencetak gol dan menyudahi laga. Di sini yang kami sedikit kecewa, dengan peluang-peluang yang kami miliki,” ujar Zidane. “Kami memiliki banyak laga dengan peluang untuk mencetak gol, namun kami tidak bisa melakukannya. Hal itu bisa menjadi hukuman bagi kami. Barcelona adalah satu rival yang tahu bermain dan bisa membuat Anda menderita.”

Namun Zidane percaya kekalahan dari Barca tak jadi pukulan telak bagi Madrid. Sebab kans menjuarai Liga Spanyol juga masih ada tangan sendiri.

“Saya tidak merasa begitu. Hal-hal seperti ini terjadi dan ini tidak akan mengubah cara kami melakukan berbagai hal. Kami menghadapi tim bagus,” kata Zidane. “Kans juara masih ada di tangan kami dan kami akan terus bersikap positif sampai akhir. Sekarang kami perlu beristirahat dan mengalihkan fokus ke pertandingan berikutnya.”

Ketat
Kemenangan Barcelona di El Clasico membuat persaingan juara La Liga seru lagi. Kini Real Madrid harus beradu cepat dengan Barca menuju titel juara.

Sebelum duel di Santiago Bernabeu, Senin (24/4) dinihari WIB, Madrid sebenarnya dalam posisi diuntungkan. Berada di puncak klasemen dan unggul tiga angka, Madrid juga masih menyimpan satu laga tersisa.

Sementara Barca tidak dijagokan menang mengingat mereka baru terpukul usai disingkirkan Juventus di perempatfinal Liga Champions. Apalagi Barca harus bermain tanpa Neymar yang menjalani skorsing tiga laga. Belum lagi melihat Madrid sedang on fire menyusul kelolosan mereka ke semifinal Liga Champions usai menyingkirkan Bayern Munich. Tapi itu hanya di atas kertas dan yang terjadi di lapangan sebaliknya.

Kini Barca dan Madrid sama-sama punya 75 poin, meski klub Catalan itu unggul head-to-head setelah laga pertama di Camp Nou berakhir 1-1. Namun, Madrid diuntungkan dengan satu laga simpanan.

“Musim ini berjalan seperti lima musim saja. Banyak hal terjadi: yang baik, yang buruk dan itu sudah saya lupakan,” ujar pelatih Barca, Luis Enrique. “Gol kedua Madrid memang pukulan untuk kami, tapi para pemain bangkit dengan napas terakhir mereka. Akhir yang bahagia seperti yang kami inginkan dan saya puas dengan performa para pemain, dengan cara mereka berjuang hingga akhir.”

Mau tak mau kemenangan Barca itu membuat persaingan gelar juara menjadi lebih seru lagi. Pasalnya kini Madrid yang menentukan sendiri apakah mereka bakal jadi juara atau tidak.

Meski punya enam laga tersisa sampai akhir musim, boleh dibilang beban Madrid lebih berat. Pasalnya lawan-lawan yang akan dihadapi adalah Valencia Sevilla, Malaga, Deportivo La Coruna, dan Alaves plus satu laga tunda kontra Celta Vigo.

Dari enam laga sisa itu, hanya dua yang digelar di Bernabeu yakni kontra Valencia dan Sevilla. Belum lagi Madrid masih harus menghadapi Atletico Madrid di semifinal Liga Champions yang bakal membuat konsentrasi terbelah.

Sementara Barca justru lebih tenang mengingat mereka “hanya” akan menghadapi Osasuna, Espanyol, Villareal, Las Palmas, dan Eibar. Mungkin hanya Villarreal yang di atas kertas bisa merepotkan.

Dari lima laga sisa itu, tiga akan dihelat di Camp Nou saat menghadapi Osasuna, Villarreal, dan Eibar. “Kami memang ada di puncak, tapi Madrid masih punya satu laga simpanan. Ini akan ketat dan bakal berlangsung hingga pekan akhir, tapi kami mendapat hasil yang diinginkan dalam laga ini,” tutup Enrique.

(dc-scn-bn-adp)

Close Ads X
Close Ads X