Djanur Pertanyakan Keputusan Manajemen PSMS

Medan | Jurnal Asia

Sikap pengurus PSMS yang mendepak asisten pelatih Wanda dan M Yusuf Prasetyo membuat pelatih kepala Djajang Nurjaman berang. Selain itu, ibarat mall atau plaza, jelang Lebaran PSMS juga melakukan cuci gudang sebagai persiapan memasuki putaran kedua nanti.

Usai mengalami hasil buruk di kompetisi Liga 1 Indonesia 2018, PSMS langsung berbenah. Tak hanya pemain yang didepak, dua asisten pelatih pun kena getahnya. Selain Sadney Urikhobe ada enam hingga tujuh pemain lokal yang bakal dipecat.

CEO PSMS Medan Doddy Tahir mengatakan jika sudah diputuskan dua asisten setelah PSMS dicoret setelah dilakukan evaluasi, dan tentunya pelatih PSMS, Djajang Nurjaman mengerti.
“Karena sudah diberikan kesempatan hingga 13 laga, tapi tidak ada perubahan makanya diputuskan kerjasamanya,” tegasnya, kemarin.

Lanjut Dody, pemain lokal juga akan dievaluasi sebanyak enam hingga tujuh pemain terutama di lini belakang. “Kami akan benahi tim ini untuk putaran kedua, makanya harus dievaluasi yang tidak berkontribusi buat tim langsung didepak. Sejauh ini juga sudah ada 18 pemain yang mendaftar dan akan diseleksi mulai 21 Juni. Jadi ada dua pemain asing dari Brasil dan Argentina yang ikut seleksi,” jelasnya.

Dirinya mengatakan jika hingga pekan-13 kompetisi Liga 1 Indonesia 2018 Manajemen PSMS sudah mengeluarkan total bonus Rp510 juta.

“Jadi tidak ada kalau pemain itu tidak dikasih bonus, malah waktu menang lawan Persija bonus yang digelontorkan Rp200 juta. Kalah saja mereka dikasih bonus, jadi saya tegaskan tidak ada kalau pemain tidak diberi bonus,” tambahnya.

“Sementara itu untuk gaji juga mereka tidak pernah telat dibayar. Gitupun saya heran juga, masih bisa kalah sedangkan tim tetangga dua bulan tidak dibayar menang-menang saja.”

Disamping itu, dirinya juga mengaku sedih dengan hasil yang sudah diraih timnya di kompetisi. “Di laga tandang jangankan menang, seri saja susah. Sementara di laga terakhir, kita harus kalah dengan skor telak 3-0 atas Persib,” tutupnya.

Sementara itu, Djajang Nurjaman mengatakan pendepakan dua asisten pelatih tersebut dilakukan tanpa koordinasi dengan dirinya. Ia menilai sikap pengurus tak lebih sebagai bentuk intervensi.

“Bukannya ini sebagai bentuk intervensi yang ditunjukkan pengurus, dalam hal ini Doddy kepada saya,” kesal pelatih yang akrab disapa Djanur.

Mantan pelatih Persib ini pun heran dengan keputusan pengurus dengan mendepak dua asistennya tanpa adanya koordinasi.

“Kenapa bukan saya yang dievaluasi. Karena apapun hasil yang diraih PSMS itu tanggung jawab saya. Mereka (Wanda dan Yoyo-red) hanya membantu tugas saya melatih PSMS,” sebut Djanur lagi.

Tak ingin memperpanjang polemik, Djanur mengaku akan mempertanyakan sikap pengurus dan mengambil langka terkait hal itu. “Kita pertanyakan dulu ke pengurus. Karena kita semua mau PSMS maju dan apapun alasannya saya sebagai pelatih kepala juga harus tau masalah pemecatan asisten pelatih yang dilakukan pihak manajemen,” tutup Djanur.
(bambang-adp)

Close Ads X
Close Ads X