Delfina Siregar Ukir Prestasi Melalui Gulat

Medan | Jurnal Asia

Cabang olahraga (cabor) gulat merupakan salah satu bela diri yang memiliki keunikan tersendiri. Hal ini membuat atlet binaan KONI Medan ini tertarik untuk menekuninya. Hasilnya pegulat putri berdomisili di Jalan Pimpinan Medan berhasil membukukan prestasi nasional di ajang Kejurnas junior di Yogyakarta 2014.

Sepak terjang anak dari pasangan Almarhum Darwin Siregar dan Sarifah Sinaga ini memulai debutnya dalam olahraga gulat mulai tahun 2008, saat duduk dibangku kelas VIII SMP. Selama 10 tahun berkecimpung di gulat, cewek yang dilahirkan di Medan ini telah menorehkan prestasi dari tingkat regional hingga nasional.

Anak bungsu dari 2 bersaudara ini telah menorehkan prestasi antara lain meraih perunggu Kejurnas junior di Yogyakarta 2014. Medali emas Porprovsu 2014, mendulang emas Kejurda Gulat Piala Gubsu 2017 dan terakhir tercatat menyumbang emas untuk kontingen Medan di arena Porwilsu 2018. Keping emas yang diraih setelah sukses menaklukkan pegulat Dairi yang bertarung di kelas 55 kg gaya bebas putri.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Negeri Medan (Unimed) saat ini sedang fokus latihan sebagai persiapan menuju Porprovsu yang digelar November mendatang. Target untuk menuju pesta akbar olahraga bergengsi PON di Papua membuat atlet yang dilahirkan 24 tahun silam ini terus berbenah diri dengan latihan untuk mewujudkan cita-cita menjadi bagian dari kontingen Sumut di pesta olahraga nasional yang digelar empat tahun sekali.

“Saya tertarik dengan olahraga gulat karena unik. Pasalnya, gulat tidak seperti olahraga beladiri lainnya. Gulat dimainkan harus dengan full body contek dan pegulat harus bisa melakukan gerakan senam. Untuk menjadi atlit gulat tubuh harus lentur dan memiliki fisik yang kuat untuk mengunci lawan,” ujar Delfina Siregar di Medan, Selasa (19/6).

Pengidola Charlie Puth ini menjelaskan sebagai pegulat yang paling berat melawan psikis dan kognisi yang ada di dalam diri sendiri dan dapat mengendalikan emosi saat bertanding. Apalagi semua daerah yang ikut dan bertanding di arena Porprovsu nantinya merupakan pegulat terbaik dari daerah masing-masing.

“Lawan yang dihadapi nantinya dalam wujud nyata merupakan lawan terberat. Untuk mengatasinya tentu sebagai pegulat harus mampu mengatasi diri sendiri dan jangan pernah menganggap remeh lawan. Kesempatan dan peluang menuju PON Papua harus dimanfaatkan untuk menorehkan prestasi sehingga dapat tampil di arena Pra PON tahun depan” tandasnya.
(bambang nl)

Close Ads X
Close Ads X