Bukan Soal Dendam

Munich – Bayern Munich disingkirkan Real Madrid di perempatfinal musim lalu. Bomber Bayern, Robert Lewandowski, mengungkapkan timnya tak memikirkan soal balas dendam.

Pada 2016/17, Bayern kalah dengan agregat 3-6. Pertandingan leg kedua dibayangi kontroversi dengan kartu merah Arturo Vidal dan gol-gol Cristiano Ronaldo yang disahkan kendati offside.

Kedua raksasa Eropa itu bertemu lagi dalam babak semifinal. Bayern akan kembali menjamu Madrid lebih dahulu di Allianz Arena untuk melakoni leg pertama, Kamis (26/4) dinihari WIB. Lewandowski mengatakan timnya telah melupakan kegagalan musim lalu.

“Balas dendam? Ini adalah musim yang sepenuhnya berbeda, musim yang berbeda. Apa yang terjadi musim lalu adalah sejarah. Kami tahu setiap pertandingan berbeda, seperti halnya setiap musim berbeda,” Lewandowski mengungkapkan pada FCBayern.TV.

“Ketika kami menghadapi Real Madrid sekarang, akan sepenuhnya berbeda dengan musim lalu. Apa yang terjadi musim lalu tidak lagi dalam pikiran kami. Tentu saja, dua pertandingan melawan Real Madrid: semifinal, laga yang sangat penting. Tapi kami dalam posisi yang berbeda dibandingkan musim lalu.”

Bayern berambisi lolos ke final Liga Champions pertamanya dalam lima tahun. Sejak juara pada 2012/13, the Bavarians mentok di semifinal saat dibesut Josep Guardiola.

“Kalau Anda ingin berhasil ke final Anda harus mengalahkan seluruh lawan Anda. Kami tahu apa yang telah dicapai Real Madrid dalam dua musim terakhir (memenangi Liga Champions beruntun),” sambung bintang sepakbola Polandia ini.

“Kami harus benar-benar fokus. Kalau Real Madrid membuat kesalahan, kami harus mencoba mengambil keuntungan dan mencetak gol. Namun kami juga harus disiplin dalam bertahan. Kami tahu kami bisa mengalahkan Real Madrid, meski mereka adalah tim top. Itu akan menjadi sebuah pertandingan yang berat.”

Jelang duel di leg pertama, bek kanan Madrid Carvajal menilai ada tiga pemain Bayern yang sulit dihentikan. Mereka adalah Arjen Robben, Robert Lewandowski, dan Frank Ribery.

“Robben, Lewandowski, dan Ribery adalah pemain yang paling sulit dihentikan. Mereka tiga pemain yang sangat sulit dijaga, dan dengan sedikit celah mereka bisa mencetak gol,” kata Carvajal.

Madrid merupakan klub pertama yang berhasil mempertahankan gelar juara di era Liga Champions. Jika bisa melewati Bayern dan kembali berjaya di final, mereka punya kesempatan mencatatkan sejarah dengan memenangi trofi tiga kali secara beruntun.

“Tidak ada yang mustahil, kami akan berjuang untuk itu. Kami bekerja dan jika kami sudah memenangi dua kali maka mengapa tidak kami mencoba untuk tiga kali berturut-turut? Saya berharap kami bisa memenangi Liga Champions, kami harus tetap membumi dan menghadapi semifinal dengan antusiasme yang tinggi,” harapnya.

Rekor Imbang

Bayern dan Madrid sebelumnya sudah bertemu 24 kali di Eropa. Rekornya seimbang, sama-sama menang 11 dan dua laga lainnya berkesudahan imbang.

Pertemuan terakhir mereka adalah di babak perempat final Liga Champions musim lalu. Madrid menyingkirkan Bayern dengan agregat 6-3 (2-1 tandang, 4-2 kandang).

Cristiano Ronaldo mencetak dua gol untuk Madrid di Jerman, dan mengukir hat-trick di Santiago Bernabeu. Musim itu, Madrid tembus sampai final dan meraih gelar mereka yang ke-12 di kompetisi ini. Musim itu, pasukan Zinedine Zidane juga jadi tim pertama di era Liga Champions yang mampu juara dua edisi secara beruntun.

Kali ini, Madrid mengincar final demi mencoba mewujudkan ambisi hat-trick juara Liga Champions. Bagi Bayern, ini adalah kesempatan untuk melakukan pembalasan sekaligus mencapai final untuk pertama kalinya sejak 2013.

Bayern sampai di babak ini setelah menyingkirkan Sevilla dengan agregat 2-1 di fase sebelumnya. Kelolosan itu didapatkan pasukan Jupp Heynckes berkat kemenangan di Spanyol pada leg pertama lewat bunuh diri Jesus Navas dan gol Thiago Alcantara.

Sementara itu, Madrid lolos dramatis dari hadangan Juventus. Madrid menang 3-0 di Turin pada leg pertama berkat performa apik Ronaldo, yang mencetak dua gol dan merancang satu assist untuk Marcelo.

Di Santiago Bernabeu, Juventus sempat menyamakan agregat lewat dua gol Mario Mandzukic dan satu gol Blaise Matuidi, tapi selamat dari bahaya setelah Ronaldo mencetak gol penalti saat injury time.

Bayern dan Madrid punya kualitas seimbang. Permainan ofensif mereka pun sama-sama menakutkan. Tidak bakal mudah mendapatkan pemenangnya. (dc-bn-mrc-adp)

Close Ads X
Close Ads X