Arsenal Kolaps

Munich – Arsene Wenger sulit menjelaskan kekalahan telak Arsenal di kandang Bayern Munich. Wenger menyebut The Gunners kolaps, juga mengakui Bayern memang tim yang lebih baik.

Arsenal digebuk Bayern dengan skor mencolok 1-5 pada pertandingan leg pertama babak 16 besar Liga Champions di Allianz Arena, Kamis (16/2) dinihari WIB. Statistik pertandingan memperlihatkan Tim Meriam London memang kalah segalanya dari Die Roten.

Situs resmi UEFA mencatat Bayern unggul penguasaan bola 69-31%. Bayern juga membuat 11 percobaan tepat sasaran, sementara Arsenal cuma lima.

Bayern unggul lebih dulu melalui gol Arjen Robben, yang kemudian dibalas Arsenal lewat Alexis Sanchez. Saat half time, skor sebenarnya masih sama kuat 1-1.

Sayang, komposisi seimbang Arsenal limbung pada babak kedua. Arsenal diberondong empat gol setelah jeda. Robert Lewandowski, Thiago Alcantara (dua kali), dan Thomas Mueller bergantian menjebol gawang David Ospina. Hasil tersebut membuat Arsenal membawa pulang cenderamata pahit, berupa kerja keras agar menemukan ritme guna membalas kekalahan.

“Sulit untuk menjelaskan. Saya rasa kami punya dua peluang bagus beberapa saat sebelum turun minum,” ujar Wenger.

“Saya rasa kami tak beruntung untuk gol kedua karena awalnya wasit memberi kami sepak pojok. Lalu kami kebobolan gol kedua dan yang paling penting kami kehilangan Koscielny. Kami kolaps. Secara keseluruhan, saya harus mengatakan bahwa mereka adalah tim yang lebih baik daripada kami. Mereka bermain sangat baik pada babak kedua dan level kami menurun.”

Kekalahan telak ini sangat menyulitkan upaya Arsenal untuk melaju ke babak berikutnya. Mereka butuh keajaiban untuk membalikkan keadaan di leg kedua yang akan dilangsungkan di Emirates Stadium pada 7 Maret mendatang.

Wenger menyebut pertandingan pada babak pertama berlangsung seimbang dan ketat. Ia merasa anak asuhnya bisa mencetak gol lebih banyak setelah mampu menciptakan beberapa peluang emas.

Kondisi tersebut tak terjadi pada babak kedua. Wenger mengaku mendapat tiga pukulan telak sekaligus, yakni kehilangan Laurent Koscielny, kebobolan pada menit ke-53, dan jala gawang yang robek akibat ulah Thiago Alcantara pada menit ke-56.

Baginya, tiga kondisi tersebut membuat suasana semakin sulit. “Gol kedua membuat kami benar-benar terpukul. Kami memiliki lima pemain di kotak penalti, namun mereka mampu memanfaatkan itu. Masalah terbesar datang setelah gol ketiga, sebab kami kehilangan pola organisasi,” ungkap Wenger.

Bagi Wenger, Arsenal seperti sudah mati kutu pada 25 menit terakhir. Rentang menit ke-65 sampai akhir pertandingan tak seperti yang ada di kepala Wenger.

Saat itu, Wenger berharap respons anak asuhnya bisa secepat seperti babak pertama. Pada paruh pertama, Arsenal tertinggal berkat gol winger Bayern Munchen, Arjen Robben pada menit ke-11. Arsenal mendapat hasil dari reaksi positif, setelah Alexis Sanchez mencetak gol balasan, 19 menit kemudian.

“Kami merasakan 25 menit terakhir yang sangat menyeramkan. Tak ada respons dari apa yang kami rasakan setelah gol-gol mereka,” ucap Wenger.

Wenger sendiri tak menyangka Arsenal bakal luluh lantak di depan fans Bayern Munchen. Optimisme tinggi yang sempat telontar sebelum laga, langsung meredup ketikaa wasit meniup peluit panjang pertanda waktu 90 menit telah selesai di Allianz Arena.

Kalah 1-5 menjadi tamparan tersendiri bagi Wenger. Seolah deja vu, kerja keras menjadi hiasan utama skuat Arsenal sebelum menjamu Bayern Munchen pada pertemuan kedua, Selasa (7/3).

“Hasil yang sangat buruk. Saya tak ingin mengeluhkan apapun terkait taktik, seperti misalnya kehilangan Laurent Koscielny. Jika saya bisa memilih, lebih baik Koscielny ada di lapangan. Kami harus bangkit dari hasil buruk ini,” sebut Wenger.

Menurut pelatih asal Prancis ini, Arsenal terpengaruh dua gol dalam rentang tiga menit, tepatnya pada menit ke-53 dan 56’. Kondisi tersebut membuat permainan menjadi berubah.

Wenger mengaku, dua gol cepat tersebut bakal menjadi bahan evaluasi sebelum mereka kedatangan raksasa Bundesliga tersebut pada pekan pertama bulan Maret 2017. “Kami kehilangan pola organisasi, terutama setelah kehilangan bek tengah. Namun, setelah gol ketiga, Arsenal limbung secara mental dan organisasi,” tegas Wenger.

Kekalahan telak ini tak ayal membuat usaha Arsenal menyudahi rentetan buruknya, setelah selalu kandas di babak 16 besar dalam enam musim terakhir, kini jadi sangat sulit. Pun demikian, Arsenal masih berusaha menjaga peluang seberapa pun itu. Apalagi masih ada leg kedua yang akan dijalani di Emirates.

“Anda tak pernah bisa tahu dalam sepakbola,” kata bek Arsenal Laurent Koscielny. “Kami profesional, masih ada leg kedua dan kami akan berusaha menang. Tapi tentu sangat sulit setelah pertandingan seperti ini. Namun, kami akan berjuang karena kami profesional dan main buat Arsenal.”

Kekalahan ini juga semakin memojokkan Wenger, mengingat dalam beberapa bulan terakhir taktisi berkebangsaan Perancis itu kerap digempur isu pemecatan. Fans garis keras terang-terangan telah meminta Sang Profesor agar segera angkat kaki meninggalkan Emirates Stadium. Fans menginginkan pelatih baru.

Selain terancam gagal di Liga Champions, Arsenal juga sepertinya bernasib sama di pentas Premier League. Masih tercecer di posisi keempat klasemen sementara dengan torehan poin 50, Arsenal tertinggal jauh dari Chelsea yang masih perkasa di puncak. Kedua tim terpaut 10 angka.

Arsenal sudah lama tak memenangkan Premier League, kompetisi paling bergengsi di Inggris. Terakhir mereka memenangkannya beberapa musim silam, tepatnya musim 2003/2004.
(dc-blc-
ssc-adp)

Close Ads X
Close Ads X