Tidak Ada Demonstrasi Buruh di Ambon

Ambon | Jurnal Asia
Tidak ada demonstrasi kaum pekerja pada Hari Buruh Inter­nasional atau May Day di Kota Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, Minggu (1/5). Dari pagi hingga petang, suasana di kota itu sepi, dan tidak ada aksi buruh atau demonstrasi untuk menyuarakan hak-hak maupun kesejahteraan mereka.

Jalan-jalan di pusat kota Ambon juga lengang, begitu pun toko-toko sebagian besar masih terlihat tutup karena berkaitan dengan liburan Minggu. Ke­ramaian hanya di pusat-pusat perbelanjaan seperti Ma­luku City Mall di Desa Hative Kecil dan Ambon City Center di Desa Passo. Warga bersama keluarga berbelanja atau bersantai.

Sebagain besar warga yang tinggal di pusta kota Ambon, juga lebih memilih berpiknik dan bersantai bersama keluarga mereka di sejumlah objek wisata di luar kota seperti Pantai Nat­sepa dan Sopapey di Desa Suli, Pulau Ambon, dan Pantai Nama­latu dan pantai Santai di Desa Latuhalat.

Sejumlah buruh mengaku tidak mengetahui rencana aksi demo dan unjuk rasa. “Kami tidak tahu ada tidaknya aksi demo para buruh untuk menuntut kesejahteraan berkaitan dengan peringatan Hari Buruh,” ujar Lenny, salah seorang pekerja pada salah satu warung kopi di kota Ambon.

Lenny bersama beberapa temannya menuturkan, bahwa mereka tidak pernah mengikuti aksi demo, bahkan jarang men­dengar adanya aksi yang di­lakukan para buruh di Kota Ambon. “Kalau mahasiswa atau organisasi kepemudaan ber­demo di Ambon, kami sering men­­dengar. Tetapi aksi untuk me­nuntut hak-hak buruh tidak per­nah dilakukan di Ambon,” ujar jeane, pekerja warung kopi lainnya.

Mereka mengaku, berbagai masalah yang mereka alami terutama menyangkut upah, akan langsung dibicarakan dengan manajer atau pemilik warung kopi, dan tidak disikapi dengan berdemo.
“Kalo aspirasi kami tidak didengar, maka akan disuarakan melalui media atau koran di Ambon. Tetapi demo atau unjuk rasa belum pernah dilakukan,” ujar mereka.

Informasi yang diperoleh Antara, aksi demo buruh akan dilakukan pada Senin (2/5) dan dimotori oleh Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBI) menuntut ketidak jelasan status tenaga alih daya atau “outsourcing” yang dipekerjakan pada berbagai unit pelayanan PT PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara. (ant)

Close Ads X
Close Ads X