Program Nawacita Jokowi Kurang Populer

Direktur Indobarometer M.Qodari (kiri), Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis NU Abdul Gophur (kedua kiri), Ketua Umum PP KAMMI Kartika Nur Rokhman (tengah), Ketua Umum PP GMKI Sahat Sinurat (kedua kanan) dan Moderator Bernard Nainggolan hadir dalam Diskusi Yayasan Komunikasi Indonesia Refleksi Hari Kebangkitan Nasional di Jakarta, Senin (15/5). Diskusi mengangkat tema Membendung Paham Radikalisme di tengah Kehidupan Berbangsa dan Bermasyarakat yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. ANTARA FOTO/HO/Omar/aww/17.

Jakarta | Jurnal Asia
Indo Barometer merilis tingkat pengetahuan dan kepuasan publik terhadap program prioritas Joko Widodo (Jokowi) atau nawacita. Hasilnya, mayoritas publik belum mengetahui program nawacita Jokowi.
Survei dilakukan pada 15-22 April 2018 di 34 provinsi. Survei dilakukan kepada 1.200 responden dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.
Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling. Margin of error dari survei + 2,83%, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
“Ternyata yang mengetahui lebih sedikit daripada yang tidak mengetahui. Jadi ternyata yang kurang sosialisasi itu bukan hanya Asian Games tapi juga nawa cita. Saya pernah berseloroh kayanya Cita Citata lebih terkenal dari nawacita,” ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, dalam paparannya, di Hotel Atlet Century, Jakarta Pusat, Selasa (22/5).
Qodari menambahkan tingkat kepuasan publik terhadap program nawacita Jokowi juga masih di bawah 50 persen. Sehingga wajar informasi mengenai program nawa cita kurang populer di masyarakat.
“Yang menarik adalah apakah puas atau tidak puas secara umum oleh nawcita. Yang mengatakan puas pun hanya 37 persen. Jadi memang informasi tentang nawacita kurang populer,” katanya.
Hadir sebagai narasumber Waketum Gerindra Ferry Juliantono, Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo, Wasekjen Demokrat Rachland Nashiddiq, dan Politikus PDIP Maruarar Sirait.
(dtc/put)

Close Ads X
Close Ads X