Penyelenggara Pemilu Diimbau tak Buat Acara Pemicu Konflik | Video Orasi ‘2019 Ganti Presiden’ jadi Viral

Jakarta – Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hasyim Asy’ari mengatakan, kejadian penyebutan orasi ‘2019 Ganti Presiden’ dalam acara yang diadakan oleh KPU Provinsi Jambi sebaiknya tidak kembali terulang. Pihaknya meminta KPU di daerah tidak menyelenggarakan acara yang di dalamnya berisi konten-konten yang memicu konflik di masyarakat.

“Kami harap kejadian tersebut tidak terulang lagi. Pergelaran budaya seharusnya menampilkan keunggulan budaya. Jangan menimbulkan hal yang berpotensi menimbulkan konflik,” ujar Hasyim ketika dijumpai wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (24/4).

Hasyim juga menegaskan, seharusnya sebelum menggelar acara pentas seni, KPU daerah membicarakan apa yang boleh dan tidak boleh ditampilkan di panggung. Termasuk di dalamnya, hal-hal yang pantas dan tidak pantas ditampilkan di panggung harus secara detail dimengerti oleh para pengisi acara.

Sebab, lanjut Hasyim, esensi dari pergelaran budaya atau pentas seni oleh KPU adalah menyosialisasikan Pemilu 2019. Dengan adanya konten yang tidak pantas ditampilkan, menurut Hasyim, hal itu menjadi kontraproduktif dengan kepentingan KPU sebagai penyelenggara pemilu.

“Kepada teman-teman penyelenggara di daerah supaya hati-hati dalam melakukan kegiatan. Harus selektif dan ada pembicaraan lebih awal dengan seluruh peserta pemilu sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang menimbulkan prasangka serta komplain,” tegasnya.

KPU Jambi Membantah

Ketua KPU Provinsi Jambi, Subhan mengatakan, pihaknya tidak menyampaikan orasi ‘2019 Ganti Presiden’ dalam rekaman video yang saat ini viral di media sosial. Pihaknya menegaskan, orasi itu disampaikan oleh perwakilan Partai Gerindra dalam acara pergelaran seni budaya pada Sabtu (21/4) lalu.

“KPU Jambi tidak melakukan orasi tersebut. Kami hanya menyediakan panggung, melakukan pembukaan dan sambutan, selanjutnya acara pergelaran budaya diisi oleh perwakilan parpol peserta Pemilu 2019,” ujar Subhan, Senin sore.

Acara pergelaran seni budaya itu, lanjut dia, memang digagas oleh KPU Provinsi Jambi, atas permintaan KPU RI. KPU RI sebelumnya memang meminta KPU di daerah seluruh Indonesia untuk menggelar pentas seni budaya dalam rangka satu tahun menjelang pemungutan suara Pemilu 2019.

Pergelaran seni budaya bertujuan menyosialisasikan pelaksanaan Pemilu 2019 kepada masyarakat. Untuk Provinsi Jambi, kata Subhan, KPU setempat mengundang perwakilan 16 parpol peserta pemilu.

Namun, pada Sabtu, hanya ada 14 perwakilan parpol yang hadir di acara tersebut. Subhan menjelaskan, setiap perwakilan parpol diminta menampilkan kesenian, baik seni lokal atau bentuk kesenian lain.

“Kami berikan waktu kepada mereka untuk tampil selama 10-15 menit. Ada yang menampilkan seni pantun, seni tari tradisional Jambi, shalawatan dan seni hadrah,” ungkapnya.

(rep/rol)

Close Ads X
Close Ads X