Pemindahan Bagasi ke Lambung Pesawat Rawan Pencurian | Bandara Kualanamu ‘Sterilkan’ Peran Porter

Petugas Aviation Security (Avsec) bandara memeriksa petugas porter usai memasukkan barang ke bagasi pesawat di Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (5/1). Pemeriksaan tersebut sebagai salah satu upaya mengantisipasi pencurian barang bagasi penumpang pesawat.  ANTARA FOTO/Umarul Faruq/pd/16
Petugas Aviation Security (Avsec) bandara memeriksa petugas porter usai memasukkan barang ke bagasi pesawat di Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (5/1). Pemeriksaan tersebut sebagai salah satu upaya mengantisipasi pencurian barang bagasi penumpang pesawat. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/pd/16

Ternyata aksi pemindahan bagasi ke lambung pesawat sebelum take off rawan pencurian. Hal ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum petugas nakal di bandara, untuk menggasak barang-barang milik penumpang. Untuk mengantisipasi hal ini, Bandara Kualanamu ‘Sterilkan’ peran porter dengan sistem bagasi otomatis pertama di Indonesia.

PT Angkasa Pura II berniat menerapkan baggage handling system (BHS) di Bandara Soe­karno-Hatta dan meminimalisir pe­ran porter menangani bagasi penum­pang. Sistem bagasi otomatis ini diharapkan mencegah gerilya “tikus bagasi” seperti yang menimpa penumpang Lion Air, yang kasusnya sedang ditangani Polres Bandara Soekarno-Hatta.

Bandara di bawah AP II yang telah menerapkan sistem otomatis ini adalah Bandara Kualanamu, Deliserdang, Sumut. Mari kita lihat perbedaan sistem pengelolaan bagasi secara manual di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Kualanamu yang lebih canggih.

1. Sistem
Bandara Kualanamu telah me­ne­rapkan bagasi otomatis atau Baggage Handling System (BHS). Hal itu diterapkan untuk me­minimalisir berbagai kejahatan seperti pencurian di bagasi, yang kasus termutakhirnya melibatkan porter Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Bagasi otomatis ini diterapkan sejak operasi Bandara Kualanamu pada 25 Juli 2013. Hal tersebut menjadikan Bandara Kualanamu adalah bandara yang pertama di Indonesia dengan menggunakan bagasi otomatis, yang me­mung­­kinkan bagasi tak perlu melibatkan tangan porter.

Bagasi otomatis ini dipantau oleh petugas dengan masing-masing monitor yang tersambung oleh CCTV di Ruang Pemeriksaan Bagasi. Di ruangan itu, aktivitas jalur bagasi otomatis terpantau oleh petugas.

Sementera di Bandara Soekarno-Hatta pengelolaan bagasi menggunakan sistem manual dengan melibatkan porter dan sekuriti dari maskapai masing-masing. Hal ini menjadi celah bagi porter ‘nakal’ untuk membongkar tas para penumpang.

2. Jalur Check In
Bandara Kualanamu memiliki 4 jalur check-in sepanjang 2 kilometer. Masing-masing jalur tersebut berisi bagasi dan harus melewati pemeriksaan X-Ray. Di X-Ray, apabila bagasi itu tertolak akan tampil di monitor petugas. Setelah pemeriksaan X-Ray, bagasi akan masuk ke satu jalur helixorter.

Di bagian ini barcode koper akan di-scan dan dipilah sesuai tujuan dan jenis airlines, kemudian dikumpulkan ke area pengumpulan bagasi. Bagasi otomatis ini mampu melayani 12 ribu bagasi. Namun, untuk biasanya rata-rata melayani 6 ribu unit bagasi. Selain itu juga terpasang 7 CCTV.

Di Bandara Soekarno-Hatta proses chek in dilakukan oleh maskapai masing-masing, kemudian bagasi dipindah melalui conveyor dan diterima oleh petugas ground handling/self handling di make up area. Di sini jumlah bagasi didata oleh petugas. Porter memilih bagasi sesuai rute dan memindahkannya ke troli barang. Di area ini ada sekuriti yang bertugas mengawasi porter. Ada 6 CCTV yang terpasang di area ini.

3. Pemindahan Bagasi ke Pesawat
Di Bandara Kualanamu barang yang sudah dipilah berdasarkan barcode kemudian dimasukkan ke dalam lambung pesawat. Di sini diperlukan petugas untuk memindahkan koper-koper. Meski memanfaatkan pertugas namun upaya pencurian bisa diminimalisir karena kesempatan untuk berbuat ‘jahat’ semakin kecil.

Di Bandara Soekarno-Hatta, bagasi penumpang yang sudah dipilih diangkut menggunakan troli barang ke area lambung pesawat. Petugas kembali melakukan pengecekan sebelum barang dimasukkan ke pesawat. Di area ini porter memindahkan barang ke lambung pesawat, sayangnya di sini hanya ada porter yang bertugas dan tidak ada CCTV. Setelah bongkar muat bagasi dan pengecekan lainnya, petugas melapor kepada pilot. Barulah pesawat lepas landas.

Rawan Pencurian
Diungkap Kapolres Bandara Kombes Roycke Hary Langie menyebut pelaku pencurian bagasi Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta melakukan aksinya saat memindahkan barang di kompartemen bagasi di lambung pesawat. Seperti apa pemindahan bagasi di lambung pesawat itu?

Proses pemindahan bagasi ini ditunjukkan oleh Senior GM PT Angkasa Pura II Syaiful Bahari, Rabu (6/1). Bagasi penumpang yang sudah dipilih dan dipisahkan berdasarkan rute dan jadwal penerbangan dibawa oleh porter menggunakan troli barang ke pesawat.

Sebelum dimasukkan ke dalam pesawat, barang kembali didata. Setelah itu satu per satu barang dipindahkan oleh porter ke pesawat. Di daerah ini tidak ada CCTV sehingga rawan terjadi tindak pencurian. Hanya ada porter dan petugas dari Lion Air.

“Yang bertanggung jawab di situ (lambung pesawat) petugas sekuriti operator (maskapai). Kalau bicara pelayanan ada self handling dan ground handling, untuk Lion sendiri melakukan self handling. Semua dilakukan sendiri mulai dari porter sampai sekuriti,” jelas Syaiful.

Lion Group menyerahkan penyelidikan kasus pencurian bagasi penumpang tersebut kepada polisi. Penguasa rute domestik di Indonesia itu telah memecat para tenaga kerjanya yang nakal.
Di kesempatan berbeda, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M Iqbal menjelaskan, Polres Bandara Soekarno-Hatta awalnya menangkap tersangka Madun (29), Angga Jaya Pratama (28) dan Andi Hermanto (29) beserta barang buktinya. Mereka adalah dua orang porter dan satu sekuriti yang menjadi petugas ground handling Lion Air saat penerbangan. Mereka kini sudah dipecat.

Dari hasil penyelidikan, diketahui ketiganya telah beberapa kali melakukan kerjasama pencurian barang-barang dari dalam tas penumpang dengan cara merusak restleting dan mengambil barang-barang dari para penumpang. Selanjutnya, dari ketiga orang tersebut diperoleh beberapa nama lagi termasuk Saefulloh yang berperan sebagai koordinator.

Ternyata, Saefulloh mengaku mencuri barang-barang penumpang saat berada di kompartemen bagasi di lambung pesawat. Saat itu, dia mengambil ponsel BlackBerry Curve. Saefulloh mengaku sudah beraksi setahun terakhir sebanyak 13 kali. Namun polisi tak serta merta mempercayai pengakuan tersebut. Penyelidikan lebih mendalam untuk menjerat kemungkinan tersangka lainnya sedang dilakukan.

Tambah CCTV dan Sistem Otomatis
Di lokasi terpisah, PT Angkasa Pura II (Persero) memperketat keamanan guna mencegah pencurian bagasi. Caranya, menambah CCTV dan menerapkan sistem bagasi otomatis di semua bandaranya.
“Kami telah melakukan upaya memperketat keamanan guna menghilangkan potensi kehilangan atau kerusakan bagasi, di antaranya dengan penambahan CCTV sebanyak 30 persen untuk pemantauan dengan jangkauan lebih luas selama 24 jam,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi, Rabu (6/1).

CCTV berperan penting mencegah pencurian bagasi karena terungkapnya sindikat pencuri bagasi penumpang oleh oknum porter yang menangani bagasi Lion Air berkat bantuan pemantauan CCTV. Kemudian temuan dari CCTV itu dikoordinasikan PT AP II dengan Polres Bandara dan Aviation Security.

“Ke depan PT Angkasa Pura II akan terus melakukan langkah strategis mengenai keamanan dan kenyamanan penumpang, antara lain dengan menerapkan sistem bagasi otomatis BHS (Baggage Handling System) di semua bandara yang berada di bawah kewenangan AP II. Selain itu meningkatkan kordinasi dengan maskapai di ground handling dalam meningkatkan pelayanan bandara,” sambung Budi.

Dikatakan Budi, PT AP II melakukan pembenahan Bandara Soekarno-Hatta untuk lebih baik dalam pelayanan. Pihak AP II melakukan kerja sama dengan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
“Sekitar bulan Mei dan Juni bersama YLKI kita melakukan survei untuk mencari permasalahan di Bandara Soekarno-Hatta.

10 masalah yang kami catat antara lain taksi gelap, parkir, trolley, asap rokok di bandara, toilet tidak bersih, kursi tunggu yang kurang hingga petugas tidak ramah, serta proter yang nakal. Itu 10 besar temuan YLKI sehingga kami bersama stake holder bersama Polri akan melakukan perbaikan,” Budi mengatakan terungkapnya kasus ini akan jadi moment pembenahan Bandara Soekarno-Hatta. Lantaran permasalahan ini sudah menjadi masif. (dtc)

Close Ads X
Close Ads X