Operasi Senyap Berbuah Manis | Keamanan Perbatasan RI-PGN Diperketat

Jakarta | Jurnal Asia
Penyanderaan dua warga negara Indonesia (WNI) hingga sampai dibawa ke Papua Nugini menyisakan tanda tanya seperti apa kondisi keamanan di wilayah perbatasan. Menkopolhukam Luhut B Pandjaitan mengatakan akan meningkatkan keamanan di perbatasan. Ini menyusul de­ngan adanya penculikan terha­dap dua pekerja penebang kayu hingga dibawa ke Papua Nugini. “Peningkatan di perbatasan saya kira ya,” ungkap Luhut di kantornya, Jumat (18/9).

Terlepas dari itu, keberhasilan pembebasan sandera dalam kacamata Luhut merupakan sebuah usaha yang perlu diap­resiasi. Apalagi kerjasama antar kedua negara dapat terjalin dengan baik.
“Tapi yang paling penting presiden sudah menyampaikan apresiasi kepada pemerintah PNG. Ini sangat penting dan men­dasar untuk lebih me­ngerat­kan lagi hubungan kita dengan PNG yang sudah baik, yang dibina oleh Kemlu,” kata Luhut.

Sementara itu dari pihak TNI sendiri juga menyatakan akan melalukan upaya meningkatkan penjagaan di wilayah perbatasan RI-Papua Nugini. Selama ini personel TNI dari Kodam XVII/Cenderawasih sebenarnya juga sudah melakukan operasi patroli perbatasan secara berkala.

“Setiap hari kami sudah pasti ada patroli penjagaan. Tentu kita terus memperbanyak patroli di sekitar perbatasan,” jelas Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Teguh Puji Rahardjo, Jumat (18/9).

Meski begitu, kondisi cuaca dan medan di wilayah per­ba­tasan, disebut Teguh menjadi kendala prajurit dalam bertugas. Medan berat berupa hutan le­bat dan jalan yang belum se­mua­nya bisa dilewati, baik oleh personel maupun kendaraan, sedikit menyulitkan patroli di perbatasan. Apalagi perubahan cuaca yang terbilang cukup eks­trem.

“Jadi tidak seperti di Jawa. Kalau di sini siangnya panas, tiba-tiba sore bisa berubah menjadi hujan lebat. Tapi ka­mi sudah tentu akan terus me­la­kukan patroli dan menjaga ke­amanan masyarakat,” ucapnya

Menyusul adanya insiden pen­culikan ini, Teguh pun me­minta agar seluruh aparat keamanan dan masyarakat di Papua untuk meningkatkan kewaspadaan. Namun warga tetap diminta tenang dan tidak perlu takut untuk melakukan aktivitas rutin sehari-harinya. “Jangan nanti malah meng­gang­gu kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat yang sudah berjalan,” tukas Teguh.

Saat ini kedua korban pen­culikan, Dirman dan Badar, sudah diserahkan dari pihak PNG ke pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Pangdam Cen­de­rawasih Mayjen TNI Hinsa Si­burian. Keduanya pun kemu­dian sudah diserahkan ke pihak Polda Papua untuk pemeriksaan lebih lanjut, termasuk pemeriksaan kesehatan. “Kemunginkan be­sar sekarang sudah sama ke­luar­ganya,” tandas Teguh.

Apresiasi Retno
Luhut sendiri memberikan ajungan jempol dan apresiasi kepada Menlu Retno Marsudi yang telah menerapkan operasi senyap. Keberhasilan negoisasi Kemenlu dengan pemerintah Papua Nugini (PNG) berbuah manis.

“Proses pengambilan kepu­tusan ini merupakan satu contoh di mana dilakukan koor­dinasi dengan baik tanpa banyak mem­berikan rilis kepada media sam­pai dengan operasi ini sele­sai,” ungkap Luhut lagi.

Selain kepada Retno, Luhut juga memberi apreasiasi kepada pihak-pihak di dalam negeri yang membantu dalam proses pembebasan Dirman dan Ba­dar. Kerja sama yang baik dise­but Luhut mampu meniadakan jatuh­nya korban.

“Saya apresiasi kepada Men­lu, kepada TNI, Polri, BIN, dan BAIS yang bisa bersatu padu melakukan suatu operasi secara senyap yang ujung-ujungnya mengkoordinasikan dengan baik kepada PNG dan bisa berhasil dengan baik tanpa menimbulkan korban,” tutur Luhut.

Ada kabar yang menyatakan Dirman dan Badar yang disan­dera oleh kelompok ber­senjata ini adalah intel yang sedang bertugas dan menyamar di hutan. Luhut pun membantah kabar tersebut. Ia juga belum bisa memastikan apakah pelaku dari kelompok pimpinan Jeffry Pagawak itu merupakan oknum OPM. “Bukan intel, itu pekerja ka­yu. Kalau dari kacamata kita tidak be­gitu (kelompok OPM). Ka­re­na itu adalah DPO dari polisi. Untuk itu makanya masalah ini melibatkan polisi,” tegas Luhut.

Dua orang yang disandera ini dibawa dari Kampung Skofro Kabupaten Keerom Papua, Rabu (9/9), oleh kelompok bersenjata ke wilayah Skouwtiaw Papua Nugini. Sebelum dua orang ini dibawa, pelaku sempat me­nem­bak satu pekerja hingga tewas. Sementara satu orang lainnya yang terluka berhasil kabur dan melaporkan kejadian kepada pihak berwajib. (dc-ant-adp)

Close Ads X
Close Ads X