Ojek Online Untungkan Sumut | Sumbang Rp452 Miliar, Roda Ekonomi Bergerak

Sejumlah ojek daring menggelar aksi di depan gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/4). Dalam aksinya mereka menyampaikan tuntutannya terkait regulasi ojek daring dan peningkatan insentif yang kini dinilai terlalu kecil yakni sekitar Rp1600 per kilometer. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc/18.

Medan – Mengacu dari hasil riset Lembaga Demografi Fa­kultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia ter­hadap mitra pengemudi roda dua di Kota Me­dan menyatakan Gojek memberikan kontribusi se­besar Rp334 miliar per tahun merupakan angka yang signifikan.

Jika riset tersebut benar maka di­dapat sekitar Rp452 miliar kontribusi terhadap per­ekonomian di Sumut atau sekitar 3,2 persen dari total Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin mengatakan, angkanya jelas sangat signifikan dan multiplier efeknya juga besar karena menyerap tenaga kerja dan juga mendukung kegiatan ekonomi di Sumut khususnya bagi UMKM di wilayah ini. Dan sektor jasa yang dihasilkan dari jasa ojek online tersebut memang tidak bisa dikatakan kecil.

“Harusnya diperhitungkan dan diberdayakan untuk kepentingan ekonomi Sumut yang lebih besar. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa, kehadiran ojek online tersebut akan mengurangi pendapatan dari sejumlah jasa transportasi lainnya seperti becak bermotor ataupun angkot,” katanya kepada Jurnal Asia, Senin (23/4).

Dalam skala yang kecil, lanjutnya, mereka yang sebelumnya mencari penghasilan dari jasa transportasi konvensional tersebut akan dirugikan. Tetapi jika berbicara mengenai skala ekonomi yang lebih besar (makro), kehadiran ojek online tersebut tidak akan menjadi gangguan bagi perekonomian Sumut karena pada dasarnya ada substitusi tenaga kerja disitu.

Menurutnya, mobilitas ekonomi masyarakat Sumut juga semakin dinamis tentunya dan bisa meningkatkan produktifitas masyarakat. Jadi memang seharusnya didukung pengembangan sektor jasa yang bermodel seperti ini.

Meskipun disisi lainnya kita membutuhkan support bagi jasa transportasi konvensional (non online).

Yang perlu digaris bawahi adalah kita tidak bisa melawan perkembangan zaman, meskipun perkembangan tersebut juga merugikan pihak yang lain. Kita tidak bisa menutup mata dengan hanya membeberkan fakta negatif akibat kehadiran Gojek.

“Dalam jangka panjang saya meyakini bisnis jasa transportasi online seperti ini akan memberikan multiplier efek yang besar di masa yang akan datang,” tandasnya.

Jadi tidak perlu risih dengan kehadiran mereka. Yang dibutuhkan adalah adaptasi dengan dunia usaha yang berbasis aplikasi. Secara keseluruhan, dari sudut pandang makro ia menilai kehadiran ojek online tersebut lebih banyak memberikan manfaat besar bagi ekonomi kita dibandingkan berbicara mengenai dampak negatifnya saat ini.

“Jadikan inovasi teknologi sebagai daya saing perekonomian daerah, bukan sebagai produk yang harus dimusuhi,” tandasnya. (netty/put)

Close Ads X
Close Ads X