Mudik Berpotensi Picu Penyebaran Covid-19 Lebih Luas Lagi

Ilustrasi mudik.Ist

Jakarta | Jurnal Asia
Ahli epidemiologi mengkritik keputusan pemerintah Indonesia memperbolehkan warganya mudik. Mereka memprediksi, mudik akan berpotensi menyebabkan penyebaran virus corona menjadi tidak terkendali dan berpotensi menewaskan ratusan ribu orang.

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) menegaskan keputusan pemerintah itu.

Baca Juga : Sudah 3004 Napi di Sumut Dibebaskan

Dalam Pasal 13 ayat 10 dijelaskan bahwa moda transportasi tetap beroperasi dengan beberapa pembatasan seperti moda transportasi penumpang baik umum atau pribadi tetap memperhatikan jumlah penumpang dan menjaga jarak antar penumpang.

Untuk moda transportasi barang perlu memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk.

Setelah Permenkes itu terbit, pemerintah kini tengah menyusun buku panduan prosedur standar operasional untuk implementasi jaga jarak fisik (physical distancing) bagi penumpang.

Dokter epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengecam keputusan pemerintah tersebut.

“Pemerintah tidak menyadari begitu dahsyatnya daya penularan Covid-19 ini. Apakah kita ikhlas 200.000 rakyat Indonesia mati sia-sia bahkan bisa lebih. Prediksi saya akan mencapai 200.000 kalau kita terus seperti ini. Kita tidak memikirkan nyawa manusia, hanya dipikirkan ekonomi, ekonomi dan ekonomi,” katanya dikutip dari BBC News Indonesia, Senin (6/4/2020).

Menurut Pandu, saat mudik banyak orang-orang di daerah merah (red zone) seperti Jakarta dan sekitarnya yang terinfeksi Covid-19 tidak menunjukan gejala atau asimtomatik.

Disangkanya hanya dengan memeriksa suhu sudah bisa mendeteksi, sebagian orang itu tidak demam tapi di tenggorokan, saluran nafas atasnya banyak virus. Nah orang-orang asimtomatik ini yang menularkan ke seluruh dunia.

“Mereka yang mudik ini pulang ke kampung dan tidak tahu membawa virus karena tidak dites, lalu ketemu orang tua dan sanak saudara dan menginfeksi mereka. Dari daerah yang tidak ada virus lalu menjadi terpapar dan terjadi perluasan penyebaran infeksi,” kata Pandu.

Setelah terjadi penyebaran, faktor lain yang memperparah kata Pandu adalah daya tampung dan fasilitas rumah sakit di daerah yang sangat terbatas.

“Di Jakarta saja kewalahan, apalagi di daerah terpencil? Kapasitas rumah sakit di daerah memang berapa, kalau ratusan hingga ribuan memang bisa tampung? Mikir ke sana tidak pemerintah? Jadi kuncinya adalah menghentikan perluasan dengan melarang mobilisasi, titik,” tegasnya.

Maka akibatnya menjadi tidak terkendali lagi, kita akan lihat banyak yang meninggal akibat penyakit Covid atau mereka yang menderita sakit berat dan terlantar akibat Covid-19.

Untuk itu, Pandu meminta pemerintah untuk mengeluarkan keputusan tegas yaitu melarang mudik demi keselamatan masyarakat luas. Jika ada yang mudik, maka diberikan sanksi tegas.

Senada dengan Pandu, Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik dari Universitas Indonesia, Amin Soebandrio, juga menyebut mudik akan meningkatkan secara tajam orang yang terpapar virus corona.

“Hitungan kasar, jika satu orang menularkan ke dua hingga empat orang, dan ada seribu yang membawa virus ke daerahnya. Maka satu hingga dua minggu ke depan akan ada 2.000-4.000 kasus baru. Lalu mereka menularkan lagi ke dua hingga empat orang, lalu lagi dan lagi. Bisa kita bayangkan pertambahan jumlah kasus? Meningkat tajam,” ujarnya.

Hingga Minggu, 5 April 2020, terdapat lebih dari 2.273 pasien Covid di Indonesia, dengan jumlah korban meninggal 198 orang, 1.911 dirawat dan 164 pasien sembuh.

Sementara itu secara global, terdapat 1.224.374 kasus Covid-19 dengan total kematian 66.503 orang.(nty)

 

One response to “Mudik Berpotensi Picu Penyebaran Covid-19 Lebih Luas Lagi

Comments are closed.
Close Ads X
Close Ads X