Jakarta – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan, partainya akan selalu berdiri kokoh menjaga jalannya pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai pemerintahan yang terpilih secara konstitusional.
“Jadi kalau ada yang mau macam-macam, Presiden, Wapres, panggil saja kita (PDI-P),” kata Megawati dalam pidato HUT ke-44 PDI-P di JCC, Jakarta, Selasa (10/1).
Hadir dalam acara itu Presiden Jokowi, Wapres Jusuf Kalla, para menteri kabinet kerja, kepala lembaga negara dan ketua umum partai politik.
Megawati menegaskan bahwa seluruh kader PDI-P rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Ia menyinggung pengeroyokan terhadap Wakil Ketua ranting PDI-P Jelambar Widodo oleh anggota ormas.
“Kalau ada yang mau macam-macam, anak buah saya udah ada loh Bapak. Anak buah saya udah ada yang digaplok sama orang. Kasian, anak ranting,” kata Megawati.
Megawati mengaku akan memberi hadiah kepada Widodo. “Anak saya ini nakal-nakal Pak Presiden, tapi kalau untuk bangsa dan negara apapun akan mereka berikan,” ucap Megawati disambut tepuk tangan ribuan kader PDI-P yang hadir.
Ideologi Tertutup
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan, ideologi tertutup dapat mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia yang menjunjung tinggi keberagaman.
“Pancasila yang merupakan ideologi bangsa Indonesia, menjadi pendeteksi sekaligus tameng proteksi terhadap tendensi hidupnya ideologi tertutup,” kata Megawati Soekarnoputri.
Menurut Megawati, ideologi tertutup itu bersifat dogmatis serta tidak berasal dari cita-cita yang sudah hidup di masyarakat.
“Ideologi tertutup hanya muncul dari suatu kelompok tertentu yang dipaksakan diterima oleh seluruh masyarakat. Mereka memaksakan kehendaknya sendiri, tanpa dialog apalagi demokrasi,” katanya.
Megawati menegaskan, apa yang mereka lakukan hanyalah kepatuhan yang lahir dari watak kekuasaan totaliter dan dijalankan dengan cara-cara totaliter pula. Bagi mereka, kata dia, teror dan propaganda adalah jalan kunci tercapainya kekuasaan.
Presiden kelima Republik Indonesia ini menjelaskan, syarat mutlak hidupnya ideologi tertutup adalah lahirnya aturan-aturan hingga dilarangnya pemikiran kritis.
“Mereka menghendaki keseragaman dalam berpikir dan bertindak, dengan memaksakan kehendaknya,” katanya.
Karena itu, menurut Megawati, pemahaman terhadap agama dan keyakinan sebagai bentuk kesosialan pun dihancurkan, bahkan dimusnahkan.
Megawati menegaskan, demokrasi dan keberagaman dalam ideologi tertutup tidak ditolelansi karena kepatuhan total masyarakat menjadi tujuan, serta antikebhinnekaan. “Itulah yang muncul dengan berbagai persoalan SARA akhir-akhir ini,” katanya.
Menurut Megawati, para pemimpin yang menganut ideologi tertutup juga memosisikan diria sebagai pembawa “self fulfilling prophecy”, yakni para peramal masa depan.
Bersumber Pancasila
Megawati Soekarnoputri mengingatkan agar semua keputusan dan kebijakan politik sudah seharusnya bersumber pada jiwa dan semangat nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945.
“Ini merupakan konsekuensi dari pengakuan negara terhadap Pancasila 1 Juni 1945 sebagai ideologi bangsa Indonesia, setelah Presiden Jokowi menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai hari lahirnya Pancasila,” kata Megawati.
Menurut Megawati, sejak awal membangun partai, dirinya tanpa ragu telah menyatakan dan memperjuangkan bahwa PDI Perjuangan adalah partai ideologis, dengan ideologi Pancasila 1 Juni 1945.
Megawati juga menyatakan bersyukur, karena Presiden Joko Widodo telah menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai hari lahirnya Pancasila. “Artinya, secara resmi negara telah mengakui bahwa Pancasila 1 Juni 1945 sebagai ideologi bangsa Indonesia,” katanya.
Menurut Megawati, setelah penetapan 1 Juni 1945 sebagai hari lahirnya Pancasila, maka memuat suatu konsekuensi ideologis yang harus dipikul oleh seluruh bangsa Indonesia.
Dengan keputusan tersebut, kata dia, maka segala keputusan dan kebijakan politik yang dihasilkan, sudah seharusnya bersumber pada jiwa dan semangat nilai-nilai Pancasila 1945. (kc/dtc)