Kapolri: RI Market Point Bandar Narkoba

Jakarta – Tim Satgas Khusus Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya kembali menorehkan keberhasilan dalam mengungkap 240 kg sabu jaringan Malaysia. Pengungkapan ini patut mendapat acungan jempol, tapi di sisi lain menunjukkan ironi bahwa Indonesia menjadi sasaran pasar jaringan narkotika internasional.

“Pengungkapan ini menunjukkan di samping keberhasilan kita meningkat, (juga) menunjukkan juga bahwa Indonesia betul-betul menjadi market point, jadi destination (tujuan jaringan narkotika) bukan hanya transit point,” kata Kapolri Jenderal HM Tito Karnavian kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (12/2/2018).

Meningkatnya kelas menengah di Indonesia dinilai menjadi salah satu faktor masih tingginya angka peredaran narkotika di Indonesia. Di sisi lain, Indonesia sebagai negara yang terdiri dari pulau-pulau memudahkan jaringan mengirimkan narkotika.

“Dan mungkin longgarnya wilayah kita mereka bisa masuk melalui laut, juga melalui udara, sehingga ini barang-barang bisa masuk ke Indonesia,” tuturnya.

Kapolri menyampaikan apresiasinya kepada tim yang berhasil mengungkap penyelundupan sabu via mesin cuci ini. Tetapi di sisi lain, ia juga prihatin.

“Bahwa kita menjadi daerah tujuan dan ini bisa membahayakan generasi muda kita, bangsa kita,” ucapnya.

Jaringan 240 kg sabu dari Malaysia ini berhasil diungkap tim Satgas Khusus Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya di bawah pimpinan Kombes Pol Herry Heryawan serta Kombes Pol Suwondo Nainggolan, berkat kerja sama dengan Polisi Diraja Malaysia (PDRM).

Dalam kasus ini, tim menangkap tiga tersangka, yakni Joni alias Marvin Tandiono, Andi alias Aket, dan Indrawan alias Alun (narapidana di LP), serta WN Malaysia yang menjadi bandar, yakni Lim Toh Hing, yang ditembak mati.

Tito menegaskan pihaknya akan terus mengintensifkan memberantas narkoba secara komprehensif. Pihaknya akan meningkatkan kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), Bea-Cukai, dan TNI dalam mengungkap kasus ini. (dtc)

Close Ads X
Close Ads X