Jemaah Haji RI di Madinah Nginap di Markaziyah

Jakarta | Jurnal Asia
Kementerian Agama membuat terobosan untuk bisa menginapkan seluruh jemaah haji asal Indonesia di wilayah Markaziyah, yang merupakan zona terdekat dari masjid Nabawi. Buah dari perubahan strategi.
“Untuk tahun 2018 ini, seluruh jamaah haji menginap di dalam Markaziyah,” ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Nizar Ali saat mengisi Pelatihan Petugas Haji 2018 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu (27/5).

Markaziyah merupakan area terdekat yang mengelilingi Masjid Nabawi di Madinah. Titik terluar Markaziyah jaraknya sekitar 650 meter dari masjid Nabawi. Seluruh Jemaah Haji RI di Madinah Akan Diinapkan di MarkaziyahTarget Akomodasi Madinah (Istimewa).

Nizar mengatakan selama ini ada jemaah asal Indonesia yang terpaksa ditempatkan di luar Markaziyah. Hal itu disebabkan panitia terlambat memesan penginapan.

“Mengapa bisa kalah cepat dalam memesan? Karena kita selama ini harus menunggu anggaran dulu,” tutur Nizar.
Di tahun 2018 ini, terobosan dilakukan. Panitia langsung melakukan pemesanan agar semua hotel di dalam Markaziyah bisa dikunci.

“Tahun ini kita buat terobosan. Kita pesan dulu, uangnya belakangan. Yang penting dapet dulu di Markaziyah,” kata Nizar.

Jatah Makan 40 Kali
Kementerian Agama juga meningkatkan pelayanan terhadap jemaah haji pada tahun 2018 ini. Jatah makan jemaah selama berada di Makkah ditambah 15 kali, jadi total 40 kali makan.

Pada tahun 2017, jatah makan jemaah adalah sebanyak 25 kali. Sedangkan pada tahun 2016, jumlahnya 24 kali makan.

“Tahun ini bertambah 15 kali dari jumlah sebelumnya,” ujar Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Nizar Ali, saat memberikan materi kepada 780 petugas haji di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Minggu (27/5).

Nizar menambahkan makanan untuk jamaah haji Indonesia dipastikan harus bercita rasa Indonesia. Hal ini direalisasikan dengan melibatkan petugas koki dari Indonesia.
Jatah Makan Jamaah Haji Selama di Makkah Kini Jadi 40 KaliKebijakan Layanan Konsumsi Haji (Istimewa)
Untuk itu, Kemenag menggandeng sekolah pariwisata jurusan tata boga untuk merealisasikan kebijakan tersebut.
“Juga penggunaan bumbu, kecap, saos, teh dan kopi produk Indonesia,” ujar Nizar.
Adapun untuk perusahaan katering yang digandeng untuk menyediakan makanan, akan diberikan pelatihan khusus agar dapat memasak masakan Indonesia. (dtc/put)

Close Ads X
Close Ads X