Indonesia Akan Daftarkan 1.106 Pulau ke PBB

Prajurit memantau suasana Pulau Rondo dari menara pantau yang berada di pulau tersebut ketika melakukan patroli, Aceh, Sabtu (16/4). Patroli tersebut bertujuan untuk memantau kemananan pulau terluar ujung bagian barat Indonesia tersebut. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/pd/16

Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menata pulau-pulau kecil di Indonesia. Penataan juga difokuskan di pulau terluar.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan Indonesia akan mendaftarkan 1.106 pulau ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Seluruh pulau tersebut masih belum diberi nama. “Kami harapkan presiden bisa mendaftarkan dan memberi nama untuk pulau tersebut,” kata Susi di kantornya, Selasa (17/1).

Pemerintah juga sedang menyiapkan Hak Pakai Lahan (HPL) atas 111 pulau terluar. “Sesegera mungkin agar tidak ada kemungkinan pulau tersebut dikuasai asing atau perorangan,” ucap Susi.

Penguasaan pulau oleh perusahaan atau perseorangan maksimal 70 persen. Sisanya dikuasai oleh negara. Dari 70 persen kepemilikan swasta tersebut, 30 persen di antaranya harus dialokasikan untuk wilayah hijau atau wilayah publik.

Susi menambahkan penataan tersebut untuk memastikan kedaulatan negara terjaga. Dengan penataan, pulau-pulau tersebut juga bisa dihitung sebagai aset negara. Penambahan aset, sama dengan bertambahnya kekayaan negara.

Penataan pulau juga diharapkan bisa mencegah pemusnahan lingkungan atau budaya tertentu. Susi mengatakan setiap pulau memiliki keunikan sendiri. Tujuan lainnya ialah memastikan pulau tersebut tidak digunakan untuk kegiatan kriminal mulai dari illegal logging sampai penyelundupan narkotik.

Sebelumnya Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Brahmantya Satyamurti Poerwadi mengharapkan negara dapat memberikan nama kepada seluruh pulau di wilayah perairan Republik Indonesia.

“Harapannya negaralah yang memberi nama pulau-pulau,” kata Brahmantya Satyamurti Poerwadi di Jakarta, Selasa, 10 Januari 2017.

Sejumlah pulau seperti di gugusan Kepulauan Seribu me­mang ada yang berubah nama, seperti Pulau Bidadari yang dahulunya disebut Pulau Sakit.

Terkait pengembangan pulau-pulau kecil dan terluar, Brahmantya mengemukakan pihaknya mengharapkan sejumlah pihak juga bisa turut membantu mengembangkannya.

Dia mencontohkan untuk industri perikanan, diharapkan Perum Perikanan Indonesia (Perindo) dan PT Perikanan Nusantara (Perinus), serta untuk transportasi diharapkan dari PT Pelni (Persero) dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), serta untuk kelancaran penyediaan BBM diharapkan dari Pertamina. (tc)

Close Ads X
Close Ads X