Diduga Tersambar Petir | Helikopter TNI AD Jatuh, 13 Prajurit Tewas

Helikopter Bell Skuadron Udara 400 TNI Angkatan Laut lepas landas meninggalkan geladak KRI Makassar-590 saat pameran alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IX Ambon, Maluku, Minggu (22/10). Pameran itu diikuti satuan tempur TNI yang baru saja mengikuti Latihan Lapangan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Morotai, Maluku Utara. ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan/foc/15.
Helikopter Bell Skuadron Udara 400 TNI Angkatan Laut lepas landas meninggalkan geladak KRI Makassar-590 saat pameran alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IX Ambon, Maluku, Minggu (22/10). Pameran itu diikuti satuan tempur TNI yang baru saja mengikuti Latihan Lapangan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Morotai, Maluku Utara. ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan/foc/15.

Jakarta | Jurnal Asia
Sebuah helikopter milik TNI Angkatan Darat (AD) jenis Bell 412 EP dengan nomor HA 5171, jatuh di kebun milik Arsad di Dusun Pattiro Bajo, Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, sekira pukul 17.55 Wita.

Kepala Penerangan (Kapen) Kodam VII Wirabuana, Kolonel Czi I Made Sutia membenarkan kejadian tersebut, menurutnya dalam kejadian itu 13 orang tewas. “Ada 13 orang tewas dalam kejadian itu. Kejadian itu bermula ketika rombongan berangkat dari Desa Watutau Kecamatan Lore Utara menuju Poso dalam rangka tugas,” ,” ujar Made Sutia saat dihubungi Minggu (20/3).

Dugaan sementara, helikopter jatuh karena tersambar petir. “Jatuhnya dugaan sementara itu tersambar petir,” kata Made. Cuaca dilokasi helikopter milik TNI Angkatan Darat (AD) yang jatuh di kebun milik Arsad di Dusun Pattiro Bajo, Kelurahan Kasiguncu, Keca­matan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, agak gelap.

Hal itu dikatakan Camat Poso Pe­sisir, Muhlis Saing saat dihubungi dari Palu, Minggu (20/3). “Saya juga sempat lihat pas saya berdiri di depan rumah. Cuaca sore tadi me­mang agak gelap,” ujar Muhlis.

Ia pun menduga, bahwa helikopter jenis Helly Bell 412 EP No HA-5171 itu hendak mendarat di lokasi yang sangat luas. “Mungkin helikopter itu mau men­darat di tempat yang luas, ka­rena tidak terlalu jauh dari bandara. Tetapi tiba-tiba terdengar suara ledakan,” pungkasnya.

Murni Kecelakaan
Gubernur Sulawesi Tengah Long­ki Djanggola menegaskan bahwa mu­sibah jatuhnya helikopter TNI yang di­tumpangi Danrem 132/Tadulako Ko­lonel Inf Saiful Anwar bersama rom­bongan di Poso, Minggu petang, ada­lah murni kecelakaan akibat cuaca buruk.

Gubernur Longki Djanggola di Palu, Ming­gu malam, mengatakan tidak ada hubungan antara teroris dengan jatuhnya heli yang mem­bawa 13 pra­jurit termasuk kru pesa­wat nahas tersebut.

“Tidak ada itu (hubungan teroris). Itu terlalu mengada-ada. Sebagai umat beragama itu adalah musibah karena Allah. Tidak usah direkayasa kejadiannya,” kata Longki menanggapi adanya informasi bahwa heli tersebut jatuh karena mengejar kelompok teroris di Poso.

Longki mengatakan lokasi jatuh­nya heli dengan lokasi yang diduga tempat persembunyian Santoso sangat jauh sehingga tidak masuk akal jika heli tersebut jatuh karena mengejar apalagi karena tertembak oleh kelompok teroris.

Menurut gubernur, helikopter yang membawa 13 orang tersebut jatuh karena cuaca ekstrim saat hendak mendarat di bandara Kasiguncu, Kabupaten Poso. “Itu murni kecelakaan,” katanya.
Longki mengatakan bahwa helikopter yang ditumpangi Danrem tersebut terbang dari Napu ke bandara Kasiguncu, Poso, karena selama ini Danrem sebagai penanggung jawab operasi dalam pengejaran kelompok teroris Santoso lebih banyak berkantor di Poso. “Selama ini beliau lebih banyak berdomisili di Poso. Ini karena tugas negara,” katanya.

Menurut Longki, Danrem bersama perwira TNI lainnya yang gugur dalam kecelakaan pesawat tersebut sedang melaksanakan tugas negara dalam rangka menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Gubernur menilai Danrem adalah pemimpin yang bertanggungjawab terhadap tugas yang diembannya. Dirinya terakhir kali bertemu dengan Danrem saat seremonial pisah sambut Kapolda lama Brigen Pol Idham Aziz ke Kapolda yang baru Brigjen Pol Rudy Sufahriadi pada Selasa (15/3) lalu. “Beliau duduk di samping saya. Beliau adalah pemimpin sangat bertanggungjawab,” kata Longki.

Hal senada juga disampaikan Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad) yang membenarkan terjadi kecelakaan pada helikopter TNI AD, sehingga jatuh di Desa Kasiguncu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu petang.

“Saya membenarkan kejadian itu. Bahwa kecelakaan yang menimpa helikopter berpenumpang milik AD benar adanya,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI M Sabrar Fadhilah, di Jakarta, Minggu.

Hingga saat ini, kata dia, pihaknya masih mengumpulkan informasi karena ada kesimpang-siuran informasi. “Kronologi pun masih belum jelas. Oleh sebab itu saya belum bisa berbicara panjang lebar. Nanti mungkin bisa di ‘followup’ ke Puspen TNI,” kata Fadhilah.

Memburu Kelompok Santoso
Helikopter milik TNI AD yang jatuh sekitar pukul 17.55 WIB di Poso, Sulteng, menewaskan sebanyak 13 orang di dalamnya. Kapolda Sulteng Brigjen Rudy Sufahriadi mengatakan heli itu sedang dalam operasi Tinombala.

“Dalam rangka operasi Tinombala, itu operasi gabungan TNI Polri dalam rangka mengejar kelompok teroris pimpinan Santoso,” kata Kapolda Sulteng Brigjen Rudy Sufahriadi Minggu malam.
Operasi Tinombala dimulai sejak Januari 2016 lalu dan seharusnya berakhir 9 Maret 2016. Namun, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan operasi itu diperpanjang selama dua bulan. Operasi ini didukung Operasi Camar Maleo IV.

Para prajurit yang gugur dalam jatuhnya helikopter milik TNI AD di Poso, sudah berhasil diangkut ke rumah sakit. “Korban sudah dievakuasi semuanya, jenazah di RSUD Poso,” ucap Rudy Sufahriadi. Rudy mengatakan semua korban ditemukan meninggal dunia dalam helikopter yang terbakar. “Selanjutnya korban akan dibawa ke Palu,” ujarnya.

Satu Korban Belum Ditemukan
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman menyebut ada satu korban belum ditemukan. “Ada satu korban atas nama Lettu Cpn Wiradi belum ditemukan,” kata Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman dalam jumpa pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jaktim, Minggu malam.

Menurut Tatang, sebanyak 12 korban lainnya sudah berhasil dievakuasi dan diidentifikasi di rumah sakit Bhayangkara, Palu. Sementara untuk satu korban masih dalam pencarian TNI dan Polri.

“Tim sedang laksanakan tugas operasi perbantuan di Poso karena Danrem pimpin tugas operasi di sana,” ujarnya soal misi helikopter sebelum jatuh. Tatang menambahkan, korps militer memastikan juga bakal menyelediki penyebab pasti jatuhnya helikopter buatan Kanada tersebut. “TNI akan terus investigasi untuk meyakinkan jatuhnya heli di Poso,” imbuhnya.

Tatang Sulaiman juga menyatakan, helikopter jenis Bell 412 EP dengan nomor HA 5171 yang jatuh itu masih tergolong baru. “Masih baru. Helikopter itu pengadaan sekitar tahun 2012 dari Kanada,” kata Tatang.

Sebelumnya Kapolda Sulteng Brigjen Rudy Sufahriadi menyebut 13 korban sudah dievakuasi semuanya ke RSUD Poso. “Korban sudah dievakuasi semuanya, jenazah di RSUD Poso,” ucap Rudy sebelum ada jumpa pers TNI. Rudy mengatakan semua korban ditemukan meninggal dunia dalam helikopter yang terbakar. “Selanjutnya korban akan dibawa ke Palu,” ujarnya. (ant/kc/ozc)

Berikut 13 prajurit yang tewas tersebut:

1. Kolonel Inf Saiful Anwar (Danrem 132/Tdl)
2. Kolonel Heri (BAIS)
3. Kolonel Inf Ontang RP (Satgas Intel Imbangan)
4. Letkol Cpm Tedy (Dandenpom)
5. Mayor Inf Faqih (Kaprem)
6. dr Kapt Yanto
7. Prada Kiki (Ajudan Danrem)
8. Kapten Cpn Agung
9. Lettu Cpn Wiradi
10. Letda Cpn Tito
11. Serda Karmin
12. Sertu Bagus
13. Pratu Bangkit

Close Ads X
Close Ads X