Cek Kondisi Sel di Rutan KPK Baru Berlantai Semen, Tahanan Korupsi Tidur Bareng dengan WC

Petugas keamanan menutup pintu ruang tahanan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Minggu (17/2). Gedung baru KPK tersebut memiliki ruang tahanan berkapasitas 32 orang dengan rincian 26 tahanan pria dan 6 tahanan wanita. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww/17.

Rumah tahanan (rutan) KPK belum sepenuhnya dioperasikan. Sampai saat ini, belum ada tahanan KPK yang menempatinya. Lalu seperti apa fasilitas ruang tahanannya?

Pada Minggu (19/2), beberapa rombongan media berkesempatan menyambangi rutan KPK. Total kapasitas rutan yaitu 32 orang dengan rincian 26 tahanan pria dan 6 tahanan wanita.

Ruangan tahanan itu ada yang berukuran 2,5 meter x 2,5 meter, ada pula yang berukuran 2,5 meter x 5 meter. Setiap ruangan terdapat tempat tidur setinggi 0,5 meter. Tempat tidurnya pun istimewa yaitu berupa cor-coran semen dengan rongga di bawahnya. Di ruang tahanan itu pula, ada 1 WC duduk dan 1 keran. Rongga di bawah tempat tidur itu digunakan sebagai lemari bagi para tahanan untuk menyimpan barang-barangnya.

Tak ada ventilasi apa pun kecuali teralis yang terpasang di pintu ruangan. Satu ruangan itu bisa ditempati 3 atau 5 tahanan.

Suasana rutan yang bercat abu-abu itu memang agak pengap karena exhaust belum dioperasikan Rutan KPK dibagi menjadi 2 ruang yaitu tahanan pria dan tahanan wanita. Untuk tahanan pria ada 9 ruang tahanan dan 2 ruang isolasi. Sedangkan untuk tahanan wanita ada 4 ruang tahanan dan 2 ruang isolasi.

“Belum diputuskan (kapan taha­­nan dipindah) karena ada yang harus didiskusikan lagi,” ucap Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di lokasi.

Di dalam rutan pun terdapat 1 ruangan luas tempat para tahanan ber­kumpul. Selain itu, ada pula tempat terbuka dengan tembok setinggi kurang lebih 15 meter bagi tahanan untuk menjemur pakaian atau berkegiatan lainnya.

Penuh Filosofi
Bersamaan dengan itu, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengaku kantor baru KPK di Gedung Merah Putih dipenuhi filosofi. Salah satunya yaitu tentang adanya pohon bodhi di bagian depan gedung.

Tentang keberadaan pohon bodhi itu sebenarnya menurut kontraktor adalah berasal dari permintaan Taufieqqurachman Ruki ketika menjabat sebagai Plt Ketua KPK. Dalam agama Buddha, pohon itu dikenal sebagai tempat suci bagi Siddhartha Gautama saat bermeditasi atau bertapa dan memperoleh pencerahan.

“Gedungnya penuh filosofi. Saya diajak bicara dan ada pohon bodhi di depan. Kalau gitu ke depan saya minta juga harus tanam pohon cemara dan kurma di situ,” kata Saut di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Minggu (19/2).

Cat gedung pun ada 2 jenis yaitu merah dan putih sesuai dengan logo KPK yang terdapat kedua warna itu. Selain itu, di bagian depan gedung ada 5 pilar yang dianalogikan sebagai lima sila Pancasila.

“Lima itu ya Pancasila,” ucap Saut.

Di tempat yang sama, Kabiro Humas KPK Febri Diansyah awalnya menyebut pernah ada pengumpulan koin di gedung KPK lama terkait dengan pembangunan gedung KPK baru itu. Saut pun langsung menimpali untuk membeli tanah di kanan kiri gedung KPK baru.

“Ini kalau saya ada duit, tanah kanan kiri ingin kita beli juga. Bisa dimulai dari koin seperti disampaikan Febri,” ucap Saut.

Ucapan Saut itu langsung disambut salah satu wartawan. Saut pun merespons dengan langsung mengeluarkan dompet. Febri pun melakukan hal yang sama.

Ada Ruangan Melepas Rindu
Setiap hari Senin dan Kamis, kantor KPK biasanya ramai pengunjung. Dua hari itu memang disediakan KPK bagi keluarga untuk menjenguk kerabatnya yang ditahan KPK.

Di kantor baru KPK di Jalan Kuningan Persada, Jakarta Se­latan, rumah tahanan (rutan) KPK tengah dipersiapkan. Ba­ngunannya telah berdiri meski belum sepenuhnya dioperasikan.Kondisi rutan menurut Kabiro Humas KPK Febri Diansyah sudah sesuai dengan aturan dari Direktorat Jenderal Pe­mas­yarakatan (Ditjen Pas) Ke­menterian Hukum dan HAM.

Salah satu ruangan yang disambangi yaitu ruangan untuk para keluarga yang sedang menjenguk tahanan. Ruangan itu di­batasi dengan teralis besi. Para tahanan pun dapat berjumpa dengan keluarga mereka meski dibatasi teralis besi tersebut.

Di bagian atas ruangan itu terdapat empat pintu di mana ruangan pertemuan antara pe­ngacara dengan tahanan dilakukan. Bagian dalam ruangan itu dipisahkan kaca dengan lubang kecil di bagian bawahnya.

“Perbedaan yang paling umum adalah di sini lebih secure dan lebih tertata. Tempatnya lebih aman kemudian terintegrasi juga dengan ruang penyidikannya,” ujar Wakil Ketua KPK Saut Si­tumorang di lokasi.
(dtc)

Close Ads X
Close Ads X