Kota Solok | Jurnal Asia
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Solok mengimbau para orangtua untuk membekali anak-anaknya dengan pendidikan agama dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
“Orangtua diharapkan lebih peduli dengan pendidikan anak-anaknya, jika bukan kita orangtua siapa lagi yang harus mempersiapkan generasi handal dan siap bersaing,” ujar Ketua DPRD Kota Solok Provinsi Sumatra Barat, Yutris Can SE.
Yutris Can mengingatkan kepada orangtua untuk mementingkan pendidikan anak dan jangan sampai kebutuhan lain diutamakan, sementara kebutuhan anak untuk biaya pendidikan dibelakangkan.
Ia juga mengatakan, kepedulian orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya agar mereka tidak kalah bersaing dengan saudaranya datang dari negara-negara Asia Tengggara, seperti Malaysia, Filipina, Laos, Vietnam, Singapura, Thailand dan lain sebagainya, “Bagaimanapun juga, pendidikan harus di nomor satukan, kalau tidak kita akan kalah bersaing dengan negara-negara Asean dan dunia,“ tutur Yutris Can.
Melirik dunia pendidikan sekarang, bisa dikatakan kepedulian masyarakat terhadap pendidikan sangat kurang, ini berdampak kepada banyaknya generasi penerus yang putus sekolah. Jika hal tersebut tidak kita atasi, maka masyarakat akan susah dalam bersaing menghadapi ekonomi asean nantinya, ujarnya.
”Minimal orangtua bisa memberikan pendidikan formal pada anaknya sampai Sekolah Menengah Atas (SMA), agar mereka bisa berkembang dan bisa bersaing di dunia kerja,” ungkap Yutris Can.
Dicontohkan Yutris, jika MEA sudah diberlakukan, maka orang dengan bebas bisa berdatangan ke Kota Solok. Jadi kalau pendidikan generasi penerus hanya tamatan sekolah dasar, maka akan kesulitan untuk bersaing.
Padahal, sebagian Kota Solok merupakan sektor perdagangan dan jasa jangan sampai kita kalah bersaing dengan negara lain. Jika ini terjadi maka masyarakat miskin akan semakin banyak karena tidak mampu bersaing, jelasnya.
Yutris Can juga mengimbau agar orangtua lebih memperkaya anak dengan ilmu agama agar tidak terpengaruh dengan hal yang negatif yang datang dari luar. “Dalam perdagangan bebas akan banyak budaya luar serta hal negatif, apabila tidak dibekali pengetahuan agama yang cukup maka akan terjerumus karena tidak bisa menyaring mana yang harus diterapkan dan dibuang,” imbuh Yutris Can.Bekali Anak dengan Pendidikan Agama. (yose)