Bank Indonesia Diperiksa soal ‘Palu Arit’

Jakarta – Pejabat dari Bank Indonesia (BI) diperiksa polisi sebagai saksi ahli dalam kasus ceramah imam besar FPI Rizieq Shihab soal mata uang berlogo ‘palu arit’. Dalam pemeriksaan tersebut, pihak BI menjelaskan soal fitur-fitur pengaman pada mata uang rupiah baru.

“Ini kan kita hadir di sini untuk memenuhi panggilan dari Polda untuk adanya laporan mengenai dugaan penyebaran informasi yang tidak benar terhadap video itu ya. Jadi kita ditanyakan apakah fitur-fiturnya seperti apa dan mengapa ada di situ,” terang Deputi Direktur Komunikasi BI Andi Wiana kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (17/1).

Andi menegaskan tidak benar bahwa logo hologram BI pada mata uang baru bergambar palu arit. Andi kembali menegaskan bahwa tampilan hologram tersebut merupakan satu unsur pengaman dalam mata uang rupiah agar tidak mudah dipalsukan.

“Justru itu kita jelaskan bahwa hal itu tidak benar (berlogo palu arit). Bahwa itu adalah salah satu unsur pengaman yang kita tanamkan memang di dalam uang itu,” tegas Andi.

Hologram logo BI dengan teknik rectoverso itu sudah diterapkan oleh BI sejak tahun 2000. Teknik tersebut digunakan untuk pengamanan mata uang di beberapa negara lain, tidak hanya di Indonesia.

“Tidak berubah, logo BI tidak pernah berubah. Potongannya berubah-ubah karena tidak selalu sama, karena itu kan kita lakukan untuk (agar) semakin susah untuk ditiru atau dipalsukan. Dan itu salah satu pengaman yang paling susah untuk ditiru,” paparnya.

Pengamanan tersebut tertanam di dalam mata uang kertas rupiah untuk memberikan rasa keamanan terhadap masyarakat dalam bertransaksi.

“Jadi perlu diketahui, itu merupakan salah satu dari pengaman yang kami tanamkan dalam uang rupiah. Jadi itu diperlukan supaya masyarakat tenang, yakin bahwa uang yang dipegang itu asli,” imbuh Andi.

Andi juga mengimbau masyarakat untuk menanyakan langsung ke pihak BI terkait dengan mata uang baru tersebut ke contact center 131. BI sendiri telah mensosialisasikan soal mata uang baru ini di bank-bank umum baik swasta maupun pemerintah.

“Iya sosialisasi ada tentunya. Kita juga semua bisa lihat kok di bank-bank umum itu ada posternya semuanya, bahwa kalau perlu dilakukan sosialisasi kita juga sedang merencanakan juga sosialisasi. Tapi itu namanya tentu hal yang berbeda dengan dinamika yang terjadi ya,” kata Andi. (dtc)

Close Ads X
Close Ads X