166 Penumpang Hilang Sekeluarga Asal Binjai Korban Danau Toba

Keluarga penumpang menangis saat menyaksikan proses pencarian penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatra Utara, Selasa (19/6). Para keluarga penumpang KM Sinar Bangun mulai mendatangi posko di Pelabuhan Tigaras, Danau Toba, untuk mencari informasi tentang anggota keluarga mereka. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi/kye/18.

Parapat | Jurnal Asia

Tim penolong melanjutkan pen­carian para korban yang hilang, pasca tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Selasa (19/6). Dari data terakhir dihimpun Jurnal Asia, versi rilis Komandan Korem 022/Pantai Timur Kepala Seksi Intelijen, Letkol Sutan Lubis menyebutkan 166 penumpang masih hilang di perairan tersebut.

Sementara itu, regu pencari me­nemukan sebuah tas yang dipastikan milik salah seorang penumpang kapal, setelah bertolak dari Pelabuhan Si­ma­nindo di Kabupaten Samosir dengan tujuan Pelabuhan Tigaras di Kabupaten Simalungun, Sumut.

Dalam tas berwarna hitam ter­sebut, ditemukan sebuah kartu tanda pen­duduk (KTP) atas nama Maya Ok­taviyanti warga Jalan Gunung Ben­dahara, Lingkungan I, Kelurahan Pujidadi, Binjai Selatan.

Okaviyanti bersama enam sau­daranya berangkat ke tempat wisata di Samosir. Kepastian Okaviyanti pergi ke Samosir karena pagi hari sebelum berangkat, salah seorang tetangga dititipkan kunci rumah.

“Satu keluarga berangkat tujuh orang. Tidak menitip pesan sebelum berangkat. Mereka hanya menitip kunci rumah,” ujar salah seorang tetangga Okaviyanti, Erwin (50), saat ditemui di Jl Gunung Bendahara, Lingkungan I, Kelurahan Pujidadi, Kota Binjai Selatan.

Erwin mengatakan, identitas satu keluarga yang berangkat di antaranya Burhan (Kepala Keluarga), Fahrianti (ibu), Dika (anak), Maya dan lainnya. Mereka berangkat Senin (18/6) pagi sekitar pukul 04.00 WIB tujuan Samosir.

“Setelah mendapat kabar KM Sinar Bangun tenggelam, saya mencoba menghubungi satu per satu nomor mereka. Namun, tidak satu pun bisa dihubungi. Semua tidak aktif,” jelasnya.

Kondisi ini, sambungnya, membuat para tetangga semakin khawatir. Kekhawatiran semakin nyata karena sampai keesokan harinya para tetangga belum mendapatkan kabar nasib keluarga Burhan tersebut.

Sedangkan versi lainnya, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan data 94 korban hilang tersebut, dikutip pihaknya berdasarkan informasi yang tertera di papan aduan keluarga yang tertera di Posko Disaster Victim Identification (DVI) Sumatera Utara.

“Korban kapal yang dinyatakan hilang atau belum ditemukan hingga saat ini berjumlah sekitar 94 orang, 1 tewas, 18 selamat,” kata Setyo dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/6).

Tim gabungan saat ini masih melakukan upaya pencarian korban hilang menggunakan tiga unit kapal kayu milik Organisasi Perkapalan Simanindo (OPS) dan Kapal Motor Penyebrangan Sumut I hingga saat ini.

Setyo menegaskan belum ada jumlah data korban yang valid hingga saat ini. Hal itu disebabkan KM Sinar Bangun tidak memiliki daftar manifes yang dapat digunakan untuk memastikan jumlah penumpang yang menjadi korban.

Selain itu, kondisi cuaca dan ombak turut menghambat upaya pencarian yang dilakukan oleh tim gabungan.

“Tidak adanya daftar manifes penumpang KM Sinar Bangun menjadi kendala dalam menentukan jumlah penumpang yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut. Diperkirakan, pihak keluarga korban akan terus bertambah dalam menyampaikan laporannya ke Posko DVI Sumatera Utara,” ujarnya. (ial/bs/put)

Close Ads X
Close Ads X