150 Juta Penduduk RI Tinggal di Daerah Rawan Bencana

Sejumlah pendeta agama Bugis kuno pra-Islam (Bissu) bersama pengawal dan keluarga kerajaan se-Nusantara mengikuti puncak upacara adat Tolak Bala Nusantara di Kawasan Benteng Somba Opu, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (19/2). Puncak upacara adat Tolak Bala Nusantara yang diikuti oleh sejumlah keluarga kerajaan se-Nusantara, dan tokoh agama tersebut guna membersihkan diri agar terhindar dari bahaya dan bencana serta untuk melestarikan budaya Bugis Makassar. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/aww/17.

Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulanan Bencana Willem Rampangilei mengatakan, dalam setiap tahunnya negara mengalami kerugian sebesar Rp30 triliun akibat bencana yang terjadi di Indonesia.

Berdasarkan data dari BPNPB, sepanjang 2016 setidaknya telah terjadi 2.384 bencana alam dari seluruh wilayah di tanah air.

“Itu belum masuk untuk bencana besar, seperti di Aceh, Garut dan Bima. Hasil perhitungan tersebut, hanya daerah rawan yang terjadi setiap tahunnya. Diperkirakan negara merugi Rp30 triliun setiap tahun akibat bencana” kata Willem di Palembang, Minggu (19/2).

Sementara itu berdasarkan pemetaan BNPB, ada 150 juta masyarakat Indonesia tinggal di daerah rawan bencana. Dengan rincian, 60 juta warga yang tinggal di daerah rawan banjir, 40 juta di daerah rawan longsor, empat juta di daerah rawan tsunami dan 1,1 juta tinggal di daerah erupsi.

“Indonesia adalah negara sangat rawan bencana, semuanya sudah kita petakan. Bahkan kita punya indeks risiko bencana. Dari dasar itulah kita bisa antisipasi bencana sejak awal” ujarnya.

Menurut Willem, banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia dilatarbelakangi oleh banyaknya pembangunan tanpa diimbangi oleh tata ruang yang baik.

“Karena laju kerusakan lingkungan lebih cepat, dari pada upaya pemulihan kita. Kurang lebih dua sampai tiga kali lebih cepat. Ini yang harus kita garap dulu. Selain itu, penyebabnya das sudah kritis” tambahnya.

Kemudian karena perubahan iklim, kalau dilihat sepanjang tahun, volume hujannya sama tetapi datangnya lebih besar dan lebih singkat. Namun, daya tampungnya sedikit.

“Sehingga daya tampung air tidak mencukupi, inilah salah satu yang menyebabkan banjir” kata Willem.

Belum Aman di 2017
Badan Nasional Penanggulangan Bencana memprediksi masyarakat Indonesia masih belum bebas dari ancaman bencana pada 2017. Hal ini karena mereka tinggal di beragam daerah yang masuk kategori rawan bencana.

“Bencana akan tetap terjadi selama 2017. Besar kecilnya bencana yang ditimbulkan tergantung dari besaran atau magnitude penyebab bencana,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas, BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Ancaman terhadap bencana ini sesungguhnya bisa diminalisir jika program mitigasi bisa berjalan optimal. “Ini salah satu dampak dari kemampuan mitigasi, baik structural dan non structural kita yang masih terbatas,” kata Sutopo.
(ant)

Close Ads X
Close Ads X